Langsung ke konten utama

Menuju usia 29, Apa yang Anda ingin dengar dari saya?

Pada pagi itu, di rumah sakit khusus bersalin di kota Bogor dekat dengan tempat tinggal kami di daerah Cimahpar, saya lihat untuk pertama kali anak perempuan yang manis sekali, pipinya merah, rambutnya lebat, dan suaranya yang melenting namun lembut. Dengan perasaan yang berkecamuk sambil menahan haru, saya pandangi anak perempuan itu dari balik pintu kaca. Sejak saat itu pula, saya merasakan menjadi seorang Ayah. 

Tepat 26 Maret kurang lebih pukul 7 pagi, putri kami lahir dengan selamat tanpa kehilangan satu apapun. Ibu dan anaknya sehat. Nikmar Tuhan mana yang kami dustai, sungguh ini adalah kebahagian dan rasa haru paling hebat yang pernah saya rasakan. Puji syukur kami ucapkan atas nikmat berlipat yang diberikan kepada kami.

Kurang lebih itulah kehidupan saya di usia menuju 29 tahun ini. Tidak ada yang spesial, layaknya kehidupan Bapak-bapak pada umumnya. Mencoba menyelami kehidupan dengan peran yang baru dimana sebelumnya menjadi seorang kepala keluarga, saat ini naik jabatan satu tingkat yaitu menjadi seorang Ayah bagi putri yang luar biasa.

Lantas apa yang saya pelajari di usia saat ini?

1. Mencoba ikhlas menerima kekurangan diri. Yang saya pahami, diri ini memang tidak sempurna. Banyak pekerjaan rumah tangga yang saya tidak atau belum kuasai. Semisal atau seperti halnya memasang/merakit perabotan rumah, membenarkan genteng bocor, masak makanan kesukaan istri. Saya sejujurnya belum terbiasa. Awalnya ringkih sekali dan cepat tersinggung, tapi seiring berjalannya waktu saya menyadari, ternyata semakin kita menyadari kekurangan diri justru semakin tenang hati kita. Dan semakin kita ikhlas untuk belajar dari nol, semakin cepat juga kita menguasai suatu bidang. Serta semakin kita bisa menertawakan kebodohan kita sendiri di masa lalu, semakin banyak pula kebahagiaan yang datang kepada kita saat ini. Sekali lagi itu semua karna keikhlasan kita dalam belajar untuk menerima kekurangan diri.

2. Banyak mendengar, kurangi bicara. Jangan cepat merespon. Satu hal lagi yang saya pelajari di usia ini adalah banyaknya kesalahan yang saya lakukan karna cepatnya saya merespon perkataan atau perbuatan negatif orang lain, dan banyaknya saya bicara pada saat orang lain sebetulnya tidak ingin mendengarkannya. Memang sebuah simalakama. Dimana seiring bertambahnya usia, semakin banyak juga pengalaman yang kita dapat. Ingin sekali menceritakan semua pengalaman yang dirasakan kepada orang lain, namun pada kenyataannya ternyata, tidak semua orang ingin mendengarkan apa yang kita katakan. Oleh sebab itu, penting rasanya untuk menanyakan kepada lawan bicara, apa sebenarnya yang ingin mereka dengar dari kita. Seperti perkataan seorang yang bijak yaitu: Yang terpenting adalah bukan perihal apa yang kita ucapkan, tapi bagaimana cara kita menyampaikannya.

Kira-kira dua hal itu yang saya pelajari di usia saya saat ini. Saya sangat menyayangi putri dan istri saya. Kelak suatu saat ketika putri saya sudah mampu untuk mengakses tulisan ini. Saya berharap putri saya juga menaruh rasa sayang dan hormat kepada saya. Saya pun menyayangi orang tua, keluarga dan sahabat-sahabat saya yang masih ada, maupun yang sudah tiada. Satu hal pelajaran terpenting yang saya pelajari akhir-akhir ini adalah perihal komitmen. Komitmen dalam bisnis, komitmen dalam bekerja, komitmen dalam berpasangan, dan komitmen dalam pertemanan. Indah sekali orang-orang yang dapat menjaga komitmennya secara penuh, Hidupnya akan disertai kebahagiaan dan ketenangan. Begitu yang saya pelajari.


Salam  


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kewirausahaan : Teori Life Path Change

Menurut Shapero dan Sokol (1982) dalam Sundjaja (1990), tidak semua wirausaha lahir dan berkembang mengikuti jalur yang sistematis dan terencana. Banyak orang yang menjadi wirausaha justru tidak memali proses yang direncanakan. Antara lain disebabkan oleh: a.       Negative displacement       Seseorang bisa saja menjadi wirausaha gara-gara dipecat dari tempatnya bekerja, tertekan, terhina atau mengalami kebosanan selam bekerja, dipaksa/terpaksa pindah dari daerah asal. Atau bisa juga karena sudah memasuki usia pensiun atau cerai perkawinan dan sejenisnya.        Banyaknya hambatan yang dialami keturunan Cina untuk memasuki bidang pekerjaan tertentu (misalnya menjadi pegawai negeri) menyisakan pilihan terbatas bagi mereka. Di sisi lain, menjaga kelangsungan hidup diri dan keluarganya, menjadi wirausaha pada kondisi seperti ini adalah pilihan terbaik karena sifatnya yang bebas dan tidak bergantung p...

Kalau saja aku mampu-Fiersa Besari

Puisi karya Fiersa Besari Marry me? via unplash Kalau saja aku mampu, sudah kukejar langkahmu agar kita dapat berjalan berdampingan. Kalau saja aku mampu, sudah kuhiasi hari-harimu dengan penuh senyuman. Kalau saja aku mampu, sudah kutemani dirimu saat dirundung kesedihan. Kalau saja aku mampu, sudah kupastikan bahwa aku pantas untuk kau sandingkan. Kalau saja aku mampu, sudah kubalikkan waktu agar saat itu tak jadi mengenalmu. Kalau saja aku mampu, sudah kuarungi hariku tanpa harus memikirkanmu. Kalau saja aku mampu, sudah kutarik jiwaku yang ingin berada di sebelahmu. Kalau saja aku mampu, sudah kuminta hatiku agar berhenti merasakanmu. Tapi, aku mampu untuk memandangimu dari kejauhan tanpa pernah berhenti mendoakan. Aku juga mampu menjadi rumah untukmu, menunggumu yang tak tahu arah pulang. Sungguh aku mampu merindukanmu tanpa tahu waktu, tanpa sedikitpun alasan. Untukmu, aku mampu. Karena kau pantas dengan semua pengorbanan. " Rasa yang tidak t...

Kewirausahaan : Tujuan Pembentukan Wirausaha

      Teori-teori diatas sudah menjelaskan mengenai bagaimana proses seseorang dapat menjadi wirausaha. Walau teori tersebut masing-masing berdiri sendiri, sebenarnya ke empat teori tersebut saling mengisi. Dengan memadukan ke empat teori tersebut dapat menjadi model tahapan pembentukan yang sifatnya lebih komprehensif. Tahapan tersebut adalah: Deficit equilibrium Seseorang merasa adanya kekurangan dalam dirinya dan berusaha untk mengatasinya. Kekurangan tersebut tidak harus berupa materi saja, namun dapat juga berupa ketidakpuasan terhadap dirinya sendiri (motivasi, standar internal, dan lain-lain). Deficit equilibrium dapat pula terjadi karena berubahnya jalur hidup, seperti jika seseorang mendapat tekanan atau hinaan, misalnya baru keluar dari penjara, serta mendapat dukungan dari orang lain (Shapero & Sokol, 1982). Pengambilan keputusan menjadi wirausaha Perasaan kekurangan mendorong dia untuk mencari pemecahannya , untuk itu dia me...