Langsung ke konten utama

Postingan

Part 6; Bertahan: Berselancar ke Tepian

 Ini adalah ombak terakhir hari ini yang mengantarkan Formosa ke tepian pantai. Dinikmatinya proses papan surfing kesayangan mengantarnya kembali menyentuh bibir pantai. Sigap dia berdiri, cukup untuk berselancar hari ini. Dikemasnya peralatannya berselancarnya untuk segera bersiap menjelang rapat sore ini. Satu jam kemudian, di penghujung senja pada akhir Mei 2021, dia kumpulkan segenap jajaran manajerial Hotel Home. Rapat kali ini sengaja dilaksanakan sore hari sambil menikmati 23 lukisan senja di cakrawala Bali. Ruang lobi yang biasanya lengang, kali ini sedikit hiruk pikuk dengan hadirnya tujuh jajaran manajerial dan Formosa. Tamu pada hari ini hanya satu orang dan dia sedang berwisata ke Lombok. Oleh karenanya, kesibukan sore hari ini tidak akan menganggu siapapun di hotel ini. Ketika Formosa memasuki ruang lobi, Hadi, sang senior yang progresif, tampak sedang menikmati kopi sorenya dengan ditemani Agung, sang Assistant Human Resource Management. Ketika Formosa tiba, Ha
Postingan terbaru

Part 5; Pasar: Hempasan Persaingan

 Mei 2021, Hotel Home masih tetap dibuka. Strategi penurunan harga yang diterapkan Formosa sedikit membuahkan hasil. Kamar yang semula dijual dengan harga Rp800.000 hingga Rp3.000.000, kini ditawarkan dengan harga Rp150.000 hingga Rp800.000. Beberapa rombongan kecil turis nusantara masuk menjadi tamu. “Lumayan, bisa untuk bertahan. Apapun akan kulakukan,” sedemikian gumam Formosa. Semalam, Formosa menerima informasi via surel yang dikirim oleh Edward, salah satu rekanan travel agent pelanggannya di Eropa. Melalui pesan itu, Edward menyampaikan bahwa belum ada pesanan masuk dari wisatawan mancanegara untuk memasuki Bali dan memesan kamar di Hotel Home. “It’s a terrible year. Please keep striving and looking forward to having a better year at 2022,” sedemikian terkutip dari pesan tersebut. Kejeblokan prospek pariwisata mancanegara menjadikan tahun 2021 ini sebagai tahun yang maha berat bagi Hotel Home. 20 Namun, bila bisa bertahan maka pada tahun 2022 diprediksi akan ada prosp

Part 4; Sumber Daya Manusia: Terseret Arus Maut

April 2021, pagi ini Formosa bertugas sebagai penerima tamu di meja resepsionis. Berkebaya Bali dengan bawahan kain tenun endek yang cantik, Formosa bersiap menerima tamu. Siapa tamunya? Bisa jadi tidak ada. Namun, profesionalisme dan kehangatan kerja dengan tim manajerial yang tersisa yang membuatnya tetap kokoh berdiri. Bibirnya tersenyum, namun tidak sedemikian dengan mata dan hatinya. Dipegangnya kertas yang memuat struktur organisasi di Hotel Home yang makin banyak tercoret seiring tidak diperpanjangnya kontrak kerja karyawan. Tercatat pada Maret 2020, Hotel Home memiliki karyawan sejumlah 72 orang. Namun, pada Maret 2021, jumlah karyawan tersisa hanyalah 13 orang. Mereka adalah Formosa, 7 jajaran manajer, dan 5 orang karyawan di engineering dan housekeeping yang terbagi dalam 2 tim dan hadir di masing-masing 3 hari dalam 1 minggu. Setelah penutupan sementara hotel pada April 2020, Formosa mengadakan town-hall meeting berstandar protokol kesehatan dengan semua karyawann

Part 3; Covid-19: Hantaman Tsunami

 Di akhir tahun 2019 dan awal tahun 2020, dunia dibuat terhenyak dengan munculnya virus misterius yang berasal dari Kota Wuhan, Cina. Virus yang memicu penyakit pernafasan ini pada awalnya disebut dengan virus Corona atau 2019-nCov atau Novel Coronavirus. Corona adalah nama keluarga besar virus jenis ini. Corona diambil dari penampakan mikro virus yang berbentuk seperti gerhana matahari dan mahkota raja. Novel disematkan karena bermakna 9 paling baru, sementara angka 2019 mengacu pada tahun temuannya. Pada 12 Februari 2020, World Health Organization (WHO) mengumumkan nama resmi penyakit yang menyerang paru-paru ini yaitu Covid-19. Covid-19 merupakan singkatan dari kata Corona, virus, dan disease. Sementara angka 19 merujuk pada tahun ditemukannya virus ini yaitu 2019. Komite Taksonomi Virus Internasional menetapkan nama baru virus Corona baru di Wuhan sebagai SARS-Cov-2 (Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2). Apabila pada bulan Januari 2020, Covid-19 masih dirasa b

Part 2. Pariwisata Bali: Kokoh dalam Kerapuhan

 Bali adalah surga pariwisata di Indonesia. Kekayaan geografis baik gunung, bentang alam, pantai, dan lautnya menjadi kekuatan semesta yang natural disajikan alam. Keragaman flora dan fauna tropis menyajikan realisme imajinasi atas keindahan hayati. Belum lagi didukung oleh manusia yang kreatif dalam tradisi khas yang unik dan lestari secara turun-menurun. Masyarakat yang terbuka dan bekercerdasan budaya juga turut merespon aktif potensi pariwisata yang dimiliki. Semuanya saling menguatkan dan menjadi keunggulan internal Bali sebagai tujuan pariwisata yang tersohor di dunia. 5 Menilik sejarah, keelokan pulau dewata ini telah mulai dikenal sejak tahun 1597 di manca negara. Pelaut Belanda, Cornelius Houtman, mengawali interaksi penduduk lokal dengan pihak Eropa. Meskipun kemudian Belanda dalam masa penjajahannya kemudian mengeksploitasi dan memecah belah kerajaan yang bertahta, namun kemolekan Bali telah tersingkap. Kemenangan pada Perang Puputan (perang sampai mati) Badung pad

Part 1 Study Case: Mengendarai Ombak di Tsunami Perubahan Pandemi Covid-19: Mampukah Perhotelan di Pulau Dewata tetap Berselancar? Tur Nastiti & Ni Luh Putu Dian Puspa Dewi - Bela Putra Perdana

 Awal Februari 2020, pagi hari pada awal musim semi di Taiwan. “You can’t stop the waves, but you can learn to surf,” tulisan yang terpajang di seberang tempat duduk ini menahan sebentar pandangan mata Formosa. Formosa tersenyum menginternalisasikan makna tulisan tersebut. Sebagai seorang pemimpin di hotel bintang 4 di Pulau Dewata Bali, dia memahami dalam-dalam makna tulisan tersebut sambil membayangkan berselancar mengendarai ombak di bentangan laut sisi hotelnya di Seminyak Bali. Berselancar adalah hobinya. Kulit legam terpapar matahari tropis yang terserap air laut bukanlah sebuah penghalang baginya. Gulungan ombak yang tinggi adalah yang dia cari. Bukan untuk dicegah agar tidak menghantam karang, tapi untuk dikendarai dengan waspada dan bahagia. Digantinya posisi duduk dengan melipat kaki sambil matanya menunduk mengamati legam kulit kakinya, “Ya, inilah cantik khas anak pulau dewata, cantik natural,” kembali senyum tersungging di bibirnya. “Taipe 101 station,” pengumuma

"Nak.. Rawatlah Cinta Sampai Ke Surga!"

Tantangan terbesar setelah menikah adalah bagaimana merawat cinta sepanjang masa. Mencintai orang yang sama seumur hidup itu tidak mudah jika hanya berlandaskan cinta kepada makhluk. Ingatlah kata hadits nabi yg sangat populer ini: "Wanita dinikahi karna 4 hal: Karna hartanya, karena kedudukannya, karena parasnya, dan karena agamanya. Maka hendaklah kamu pilih wanita yang bagus agamanya (keislamannya). Kalau tidak demikian niscaya kamu akan merugi." (HR. Bukhari No. 5090, Muslim No. 1466). Jika cinta karena harta, maka dia akan lenyap ketika sengsara. Jika cinta hanya karena tahta maka Ia akan musnah saat tidak bermahkota. Jika cinta hanya karena paras, maka Ia akan hilang ketika menua. Pesan Nabi SAW agar memilih karena agama adalah agar kita bisa merawat cinta hingga ke surga. Jika bukan karena Allah, mungkin sudah banyak pasangan yang tidak mampu bertahan. Dan karena keimananlah, semua tantangan bisa dihadapi. Merawat cinta perlu ilmu. Bagaimana bisa sabar menerima kekuran