Langsung ke konten utama

Entrepreneurial Marketing dalam Industri Agro: Menjembatani Inovasi dan Keberlanjutan

Di era pasar yang semakin dinamis dan kompetitif seperti sekarang, strategi pemasaran tradisional saja tidak lagi cukup—terutama di industri agro. Seiring meningkatnya permintaan global terhadap makanan yang berkelanjutan dan bergizi, pertemuan antara kewirausahaan dan pertanian membuka peluang baru untuk inovasi, branding, dan penciptaan nilai berbasis komunitas.


Apa Itu Entrepreneurial Marketing?

Entrepreneurial marketing (pemasaran kewirausahaan) adalah pendekatan pemasaran yang tidak konvensional, adaptif, dan berbasis peluang, biasanya digunakan oleh startup dan bisnis kecil untuk menciptakan nilai di tengah ketidakpastian dan keterbatasan sumber daya.

Pendekatan ini sangat relevan bagi agropreneur—para pelaku usaha di bidang pertanian, produksi pangan, atau pengembangan pedesaan.

Tinjauan Buku: Entrepreneurial Marketing oleh MarkPlus, Inc.

Buku "Entrepreneurial Marketing" karya tim MarkPlus, Inc. (Hermawan Kartajaya dkk) memberikan kerangka yang kuat dan lokal untuk memahami pemasaran berbasis kewirausahaan dalam konteks Indonesia. Buku ini menekankan bahwa entrepreneur sukses bukan hanya mereka yang memiliki produk hebat, tapi juga mampu membangun brand story, menciptakan nilai emosional, dan memahami pasar dengan pendekatan kreatif yang hemat sumber daya.

Dalam buku ini diperkenalkan konsep "Marketing 3.0 + Entrepreneurship": bahwa wirausahawan perlu tidak hanya fokus pada angka penjualan, tetapi juga purpose, people, dan planet. Hal ini sangat selaras dengan misi pelaku agro seperti kami—yang ingin menghadirkan produk pangan yang sehat, lestari, dan berdampak sosial.

Salah satu hal menarik dari buku ini adalah bagaimana pemasaran bisa dilakukan secara grassroots—dengan mengandalkan komunitas, kolaborasi, dan value-based storytelling. Sesuatu yang sangat relevan dengan industri agro dan pangan lokal.

Mengapa Entrepreneurial Marketing Penting dalam Pertanian?

Agrikultur hari ini bukan hanya soal produksi—tetapi soal membangun hubungan dengan konsumen. Entrepreneurial marketing membantu produsen kecil:

  • Bercerita tentang asal-usul produk mereka

  • Menyesuaikan produk dengan tren pasar

  • Melibatkan komunitas secara aktif

  • Menjalin kolaborasi strategis

Contohnya, di Rumah Tempe Indonesia, kami menerapkan pendekatan ini untuk membawa tempe ke pasar ekspor sebagai produk sehat dan etis dari Indonesia. Kami menjual cerita, bukan sekadar barang.

Penutup: Membuka Masa Depan dengan Semangat Wirausaha

Entrepreneurial marketing adalah jembatan antara tradisi dan inovasi. Bagi agropreneur, inilah alat untuk bertahan, tumbuh, dan menciptakan dampak yang lebih besar.

Seperti yang disampaikan dalam buku Entrepreneurial Marketing dari MarkPlus: "Wirausaha sejati adalah mereka yang tidak hanya menjual, tetapi juga memperjuangkan nilai."

Entrepreneurial Marketing in the Agro Industry: Bridging Innovation and Sustainability

In today’s fast-paced and highly competitive market, traditional marketing strategies are no longer enough—especially in the agro industry. As global demand for sustainable and nutritious food rises, the convergence of entrepreneurship and agriculture opens doors to innovation, branding, and value creation rooted in community.

What is Entrepreneurial Marketing?

Entrepreneurial marketing refers to unconventional, adaptive, and opportunity-driven marketing approaches, commonly used by startups and small businesses to create value amidst uncertainty and limited resources.

This mindset is particularly powerful for agropreneurs—those who operate in agriculture, food production, or rural development.

Book Review: Entrepreneurial Marketing by MarkPlus, Inc.

The book "Entrepreneurial Marketing" by MarkPlus, Inc. (led by Hermawan Kartajaya and team) offers a powerful framework grounded in the Indonesian context. It highlights that successful entrepreneurs are not just product creators—they are brand builders, emotional storytellers, and customer-driven innovators.

The book introduces the idea of "Marketing 3.0 + Entrepreneurship": emphasizing that entrepreneurs must go beyond profit and consider purpose, people, and planet. This aligns perfectly with agropreneurs like us—who seek to offer healthy, sustainable, and socially impactful food products.

One of the book’s strongest insights is the importance of grassroots marketing: engaging communities, building collaborative networks, and telling values-driven stories. This resonates deeply with the world of local agro-food businesses.

Why Entrepreneurial Marketing Matters in Agriculture

Agriculture today is not just about production—it’s about building connections with customers. Entrepreneurial marketing helps small-scale producers to:

  • Share the origin story of their products

  • Adapt to market trends

  • Engage communities meaningfully

  • Form strategic partnerships

At Rumah Tempe Indonesia, we use this approach to introduce tempeh to the global market—not just as a product, but as a healthy and ethical food story from Indonesia. We sell the story, not just the product.

Conclusion: Opening the Future with an Entrepreneurial Spirit

Entrepreneurial marketing is the bridge between tradition and innovation. For agropreneurs, it is a tool to survive, thrive, and create meaningful impact.

As written in Entrepreneurial Marketing by MarkPlus:

“True entrepreneurs are not only selling—they are advocating values.” 

Bela Putra Perdana

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kewirausahaan : Teori Life Path Change

Menurut Shapero dan Sokol (1982) dalam Sundjaja (1990), tidak semua wirausaha lahir dan berkembang mengikuti jalur yang sistematis dan terencana. Banyak orang yang menjadi wirausaha justru tidak memali proses yang direncanakan. Antara lain disebabkan oleh: a.       Negative displacement       Seseorang bisa saja menjadi wirausaha gara-gara dipecat dari tempatnya bekerja, tertekan, terhina atau mengalami kebosanan selam bekerja, dipaksa/terpaksa pindah dari daerah asal. Atau bisa juga karena sudah memasuki usia pensiun atau cerai perkawinan dan sejenisnya.        Banyaknya hambatan yang dialami keturunan Cina untuk memasuki bidang pekerjaan tertentu (misalnya menjadi pegawai negeri) menyisakan pilihan terbatas bagi mereka. Di sisi lain, menjaga kelangsungan hidup diri dan keluarganya, menjadi wirausaha pada kondisi seperti ini adalah pilihan terbaik karena sifatnya yang bebas dan tidak bergantung p...

Kalau saja aku mampu-Fiersa Besari

Puisi karya Fiersa Besari Marry me? via unplash Kalau saja aku mampu, sudah kukejar langkahmu agar kita dapat berjalan berdampingan. Kalau saja aku mampu, sudah kuhiasi hari-harimu dengan penuh senyuman. Kalau saja aku mampu, sudah kutemani dirimu saat dirundung kesedihan. Kalau saja aku mampu, sudah kupastikan bahwa aku pantas untuk kau sandingkan. Kalau saja aku mampu, sudah kubalikkan waktu agar saat itu tak jadi mengenalmu. Kalau saja aku mampu, sudah kuarungi hariku tanpa harus memikirkanmu. Kalau saja aku mampu, sudah kutarik jiwaku yang ingin berada di sebelahmu. Kalau saja aku mampu, sudah kuminta hatiku agar berhenti merasakanmu. Tapi, aku mampu untuk memandangimu dari kejauhan tanpa pernah berhenti mendoakan. Aku juga mampu menjadi rumah untukmu, menunggumu yang tak tahu arah pulang. Sungguh aku mampu merindukanmu tanpa tahu waktu, tanpa sedikitpun alasan. Untukmu, aku mampu. Karena kau pantas dengan semua pengorbanan. " Rasa yang tidak t...

Kewirausahaan : Tujuan Pembentukan Wirausaha

      Teori-teori diatas sudah menjelaskan mengenai bagaimana proses seseorang dapat menjadi wirausaha. Walau teori tersebut masing-masing berdiri sendiri, sebenarnya ke empat teori tersebut saling mengisi. Dengan memadukan ke empat teori tersebut dapat menjadi model tahapan pembentukan yang sifatnya lebih komprehensif. Tahapan tersebut adalah: Deficit equilibrium Seseorang merasa adanya kekurangan dalam dirinya dan berusaha untk mengatasinya. Kekurangan tersebut tidak harus berupa materi saja, namun dapat juga berupa ketidakpuasan terhadap dirinya sendiri (motivasi, standar internal, dan lain-lain). Deficit equilibrium dapat pula terjadi karena berubahnya jalur hidup, seperti jika seseorang mendapat tekanan atau hinaan, misalnya baru keluar dari penjara, serta mendapat dukungan dari orang lain (Shapero & Sokol, 1982). Pengambilan keputusan menjadi wirausaha Perasaan kekurangan mendorong dia untuk mencari pemecahannya , untuk itu dia me...