Di kelas kewirausahaan yang saya ampu, saya pernah menanyakan ini ke mahasiswa: Apakah entrepreneur itu dipelajari, atau murni keahlian bawaan sejak lahir? Pertanyaan ini muncul kembali saat saya mengikuti materi di Diplomat Sukses Season 16 . Dan terus terang, saya mendapat perspektif baru. Selama ini kita sering melihat entrepreneur sukses seolah “natural born talent”. Seakan-akan mereka punya kepekaan, nyali, intuisi, dan sense bisnis yang tidak bisa direplikasi. Namun ternyata, kompetensi wirausaha bukan hal yang abstrak. Ia bisa diidentifikasi, dinilai, dan dibedah kekuatan serta kekurangannya. Ada indikator perilaku yang memengaruhi kualitas entrepreneur dalam: Mengambil keputusan Membaca peluang pasar Mengelola risiko Membangun dan menjaga kolaborasi Dengan adanya pendekatan berbasis kompetensi ini, kita dapat melihat seberapa siap seorang entrepreneur untuk menjaga bisnis tetap hidup bahkan untuk scale up. Di sinilah saya semakin sadar bahwa kemampuan ent...
Di tengah kawasan Cibubur yang asri dan tidak jauh dari hiruk-pikuk Jakarta, sebuah revolusi pertanian sedang berlangsung secara senyap namun berdampak besar. Di persimpangan antara teknologi, keberlanjutan, dan ketahanan pangan, berdirilah Agriyaponik —sebuah inisiatif agroindustri inovatif yang mendefinisikan ulang cara kita menanam, mengonsumsi, dan memandang pangan di Indonesia. Apa Itu Agriyaponik? Agriyaponik adalah usaha agroindustri modern yang menggabungkan dua sistem pertanian tanpa tanah: akuaponik dan hidroponik . Sistem ini memadukan budidaya tanaman dan ikan dalam satu ekosistem tertutup yang saling menguntungkan. Metode ini secara signifikan menghemat penggunaan air, tidak memerlukan lahan luas, serta menghilangkan kebutuhan akan pupuk kimia atau pestisida. Berlokasi di Cibubur , Agriyaponik bukan sekadar kebun. Ia adalah laboratorium hidup untuk pertanian berkelanjutan, pusat pelatihan bagi petani urban masa depan, dan model sistem pangan masa depan di wilayah padat ...