Langsung ke konten utama

Q&A Kenapa Aku tidak bahagia?

Hi Bels


Apa kabar? Semoga kamu selalu diberikan kesehatan dan nama baik. Aamiin.
Di Minggu malam ini seperti biasa kita akan membahas satu hal positif lagi yang semoga bermanfaat di kehidupan kita. Malam ini kita akan membahas suatu pertanyaan yang hampir semua orang tanyakan kepada dirinya sendiri terkait kebahagiaannya. Judul Q&A malam ini adalah "kenapa Aku tidak bahagia?". Diskusi kali ini seperti biasa saya ambil dari diskusi grup whatsapp. Sebelumnya saya mohon ijin kepada tim love your self Indonesia untuk merangkum semua hasil diskusi tersebut, dan membantu menyebarkan energi kebaikan yang timbul melalui blog ini. Apa yang kalian lakukan sungguh luar biasa.

Dengan membaca Basmallah mari kita saksikan diskusi yang sudah saya rangkum di bawah ini, semoga ada sedikit manfaat yang bisa kita ambil, ya.

***

*Biodata Bomber*

*Nama Lengkap πŸ§•πŸ»:* Sekar Hanafi

*Panggilan πŸ§•πŸ» :* Kar/Sepi

*Ttl 🏑 : * Palembang, 2 Februari

*Pekerjaan πŸ‘¨πŸ»‍πŸ’»:* co-terapis Prof. Kwartarini Wahyu Yuniarti di Griya Terapi Omah Kodok, Yogyakarta

*Tempat tinggal/domisili :* Yogyakarta

*Instagram/line/facebookπŸ“² :* fb: Sekar Hanafi

*Hal yang harus orang tahu tentang love your self :*

Once you get through, going through, accept and forgive all of the uncontrollable.


Kenapa Aku tidak bahagia via whatsapp

*Momod;
Temen-temen kita sapa dulu yaa Narasumber kita pada hari ini.
Piye Kabare Ka Sepi ?😊 @⁨Sekar Hanafi⁩

*Bomber;
Salam, semoga kedamaian dan keberkahan selalu bersama kita semua.

Nama saya Sekar Hanafi, biasa dipanggil Kar atau Sepi

Sehari-hari belajar dan meneliti di Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada sembari menjadi co-terapis di Griya Terapi Omah Kodok, Yogyakarta.

πŸ™πŸ™πŸ™πŸ™

Alhamdulillah baik, Aldi

*Other;
*Other; Salam kenal kak sepi 😊

*Momod;
Temen-temen yang lainnya boleh yuk kita sapa Ka Sepi sambil memperkenalkan diri karena ada istilah "Tak Kenal maka Tak Sayang" 😊

Ouhh iyaa temen-temen supaya lebih akrab mungkin boleh perwakilan dari temen-temen, untuk memperkenalkan diri, menyebutkan nama, kota domisili, latar belakang (profesi, keseharian dsb), dan harapan mengikuti sesi ini

Ada yang mau temen-temen, bagi yang mau Boleh acungkan tangannya yaa (🀚)

*Other; ✋🏻
Assalamualaikum ..
Saya Ais
Dari Klaten
Mahasiswi Staim Klaten
Harapannya ikut sesi ini adalah untuk semakin memahami apa sih arti bahagia .
Dan bagaimana aku bisa bahagia..🌱

Seperti itu kak kurang lebih nya

*Other; 
Perkenalkan kak, Saya Nasya. Tinggal di Depok. Aktifitas sekarang lagi nyusun skripsi. Kebetulan kuliah jurusan Psikologi juga sama kayak kak Sekar. Dan menjadi CEO di komunitas konselor muda Indonesia, boleh bgt follow @konselormuda.id hehe, insyaAllah suka ngadain konseling gratis😊

Harapannya, tentu pengen bgt lebih tau ttg makna bahagia lebih luas, dan lewat banyak sudut pandang.

*Momod; 
Sippp @⁨aisyahrahmah3007⁩ dan @⁨Nasya Mutia Rahman⁩ ayok temen-temen yang lain, masih ada kesempatan untuk 3 orang lagi yaa untuk memperkenalkan diri

*Other; πŸ–
Assalamu'alaikum...
Perkenalkan saya Amalia...
Mahasiswi di Jogja aslu Solo, jurusan KG,
Harapan ikut sesi ini adalah untuk lebih menemukan arti bahagia yang sebenarnya dan tahu makna bahagia dan cari tahu alasan kenapa org msh blm bisa bahagia dan solusi utk jadi bahagi :)

*Other; 
Perknalkan kak, saya Nafiah, domisili di Boyolali. Sekarang masih semester 6 Mahasiswa di IAIN Salatiga. Ambil jurusan PGMI/PGSD.

Harapannya ikut seminar ini untuk lebih tahu apa makna/definisi dari bahagia lebih dalam lagi.

*Other; 
Halo semua perkenalkan saya hafidoh. Mahasiswi jurusan FIB/sastra inggris UAI
harapan ikut diskusi ini smga bs memetik bnyk pelajaran

*Momod;
Oke sudah 6 orang nihh yang memperkenalkan dan menyampaikan harapannya. Sippp kalau gitu kita akan masuk ke pertanyaan pertama @⁨Sekar Hanafi⁩

Tapi temen-temen sebelum kita masuk ke pertanyaan pertama akan ada penyampaian materi dulu dari ka @⁨Sekar Hanafi⁩

Nahh sebelum untuk temen-temen semua bisa kita simak dulu yaa paparan materi dari ka Sepi, jadi untuk perkenalan masing-masing temen-temen kita lanjut nanti yaa setelah ka Sepi memberikan materi

*Other; Oke kak

*Bomber;
Terimakasih semuanya, antusias sekali. Jadi makin semangat Bismillahirahmanirahim....

Dalam sharing kali ini fungsi saya sebagai fasilitator bukan narasumber. Harapannya setiap peserta mampu berproses untuk menjawab pertanyaannya masing. Kenapa begini? Saya menghargai konsep individual differences.

Saya juga mohon ijin  akan menggunakan campuran bahasa Inggris karena keterbatasan kemampuan translasi saya.

Apa bahagia itu?

Bahagia => keadaan atau perasaan senang dan tenteram ( *bebas* dari segala yang menyusahkan) (KBBI)

Menurut Cambridge Dictionary
Happiness => the feeling of being pleased or happy
Happy => feeling, showing, or, causing pleasure or satisfaction

Selanjutnya kita akan menggunakan kata bahagia dan happy secara bergantian.

*Momod;
Temen-temen demi kelancaran diskusi dimohon tidak merespon dulu yaa, karena ka Sepi akan memaparkan materi, terimakasih

*Bomber;
Saya lanjutkan ☺

Bisa dikatakan hampir semua dari kita ingin (sederhananya) bahagia dan sehat?

Tapi coba lihat sekeliling kita berapa banyak orang yang benar-benar bahagia, lalu lihat kedalam diri, apakah aku sudah bahagia?

Bagaimana cara mengetahui, “Bahagiakah aku?”

Ada 2 cara untuk tau secara Objektif dan Subjektif

1.Secara objektif  yang paling dekat dengan kita lah yang memberitahu?
Siapa? Tubuh kita

Dia selalu akan menyampaikan pesan tentang kondisi empunya.

Coba lebih perhatikan tubuh kita bagaimana perubahan detak jantung, apa yang dirasakan di tangan, pola tidur, kondisi bangun pagi. Jika ada yang tidak beres tubuhpun akan bereaksi

Tubuh itu seperti anak kecil *jujur, polos dan tidak manipulatif*

Misalnya: Ketika kita jengkel dengan teman sekerja, barangkali teman-teman bisa mengatakan tidak jengkel atau memaksakan senyum tersungging di bibir, tapi detak yang ireguler  pada jantung (palpitasi), sekresi keringat, perubahan suhu tidak bisa dimanipulasi.

Atau tangan yang dingin, bolak-balik ke kamar mandi sebelum bicara di depan umum

Mekanisme tersebut merupakan cara tubuh mengingatkan ada sesuatu   (yang bisa saja) bersumber dari *ketidakbahagiaan*
Lalu muncul pertanyaan
Apakah tidak bahagia mengakibatkan respon fisik tak nyaman, atau ketidaknyamanan fisik yang mengakibatkan tidak bahagia?

Jika sedikit saya modifikasi dalam pandangan  yang lebih positif, kondisi bahagia kah yang membuat kondisi kita baik atau sebaliknya kondisi baik yang membuat bahagia?

Pola hubungannya dua arah, dan sangat beragam pada setiap individu.

Secara lebih spesifik hubungan kebahagiaan dengan kesehatan misalnya dijelaskan dalam penelitian Venhooven (2007) yang menyimpulkan bahwa kebahagiaan menjadi faktor proteksi untuk mencegah sakit.

Teman-teman bisa baca lengkapnya disini
Veenhoven, R. (2007). Healthy happiness: effects of happiness on physical health and the consequences for preventive health care. Journal of Happiness Studies, 9(3), 449–469. doi:10.1007/s10902-006-9042-1

2. Secara subjektif, misalnya ketika merasa overwhelming, seperti ada sesuatu yang tidak nyaman dan sulit dipahami secara rasional, jika ini beresonansi dan membuat feeling low, ini indikasi ada sesuatu dengan tidak beres. Dari sisi psikologis saya memandang ini bersumber dari emosi.

Emosi disini tidak hanya marah, kita punya banyak emosi temasuk galau, jengkel, sedih, gembira, suka cita, damai, tenang, bangga, haru dsb

Perasaan (feeling low) seperti ini tidak sepenuhnya negatif, artinya jika individu mampu merasakan hal ini, artinya sudah ada fondasi yang bagus untuk bangkit (build upon)

Sekarang mari kita sama-sama bertanya

Apakah kita masih seperti ini

*I’d be happy if… ?*
Berat badanku turun
Punya  handphone canggih
Punya hubungan yang asyik
Punya pasangan yang.....

kenapa kita membuat batasan atas kebahagian sendiri

Jika begini, maka kita akan tetap merasa tidak bahagia sampai kita mencapai kondisi yang kita syaratkan sendiri.

Pertanyaan selanjutnya
untuk apa kita bahagia, untuk diri atau untuk memenuhi ekspektasi lingkungan?

Masihkah kita berfikir kalau kita tahu apa yang orang lain pikirkan, tentang diri kita.
Misalnya: Saya tidak cocok di lingkungan X karena saya tidak sepintar mereka.
Menurut orang-orang, saya tidak cukup baik bicara di depan umum

Coba tanyakan dalam diri Dari mana aku tahu jika aku tidak sepintar mereka, tidak  baik bicara di depan umum?

Apakah ini hanya sekedar wild conclusion?

Ketika kita merasa masih hidup demi ekspektasi lingkungan coba refleksikan lagi

Beberapa pertanyaan yang dapat kita gunakan
*1. Mengapa saya memfokuskan diri ekspektasi lingkungan?*
*2. Apakah saya benar-benar percaya apa yang mereka katakan?*
*3. Jika kita belum pernah mengkonfirmasi pikiran-pikiran itu, jadi kesimpulan apa yang bisa diambil tentang diri?*
*4. Apakah pikiran ini membawa greater happiness?*

Sementara 5 menit  boleh momod @⁨Aldi Salman Renaldi⁩  untuk dibaca dulu ini.

*Momod;
Ouhh boleh ka @⁨Sekar Hanafi⁩ supaya lebih memahami, dan mungkin barangkali dari temen-temen ada pertanyaan boleh yaa siapkan dulu pertanyaannya nanti kita bakal ada sesi tanya jawab, dan pertanyaan bisa dijapri langsung ke Moderator

Oke temen-temen, dari paparan materi yang disampaikan apakah sudah terbaca semua kah ? ( Boleh respon temen-temen 😊 silahkan)

*Other; Sudah kak
*Other; Yup
*Other; Sudah kak
*Other; Sudaaah
*Other; Sudah kak
*Other; Sudaaah
*Other; Sudaah ^^

*Bomber;
Sip saya lanjutkan ya

*Other; lanjuuuut kak sepi

*Bomber;
Jika ekspektasi lingkungan masih dominan mari kita putar pola pikirnya
Kita bisa mengontrol pikiran-pikiran tentang “apa yang seharusnya”.

Caranya bagaimana?

Ambil jarak dan observasi diri (dengan ke lembut dan tanpa kritik) ketika pikiran2 “hidup yang seharusnya” tadi muncul.
Analogi diri dan pikiran begini seperti
Orang tua yang menginginkan kehidupan terbaik bagi anaknya
Jangan marah jika anak menginginkan untuk berbeda. Jika anak bisa mempertanyakan dunia yang mereka huni dan membuat keputusan sendiri, artinya orang tua telah sukses melaksanakan pekerjaannya.

Ketika sudah sudah bisa mengambil jarak, mengobservasi diri dengan lembut. Selanjutnya kita bisa melakukan ke *penerimaan diri (self-acceptance)*

Self acceptance kita mulai dengan *dealing with old toxic pattern* yang  menghalangi kita bahagia, ada 7 selain yang sudah kita bahas, menurut Phoenix (2011).
1. separation
2.the influence of others
3. fear
4. attachment
5. pain
6. resistance
7. disorder
8. dissatisfaction

Kalau dibahas semuanya sepertinya kita butuh satu semester sendiri.

Jadi silahkan teman-teman refleksi mana dari 8 ini yang menjadi *life issue(s)* masing-masing

Untuk bisa self-acceptance kita perlu dua syarat utama

*1. Willingness (kemauan)*
Misalnya kita mau badan ideal, mau mengatur pola makan, mau olahraga

*2. Readiness (kesiapan)*
Ini misalnya siap dengan konsekuensi badan-sakit sakit pas olahraga, atau siap laper pas adaptasi diet. Kira2 begitu

Setelah mampu *deal with old toxic pattern* lanjut ke forgiveness yang didalamnya ada
*1. Acknowledgement*  mengakui luka-luka *bukan* melupakan atau menghindari
*2. Release* meletakkan, melepaskan, atau bisa mengikhlaskan
*3. Love and compassion* mencintai diri
*4. Peace* merasakan kedamaian

Secara personal bisa dilakukan dengan afirmasi positif (mengatakan hal positif kedalam diri) secara berulang sembari melakuakan tapping pada titik-titik tertentu. Bisa menggunakan  titik-titik di teknik EFT (Emotional Freedom Therapy) dari Gary Craig.

Afirmasinya Misalnya (dan ini bisa teman-teman modifikasi sendiri)
*Walaupun aku masih merasa dendam dengan x, tapi setiap hari dendam itu semakin berkurang.*

*Walaupun tubuhku besar, aku mencintai dan menerima diriku sepenuhnya*

*Momod;
penjelasan yang sangat luar biasa sekali dari ka Sepi sangat lengkap sekali ka, tapi akan ada lanjutannya nihh temen-temen,
Jadi boleh temen-temen untuk dibaca dulu sebelum nanti akan dilanjutkan lagi oleh ka sepi

Dan bagi temen-temen yang sudah mempersiapkan pertanyaannya, dengan senang hati boleh japri ke saya yaa

*Bomber;
Saya lanjutkan ya
Keika sudah menerima diri dan memaafkan, maka individu dapat bertumbuh (growth) dengan ringan namun kuat dari old toxic patternnya.



Sadari dan terima bahwa kita tidak bisa mengendalikan semuanya, dan dalam hidup kita perlu terbuka atas segala pengalaman baik.



*Once you get through, going though, accept and forgive the uncontralble. 

Dengan begitu hidup akan terasa lebih damai dan bahagia.




*

Saya rasa cukup sekian sudah kelamaan, silahkan untuk yang mau bertanya dan sharing.

*Momod;
Oke temen-temen sekarang kita masuk ke sesi tanya jawab yaa, pertanyaan dari yang sudah masuk ke WA saya.

Pertanyaan pertama

Kak, saya mau bertanya :
Bagaimana caranya agar bisa merasakan kebahagiaan lahir & batin?
Dan bagaimana caranya agar tidak membanding bandingkan kebahagian diri kita dengan kebahagiaan orang lain?

Ouhh iyaa temen-temen untuk pertanyaan bisa lewat moderator yaa, tidak diperbolehkan langsung ke narasumber

Dan untuk pertanyaan yang melalui narasumber tidak akan dijawab, karena demi kelancaran Diskusi terimakasih

*Other; siiiiapπŸ’ͺ🏼πŸ’ͺ🏼 nunggu jawaban kak sekar nih😁

*Bomber;
Halo @⁨Ana Sopiyani⁩
Dengan tahu ada sesuatu di diri, sudah ada fondasi baik untuk *build up*

Bagaimana caranya

Bisa dibaca pemaparan saya diatas lalu coba praktekkan.

Lebih spesifik
Ambil jarak dengan diri untuk mengamati. Lihat emosi-emosi apa yang muncul apakah ada iri, senang, semangat dsb. Amati tiap-tiap emosimu dengan lembut tanpa kritik.

Ajak berdialog (bukan berdebat artinya dengarkan dan sayangi dia)
apa yang Iri inginkan darimu?
iri ini melindungimu dari apa?

Lalu *terima* sisi iri ini sebagai bagian dari dirimu,
Setelah itu maafkan dan ucapkan terima kasih karena sudah melindungimu dari .....(berdasarkan hasil observasi) tadi.

Ini butuh proses, lakukan berulang-ulang sampai bisa menerima dan memafkan.
Berapa lama, berapa kali?
ini tentatif

kira-kira begini tips bagaimana bisa *merasakan* kebahagiaan lahir batin

Semoga membantu ✨

*Other; πŸ‘Œ terima kasih atas jawabannya kak sepi

*Bomber; 
Siapp terimakasih juga untuk pertanyaan yaa Ka @⁨Ana Sopiyani⁩

*Momod;
Kita masuk pertanyaan ke 2 dari

saya riani dari depok, ingin bertanya

jika kita senantiasa menganggap orang lain sebagai keluarga, tidak enakan, khawatir dan bisa merasakan bahagia ketika kita bisa membantu hal apapun namun feedback yg kita dapatkan adalah kecewa apakah hal tsb pantas untuk dilanjutkan?

namun diakibatkan sudah trllu dekat, dn terbiasa memperhatikannya jd sulit untuk meninggalkan

intinya, mana yg terpenting dn yg baik
bahagiakan diri sendiri terlebih dahulu? atau memuaskan diri karena dapat membantu org lain? kalo orang lain dpt egois, spt nya saya kebalikannyaa

terimakasih ka

*Bomber;
Riani bagus sekali pertanyaannya...

Cobalah untuk *asertif*
Artinya memperhatikan hak-hak diri atau orang lain dengan cara yang positif tanpa menyakiti diri dan orang lain.


Saya contohkan yang beneran keluarga saja
Misalnya ibu minta tolong ditemani datang ke undangan pernikahan tapi saya perlu belajar karena besok ulangan.

Menjadi asertif adalah berani bilang ke ibu kalau besok ada ulangan dan kemudian berdiskusi adakah solusi lain.
Misalnya, oke karena saya besok ulangan kita ke kondangannya datang lebih awal supaya bisa pulang lebih cepat. Jadi dapat win win solution.
Atau akhrnya ibu pergi ke undangan ditemani kakak atau adik, sedangkan saya dirumah belajar untuk ulangan.

Disini bukan *memilih* antara saya atau ibu tapi bagaimana menyampaikan hak ku untuk punya waktu belajar dan mencari alternatif yang tidak menyakiti orang lain.

Pada beberapa kondisi, kita akan dihadapkan dengan pilihan untuk memilih, mengutamakan diri atau orang lain,

dalam kondisi ini proses menyampaikan  dan mendiskusikan lah kuncinya.

Misalnya menolak permintaan bantuan. Sampaikan kenapa kamu menolak, selama alasannya memang bisa diterima saya pikir orang yang meminta bantuan juga akan maklum.

kiranya begitu. Semoga membantu

**

*Momod;
Oke temen-temen pertanyaan dari Riani menutup Diskusi kita pada hari ini.

Mohon maaf sebelumnya berhubung waktunya sudah over time, jadi pertanyaan temen-temen yang sudah masuk ke WA saya, akan ditampung dulu, dan Insha Allah besok akan dijelaskan juga oleh ka Sepi terkait dengan pertanyaan nya.

Jadi temen-temen tetap stay digrup yaa karena akan ada lanjutannya untuk menjawab pertanyaan dari temen-temen.

Sekali lagi terimakasih atas partisipasinya , selamat beraktifitas dihari Senin mudah-mudahan semuanya dilancarkan. Dan yang Terpenting "Jangan lupa Bahagia"

Terimakasih juga ka @⁨Sekar Hanafi⁩ untuk sharing-sharing nya kepada kita semua, semoga penjelasan dari ka Sepi bisa diimplementasikan dan  bermanfaat untuk kita semua.

*Other; Terima kasiih kak Sepiii πŸ‘πŸ‘
*Other; Sip thanks to kak sepi ilmunyaaa.. dan kak Aldi BarakallahπŸ‘πŸ»
*Other; terima kasiih kak Aldii πŸ‘πŸ‘
*Other; Terimakash banyak kak Sekar, telah berbagi ilmunya ,semoga bermanfaat bagi kita semua

*Bomber;
Terima kasih semuanya...

Mohon maaf atas semua keterbatasan.
Semoga bisa dipraktikkan dan  bermanfaat

Pertanyaan selanjutnya silahkan di post disini, akan sy jawab kemudian

Sekali lagi terima kasih diberi kesempatan berbagi, saya belajar banyak malam ini.

Assalamualaikum warahmatullah
πŸ’ž✨πŸ™

*Momod;
1. Jika terlalu banyak pengalaman buruk di masa lalu, broken home, sering dibully juga, dan memamg sempat kena disorder yg serius ditangani psikolog.

Untuk deal sama toxic nya biasanya berapa lama ya kak? Dan adakah cara efektif supaya bisa menerima semua pengalaman2 tidak menyenanhkan di masa lalu?

2. Gimana cara membuat kebahagiaan sendiri, tanpa bergantung pada orang lain?

3. saya Nafiah peserta seminar. Saya mau tanya. Jika seumpama Teman2 saya mengira saya kurang bahagia karena belum punya pasanganlah, sendirilah, single terus kemana2sendiri, mandiri. Tapi menurut saya sendiri utk saat ini udh bisa bikin saya bahagia, saya senang bisa melakukan apa-apa secara mandiri. Itu utk mengubah prespektif teman saya itu bagaimana?

4. Jadi gini, di lingkungan kerja saya ada laki2 yang bagi saya perilaku yg ia tampakan pada saya membuat tidak nyaman dan terlebih rasa bahagiaku menjalani pekerjaan seketika berubah jadi acak kadut (males, gak bersemangat). Ini bukan berburuk sangka atas segala kebaikannya tapi ini lebih kepada sikap kewaspadaan saya atas sikap beliau yg bagi saya itu terlalu berlebihan. Dan kebaikan2 yg ia lakukan kpd saya beda dgn kpd yg lainnya. Jadi kaya diri saya itu dispesialkan, padahal saya paling ndak suka di seperti itukan. Dan perilaku beliaulah kadang yang membuat saya menjalani pekerjaan tidak nyaman juga ndak happy bawaannya. Kadang muncul juga rasa benci kpd orang tsb saking sudah enegnya atas perilaku beliau tp masih bisa ditahan dg saya berperilaku biasa aja. Gimana si ka menghilangkan rasa kebencian ini yg kdg muncul atas kekesalan sikap org lain thdp kita dan mengubah suasana kerja saya juga nyaman terlebih agar orang itu juga tahu batasan berperilaku dgn yg lainnya.  sewajarnya?

5. Terlalu memikirkan penilaian orang lain terhadap kita.. itu kah ciri tidak bahagia?
Lalu bagaimana meminimalisir tidak memikirkan penilaian orang lain terhadap diri kita?
Dan juga bagaimana agar kita bisa bahagia tanpa harus memenuhi segala keinginan orang lain agar kita ini berbuat ini ini dan itu ?

Pertanyaan gelombang pertama ka @⁨Sekar Hanafi⁩

Untuk pertanyaan temen-temen yang lain menyusul yaa nanti akan kita bahas satu persatu ☺️

***

Berikut adalah diskusi yang sudah saya rangkum. Berhubung waktunya tidak cukup, maka diskusinya harus di tunda. Akan ada lanjutan jawaban dari narasumber nantinya yang mudah-mudahan masih bisa saya rangkum juga dalam blog ini.

"Jatuh cintalah kepada dirimu sendiri dulu. Supaya kalau ia yang mencintaimu, suatu ketika pura-pura tidak mengenalmu, kamu tidak jatuh"
-Adji Silarus-

Jadi jangan lupa selalu bersyukur, ya. Apapun yang terjadi dalam hidupmu nanti, selalu percaya Allah selalu memberikan jalan yang terbaik.

Salam

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kewirausahaan : Dilihat Dari Berbagai Sudut Pandang

Pandangan Ahli Ekonomi 1)       Wirausaha adalah orang yang mengkombinasikan faktor-faktor produksi seperti sumber daya alam, tenaga kerja, material, dan peralatan lainnya untuk meningkatkan nilai yang lebih tinggi dari sebelumnya. 2)       Wirausaha juga merupakan orang yang memperkenalkan perubahan-perubahan, inovasi dan perbaikan produksi lainnya. 3)       Dengan kata lain, wirausaha adalah seseorang atau sekelompok orang yang mengorganisasikan faktor-faktor produksi, sumber daya alam, tenaga, modal dan keahlian untuk tujuan memproduksi barang dan jasa. Pandangan Ahli Manajemen 1)       Wirausaha adalah seseorang yang memiliki kemampuan dalam menggunakan dan mengkombinasikan sumber daya seperti keuangan, material, tenaga kerja, keterampilan untuk menghasilkan produk, proses produksi, bisnis dan orgasisasi usaha baru ( Marzuki Usman, 1997:3 ). 2)       Wirausaha adalah seseorang yang memiliki kombinasi unsur-unsur internal yang meliputi motivasi, visi, komunika

Analisis SWOT Perusahaan Kontraktor

Berikut adalah bahasan analisis SWOT pada perusahaan Construct yang pernah dibahas pada buku analisis SWOT Freddy Rangkuti. Mari kita simak! Buku swot via Freddy Rangkuti Misi Perusahaan   PT. CSTRUCT adalah sebuah perusahaan dengan diversifikasi bidang usaha yang luas, meliputi jasa konstruksi, reality dan properti, perdagangan dan industri, baik dalam skala nasional maupun internasional. Dalam menjalankan usahanya, perusahaan ini senantiasa mengutamakan prestasi dan citra baik, serta berusaha menjadi perusahaan yang terkemuka dibidangnya. Semangat inovasi serta penguasaan teknologi terus dipacu demi pertumbuhan dan pengembangan usaha yang berkelanjutan yang menghasilkan produk-produk berupa barang maupun jasa yang bermutu dan bernilai tambah tinggi. Melalui pertumbuhan yang sehat dan hasil usaha yang tinggi, perusahaan ini selalu memberikan kepuasan kepada semua pihak yang berhubungan dengannya. Visi misi perusahaan via contoh.pro Sumber Daya Manusia (SDM) adalah aset u

Kewirausahaan : Teori Life Path Change

Menurut Shapero dan Sokol (1982) dalam Sundjaja (1990), tidak semua wirausaha lahir dan berkembang mengikuti jalur yang sistematis dan terencana. Banyak orang yang menjadi wirausaha justru tidak memali proses yang direncanakan. Antara lain disebabkan oleh: a.       Negative displacement       Seseorang bisa saja menjadi wirausaha gara-gara dipecat dari tempatnya bekerja, tertekan, terhina atau mengalami kebosanan selam bekerja, dipaksa/terpaksa pindah dari daerah asal. Atau bisa juga karena sudah memasuki usia pensiun atau cerai perkawinan dan sejenisnya.        Banyaknya hambatan yang dialami keturunan Cina untuk memasuki bidang pekerjaan tertentu (misalnya menjadi pegawai negeri) menyisakan pilihan terbatas bagi mereka. Di sisi lain, menjaga kelangsungan hidup diri dan keluarganya, menjadi wirausaha pada kondisi seperti ini adalah pilihan terbaik karena sifatnya yang bebas dan tidak bergantung pada birokrasi yang diskriminatif. b.       Being between things       Ora