Langsung ke konten utama

Berita Kanker

Ada seorang pengusaha pergi menjalani pemeriksaan kesehatan. Beberapa hari kemudian, ia mendapat telpon dari doketernya di rumah. Hal pertama yang dokternya bilang adalah,"Apa istri Anda ada dirumah?". Dari nada suaranya , pengusaha ini tahu ada sesuatu yang sangat genting, "Apa ada masalah?" tanyanya.

Dokter itu mengatakan, "Saya menyesal harus menyampaikan ini, tapi hasil pemeriksaan Anda dari lab patologi sudah keluar. Anda mengidap kanker ganas. Sungguh langka, tapi kasusnya sudah begitu parah. Saya beritahu Anda langsung saja: tak ada lagi yang bisa kami perbuat".

Ia berkata,"Berapa lama lagi?"

Dokter itu menjawab, "Kami tak bisa mengatakan dengan pasti dalam kasus seperti ini. Bisa saja dua bulan, bisa saja tiga bulan. Tapi tak akan sampai enam bulan. Mulailah bereskan urusan Anda".

Berita ini seperti petir di siang bolong bagi pengusaha ini, Ia merasa benar-benar bugar, tidak ada tanda-tanda sama sekali kanker akan terjadi, dan biasanya memang selalu begitu. Jadi ia membicarakan hal ini kepada istri dan anak-anaknya. Kemudian ia segera menerima bahwa ia akan segera mati. Selama ini ia selalu menjanjikan keluarganya sebuah perjalanan wisata ke Eropa, tetapi ia tak pernah punya waktu. Kini, ketika ia hanya memiliki sisa waktu beberapa bulan saja, ia memutuskan bahwa ia akan melakukan perjalanan ke Eropa itu bersama istri dan anak-anaknya.

Ia menjual usahanya dalam waktu beberapa hari. Ia mengatakan bahwa itu bukan harga terbaik yang bisa didapat untuk usaha sebesar itu, tapi harganya cukup bagus sebab ia menjualnya secara cepat. Lalu ia membeli tiket kelas satu untuk perjalanan terakhir bersama istri dan anak-anaknya. Ketika ia mendapatkan tiket itu, ia mendapat telepon lagi dari dokternya.

Suara dokter itu sangat cemas dan ini cerita betulan. Ia berkata, "Saya tak tahu bagaimana cara menyampaikan kabar ini..., tapi ada kesalahan. Ada dua orang punya nama lengkap yang sama. Anda ternyata sehat sempurna".

Jika hal ini terjadi di Amerika Serikat, pria ini tentu akan menuntut dokter itu, tapi pria ini mengatakan bahwa dokter itu adalah salah satu guru terbesarnya. Ia begitu bersyukur akan seluruh pengalaman itu. Ia tetap mengadakan perjalanan ke Eropa bersama keluarganya. Ia sangat menikmati perjalanan itu, sebab keluarganya begitu penting bagi dirinya. Ia tak pernah menyadari betapa berharganya hal ini sampai peristiwa ini terjadi.

Ia memiliki cukup uang untuk memulai bisnis lainnya. Ia mendirikan kafe kecil bernama Truck Stop, tempat banyak orang yang berpergian lewat jalan lintas akan berhenti unutk mengisi bensin dan makan.

Ia adalah orang besar. Ia mengatakan bahwa pengalaman itu mengubah seluruh hidupnya. Ia menyadari bahwa kematian bisa terjadi setiap saat. Karena itulah ia menghargai setiap hari dalam hidupnya, dan yang paling penting, seperti menjadi kaya, tidak lagi begitu penting baginya. Keluarganya, kehidupan spiritualnya, itulah yang menjadi jauh lebih penting.

Apa yang kematian bisa lakukan buat kita adalah mengingatkan kita akan pentingnya hidup. Apakah makna hidup itu adalah menjadi orang paling kaya di perkuburan? Untuk mendapat batu nisan paling mewah? Atau menjalani hidup ini sedemikian rupa sehingga ketika saatnya tiba untuk pergi, kita menyadari bahwa kita sudah menggunakan hidup ini dengan bijak?

Kita telah menikmati hidup kita, telah melakukan aksi amal, telah melayani masyarakat sehingga dunia menjadi tempat yang lebih baik, bukan tempat yang lebih buruk. Kita telah membuat karma baik, kita telah belajar mengenai kehidupan, sehingga kita tak menyia-nyiakan waktu kita.

Ketika Anda mati dan melihat kembali kehidupan Anda, dan bisa mengatakan. "Ya, saya telah menjalani kehidupan yang baik: saya merawat keluarga saya, melayani masyarakat, melakukan aksi amal, menjaga disiplin  moral; saya telah melayani", maka Anda akan meninggalkan dunia ini dengan batin yang sangat damai.

Lalu teman-teman dan sanak saudara Anda akan mengatakan "Betapa luar biasanya pertunjukkan orang itu. Betapa beruntungnya saya pernah mengenal orang itu". Beginilah cara Anda berdamai dengan kematian dan kehidupan.

-Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya (3), Ajahn Brahm-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sebaik-baik Teman Duduk adalah buku

Buku adalah teman duduk yang tidak akan memujimu dengan berlebihan, sahabat yang tidak akan menipumu, dan teman yang tidak membuatmu bosan. Dia adalah teman yang sangat toleran, yang tidak akan mengusirmu. Dia adalah tetangga yang tidak akan menyakitimu. Dia adalah teman yang tidak akan memaksamu mengeluarkan apa yang kamu miliki. Dia tidak akan memperlakukanmu dengan tipu daya, tidak akan menipumu dengan kemunafikan, dan tidak akan membuat kebohongan. Buku adalah sesuatu yang jika kamu pandang maka akan menajamkan kemampuan intelektual, membuat lidah tidak kelu, dan membuat ujung jemari semakin indah. Dia akan memperkaya ungkapan-ungkapanmu, akan menenangkan jiwa, dan mengisi dada. Buku akan memberikan penghormatan orang-orang awam dan persahabatan dengan raja-raja, kepadamu. Dengannnya kamu akan mengetahui sesuatu hanya dalam sebulan. Satu hal yang tidak bisa kamu dapatkan dari mulut orang dalam satu masa. Dengannya kamu juga bisa menghindarkan hutang dan kesusahan mencari rezeki. ...

Tempe Across the Miles: A Cultural Journey to Share Indonesia’s Heritage with the World

On Tuesday, April 29, I set out on a meaningful road trip from Bogor with two trusted colleagues, Pak Deddi and Dadan. What seemed like a business trip at first, quickly turned into something far deeper—a cultural and entrepreneurial journey fueled by passion for tempeh , a humble Indonesian food with global potential. Our first stop was SMKN 63 Jakarta, where we met with the vice principal and leadership team. We discussed an exciting plan to collaborate between Rumah Tempe Indonesia—an innovation center I proudly lead—and the school. We envision a tempeh production training center inside SMKN 63, giving students hands-on experience in food innovation, entrepreneurship, and cultural preservation. Rumah Tempe Indonesia has always believed that partnerships—whether with schools, universities, private or public sectors—are key to reviving and modernizing this traditional food. From Jakarta, we hit the road again, heading toward Semarang to meet the owner of a tofu factory with whom we...

Jangan Bersedih

Jangan bersedih. Sebab rasa sedih akan selalu mengganggumu dengan kenangan masa lalu. Kesedihan akan membuatmu khawatir dengan segala kemungkinan dimasa mendatang. Serta akan menyia-nyiakan kesempatanmu pada hari ini. Jangan bersedih. Karena rasa sedih hanya akan membuat hati menjadi kecut, wajah berubah muram, semangat makin padam, dan harapan kian menghilang. Jangan bersedih. Sebab kesedihan hanya akan membuat musuh gembira, kawan bersedih, dan menyenangkan para pendengki. Kerap pula membuat hakikat-hakikat yang ada berubah. Jangan bersedih. Karena rasa sedih sama dengan menentang qadha' dan menyesali sesuatu yang pasti. Kesedihan membuat kita jauh dari sikap lembut, juga benci terhadap nikmat. Jangan bersedih. Sebab rasa sedih tidak akan pernah mengembalikan sesuatu yang hilang dan semua yang telah pergi. Tidak pula akan membangkitkan orang yang telah mati. Tidak mampu menolak takdir, serta tidak mendatangkan manfaat. Jangan bersedih. Karena rasa sedih itu datangnya da...