On October 28th, I flew to the Netherlands together with the team from APJI (Asosiasi Pengusaha Jasa Boga Indonesia) . It wasn’t just a regular trip, this one felt special. I was excited, curious, and honestly a bit nervous thinking about the opportunities ahead. Arriving in Amsterdam & Staying in Utrecht After landing in Amsterdam, the cold autumn air immediately hit me, a whole different vibe from Indonesia! From there, we continued straight to Utrecht , where we stayed until November 5th . Utrecht is calm, walkable, and beautiful. Every corner felt like a postcard. Visiting the Indonesian Embassy (KBRI Amsterdam) One of our first activities was visiting the Indonesian Embassy in Amsterdam . The team there welcomed us so warmly. We talked about business opportunities, Indonesian food products, and how we could tap into the European market. I shared a simple dream: One day, our products can be on shelves across Europe. And honestly, hearing their support made it feel po...
Di kelas kewirausahaan yang saya ampu, saya pernah menanyakan ini ke mahasiswa: Apakah entrepreneur itu dipelajari, atau murni keahlian bawaan sejak lahir? Pertanyaan ini muncul kembali saat saya mengikuti materi di Diplomat Sukses Season 16 . Dan terus terang, saya mendapat perspektif baru. Selama ini kita sering melihat entrepreneur sukses seolah “natural born talent”. Seakan-akan mereka punya kepekaan, nyali, intuisi, dan sense bisnis yang tidak bisa direplikasi. Namun ternyata, kompetensi wirausaha bukan hal yang abstrak. Ia bisa diidentifikasi, dinilai, dan dibedah kekuatan serta kekurangannya. Ada indikator perilaku yang memengaruhi kualitas entrepreneur dalam: Mengambil keputusan Membaca peluang pasar Mengelola risiko Membangun dan menjaga kolaborasi Dengan adanya pendekatan berbasis kompetensi ini, kita dapat melihat seberapa siap seorang entrepreneur untuk menjaga bisnis tetap hidup bahkan untuk scale up. Di sinilah saya semakin sadar bahwa kemampuan ent...