Salah seorang biksu sahabat saya, Ajahn Sumedho , pernah menceritakan kepada saya bahwa suatu pagi ketika ia melihat ke luar jendela, di jalan kota Inggris yang kelabu dan dirundung hujan rintik-rintik, Ia melihat seorang gelandangan yang duduk meringkuk di depan pintu sebuah rumah. Para gelandangan pada zaman itu biasanya menjaga kehangatan tubuh dengan menenggak minuman keras murahan, yang kadang semacam minuman oplosan bermutu sangat rendah, yang bisa membahayakan kesehatan dan membunuh mereka. Saya sangat ingat gelandangan ini sejak saya muda, dan bau mereka begitu busuk karena jarang mandi dan bau alkohol mereka begitu buruknya hingga menempel pada kita. Nah, Ajahn Sumedho melihat gelandangan ini meringkuk di depan pintu, berupaya menghindari hujan dan dingin. Kemudian dari arah lain datang seorang pria parlente Inggris, berpakaian seperti pengusaha, memakai topi, jas yang bagus dan rapih, serta memegang payung. Persis seperti stereotip pria Inggris zaman dahulu ketika hendak ...
Sebagai tempat menyalurkan apa yang dibaca, dilihat, dan dialami. Kemudian diproses menjadi sebuah tulisan agar ilmunya tidak hanya untuk diri sendiri tapi juga orang lain.