Langsung ke konten utama

Strategi Indonesia menuju negara maju dengan cara meningkatkan kualitas usaha mikro kecil dan menengah


STRATEGI INDONESIA MENUJU NEGARA MAJU DENGAN CARA MENINGKATKAN KUALITAS USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
(Oleh: Bela Putra Perdana)


Latar Belakang
Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) berpotensi menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia jika dilihat dari besarnya kontribusi yang telah diberikan kepada perkembangan perekonomian Indonesia. Data Kementrian Koperasi dan UMKM (2017) menunjukkan, peran substansial dari UMKM menyumbangkan 60,34% dari Produk Domestik Bruto (PDB) negara dan menyerap 97,22% dari jumlah tenaga kerja di Indonesia.

Minat atas dunia kewirausahaan di Indonesia telah dirasakan meningkat dalam beberapa tahun belakangan dengan semakin menjamurnya jenis usaha, seperi kafe, warung, restoran, binis retail yang konvensional hingga ke bisnis online yang memaksimalkan fungsi teknologi. Namun dalam mendirikan dan mengembangkan usaha, para wirausaha tidak bisa berdiri sendiri. Diperlukan campur tangan pemerintah dalam mendampingi usaha-usaha tersebut agar terus maju.

Pemerintah dianggap sebagai tulang punggung dalam upaya pengembangan kewirausahaan. Oleh karena itu, peran pemerintah sangatlah krusial. Selama ini, pemerintah, melalui Kementrian Koperasi dan UMKM, telah meluncurkan berbagai bentuk dukungan, seperti pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR), mengadakan pelatihan dan seminar kewirausahaan, mengikutsertakan UMKM dalam pameran baik nasional maupun internasional, mengembangkan ekosistem kewiraushaaan, dan lain-lain (BAPPENAS, 2016).

Sektor UMKM memiliki peran substansial bagi kesejahteraan masyarakat dan berpotensi besar untuk menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia. Namun, saat ini data pemerintah menyatakan bahwa produktifitas UMKM belum optimal, dengan porsi usaha 99,9 persen dan porsi tenaga kerja 97,3 persen, UMKM hanya mampu menyumbang 60,34 persen PDB. Sebaliknya dengan porsi usaha hanya 0,01 persen dan porsi tenaga kerja 2,7 persen saja, usaha besar mampu menyumbang 39,56 persen PDB. Salah satu faktor penghambat yang menghalangi perkembangan UMKM Indonesia adalah rendahnya kualitas SDM pelaku UMKM akibat minimnya pendidikan bisnis atau kewirausahaan.

Sudah bukan rahasia umum lagi bahwa satu kendala besar dalam sektor UMKM adalah rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM). Menurut (LPPI dan Bank Indonesia, 2015) SDM  di UMKM Indonesia masih minim pengetahuan akan proses produksi (teknologi maupun kontrol kualitas), belum kritis dalam memikirkan kebutuhan pasar, belum memanfaatkan internet dengan baik, dan cenderung belum cermat memikirkan strategi bisnis jangka panjang. 

Sedangkan Kementrian Koperasi dan UMKM (2017) menyebutkan bahwa pendidikan kewirausahaan berdampak positif terhadap intensi untuk berwirausaha dan membentuk pola pikir positif terhadap kewirausahaan (Kusmintarti, et al, 2017). Perlu kiranya sebuah strategi yang menggabungkan peran pemerintah sebagai regulator dan pelaku UMKM untuk mendapatkan solusi yang tepat terkait kesenjangan antara keduanya.

Oleh karena itu esai ini akan menjabarkan tiga strategi utama yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kualitas UMKM di Indonesia. Dengan adanya rekomendasi dalam tulisan ini, diharapkan pihak-pihak terkait dapat mulai meninjau ulang dan menggali lebih dalam mengenai kebijakan dan program-program pendekatan yang sesuai. Esai ini menggunakan data-data sekunder berupa penelitian terdahulu, laporan, dokumen pemerintah, dan berita sebagai acuan dalam merumuskan kesimpulan.

ISI
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memiliki peran besar bagi perekonomian Indonesia. Berdasarkan data dari Kementrian Koperasi dan UMKM (2017), pada tahun 2017 tercatat sebanyak 99,90% dari total unit usaha di Indonesia merupakan UMKM dengan proporsi terbanyak dipegang oleh usaha mikro sebesar 98,79%. Sektor UMKM juga berjasa dalam menyerap mayoritas tenaga kerja di Indonesia dengan proporsi 97,16% dari total tenaga kerja (proporsi terbanyak dimiliki oleh tenaga kerja dari usaha mikro sebesar 90,12%).

Dari segi kontribusi terhadap PDB, sektor UMKM juga menyumbangkan terbesar sebanyak 60,34% (Chandra,2016). Terlebih karakteristik UMKM yang memiliki elastisitas permintaan yang rendah terhadap pendapatan dan minimnya dependensi dengan perbankan membuat sektor UMKM cenderung lebih tangguh dalam menghadapi guncangan ekonomi.

Terlepas dari segala potensi yang dimiliki oleh sektor UMKM, iklim bisnis di Indonesia masih belum kondusif bagi pengusaha UMKM. Para pengusaha UMKM cenderung berpotensi terkalahkan pada kompetisi pasar regional (Tambunan, 2012). Hal ini terlihat dari data Kementrian Koperasi UMKM (2017) yang menunjukkan kesenjangan siginifikan antara UMKM dan usaha besar. Rata-rata keluaran UMKM per unit usaha adalah 86 juta rupiah dan per tenaga kerja adalah 45,2 juta rupiah. Sementara itu, rata-rata keluaran per unit usaha besar adalah 678,8 miliar rupiah dengan keluaran per tenaga kerja adalah 1,07 miliar rupiah.

Dengan kontribusi UMKM yang siginifikan terhadap perekonomian Indonesia saat ini, disertasi beragamnya potensi sektor UMKM, Indonesia bisa mewujudkan mimpi memiliki perekonomian maju berbasis mandiri dengan mengandalkan UMKM Indonesia sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia yang mampu bersaing di kompetisi pasar global. Pada tahun-tahun selanjutnya nanti persaingan ekonomi di pasar global pasti akan menjadi lebih kompetitif daripada saat ini. Oleh karena itu, SDM Indonesia harus dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitasnya.

Saat ini, pemerintah melalui Kementrian Koperasi dan UMKM serta dinas-dinas terkait terus berupaya meningkatkan rasio tersebut. BAPPENAS menuturkan bahwa target Indonesia di tahun 2045 adalah mencapai zero proverty dan memiliki penerimaan produk domestik bruto (PDB) terbesar keempat dunia (Yayat, 2017). Target di atas dapat terwujud oleh aktivitas kewirausahaan yang diyakinin memiliki manfaat yang sangat penting baik untuk masyarakat maupun pemerintah. Tentu dalam mewujudkan hal tersebut dibutuhkan peran dari berbagai pihak. Pemerintah sebagai regulator harus mampu memberikan jalan yang mudah bagi pelaku UMKM agar mampu mengembangkan usahanya. Dan juga dibutuhkan langkah strategis yang di susun agar upaya pengembangan UMKM di Indonesia mampu dilaksanakan dengan baik.

Terdapat beberapa usulan strategi yang dirumuskan dalam essai ini berdasarkan tinjauan di lapangan dan melihat beberapa kajian sebelumnya. Strategi yang diharapkan dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap pengembangan UMKM dan kewirausahaan di Indonesia. Strategi pertama dan sangat krusial adalah sudut pandang. Pemerintah harus mengubah sudut pandangnya dalam melihat dunia kewirausahaan dan pelaku kewirausahaan. 

Selama ini, kewirausahaan dianggap sebagai jenis usaha yang rapuh sehingga pendekatan yang dilakukan lebih ke pendekatan sosial. Dengan pendekatan sosial, wirausaha tidak diharapkan untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal dan tidak ditargetkan untuk memperluas pasarnya hingga ke pasar Internasional. Bank Indonesia di tahun 2015 pernah menyimpulkan bahwa pendekatan sosial yang selama ini diterapkan tidak akan menghasilkan UMKM yang kompetitif.

Pendekatan yang seharusnya dilakukan adalah pendekatan bisnis kewirausahaan didukung untuk bisnis seluas-luasnya, diberikan ruang untuk berinovasi dan mengemukakan ide out of the box, serta mendapat dukungan menjalankan ide tersebut. Wirausaha juga harus diberikan kesempatan untuk melebarkan sayap dengan terlibat dalam pasar ekspor.

Strategi kedua adalah dengan memberikan pendidikan kewirausahaan kepada pelaku UMKM dan juga calon pelaku UMKM seperti mahasiswa. Dalam kaitan upaya meningkatkan kualitas SDM ini, Kusmintarti, et al. (2017) menyatakan bahwa mahasiswa yang mendapatkan pendidikan kewirausahaan menunjukkan intensi yang positif untuk melakukan bisnis yang produktif. Oleh karena itu, dalam rangka mewujudkan ketangguhan UMKM, penting disadari bahwa generasi muda sebagai penerus bangsa kelak perlu mendapatkan pendidikan kewirausahaan yang baik.

Dalam 30 tahun kedepan, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi yang mengakibatkan terjadinya tren pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat (United Nations, 2015). Indonesia diperkirakan akan menempati posisi keempat negara ekonomi terkuat di dunia, dilihat dari pertumbuhan usia produktif yang berkontribusi dalam penyediaan sumber daya manusia (PwC, 2015). Pertanyaan yang timbul sekarang adalah bagaimana Indonesia mengoptimalkan keunggulan tersebut sehingga bisa menjadi salah satu negara dengan ekonomi terkuat di tahun 2045? 

Jawabannya adalah dengan memaksimalkan aktivitas kewirausahaan di Indonesia. Bagi masyarakat, kewirausahaan dapat memberi penghidupan serta meningkatkan standar hidup dan kesejahteraan pelakunya. Salah satu cara untuk mempertahankan dan mengembangkan jiwa kewirausahaan di Indonesia adalah dengan memberikan pendidikan kewirausahaan bagi pelaku usaha.

Saat ini pemerintah sendiri melalui Kementrian Koperasi dan UMKM dan badan Ekonomi Kreatif sebetulnya telah melakukan insiatif-inisiatif untuk melakukan penyuluhan, pelatihan, dan pendampingan untuk pelaku UMKM. Meski demikian, karena keterbatasan infrastruktur, program-program tersebut belum dapat menjangkau seluruh pelaku UMKM di seluruh wilayah Indonesia. 

Untuk itu diperlukan sinergi dari seluruh elemen masyarakat untuk bergotong-royong meningkatkan kualitas SDM demi kemajuan UMKM Indonesia. Pihak akademisi dapat membantu dengan memberikan edukasi kepada masyarakat atau melakukan riset-riset demi perkembangan ilmu pengetahuan di bidang UMKM. Pihak swasta dapat menjadi mitra bisnis ataupun investor bagi UMKM. Lembaga-lembaga independen juga dapat berkontribusi dengan memberikan jaringan atau pusat inkubasi bagi UMKM.

Stretegi ketiga adalah tidak hanya fokus pada penambahan jumlah usaha baru, tetapi juga memberikan dukungan yang berkesinambungan terhadap usaha yang sudah berdiri. Menambah jumlah wirausaha sudah jelas merupakan keharusan, tetapi yang lebih penting dari itu semua adalah usaha untuk mencegah bangkrutnya sebuah bisnis yang sudah ada. Di poin ini, usaha yang telah mencapai stage pertumbuhan yang stabil tidak berarti harus dilepaskan dari segala bentuk kebijakan dan program bantuan. Usaha-usaha tersebut masih memerlukan bantuan yang berbeda dengan usaha yang baru saja dirintis.

Kewirausahaan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menunjang hidup masyarakat dan meningkatkan perekonomian nasional. Salah satu harapan bangsa Indonesia menjadi negara maju tentu harus diwujudkan dengan mendukung perkembangan kewirausahaan. Namun pengembangan usaha ini harus datang dari dua belah pihak yaitu pemerintah dan pelaku usaha itu sendiri. 

Wirausahawan tidak boleh hanya mengharapkan bantuan dan bergantung sepenuhnya kepada pemerintah, tetapi juga harus terus berinovasi, beradaptasi terhadap perubahan pasar dan perilaku konsumen.Wirausahawan harus terus berusaha mengikuti perkembangan teknologi dan menggunakan teknologi semaksimal mungkin dalam menjalankan bisnisnya.    

KESIMPULAN
Dapat kita ambil kesimpulan dalam esai ini bahwa UMKM memang memiliki dampak yang luar biasa bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia, maka dari itu perlu suatu langkah strategis untuk mengembangkan UMKM menjadi sektor yang diunggulkan dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia. Terdapat 3 strategi yang disarankan dalam esai ini yaitu diantaranya merubah sudut pandang pemerintah terhadap kewirausahaan, memberikan pendidikan kewirausahaan kepada pelaku UMKM, dan yang terakhir dengan memberikan dukungan yang berkesinambungan terhadap UMKM yang sudah ada. Dengan adanya 3 rekomendasi strategi ini diharapkan perkembangan UMKM di Indonesia menjadi lebih baik kedepannya.

Daftar Pustaka
BAPPENAS, (2016).; “Lampiran Pidato Kenegaraan Presiden Republik Indonesia”. https://www.bappenas.go.id/files/lampid/Lampiran-pidato-Kenegaraan-Presiden-Republik-Indonesia-(LAMPID)-2016.pdf 16 Agustus (26/02/2019).
Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. (2017). “Rasio Wirausaha Naik Menjadi 3,1%”. http://www.depkop.go.id/content/read/ratio-wirausaha-Indonesia-naik-jadi-31persen/11 maret.(26/02/2019).
Kementrian Koperasi dan UMKM. (2017). “Perkembangan Data Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) dan Usaha Besar UB Tahun 2012-2013”. http://www.depkop.go.id/berita-informasi/data-informasi/data-umkm/.(27-02-2019)
LPPI dan Bank Indonesia. (2015). Profil Bisnis Usaha Mikro, Kecil dam Menengah (UMKM). Jakarta: Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia dan Bank Indoensia.
PWC. (2015). “The World in 2050 Will the ShiftIn Global Economic Power Economic Power Contune? https://www.pwc.com/gx/en/issues/the-economy/assets/world-in-2050-februari-2015.pdf February (27/02/2019).
Cipasang, Yayat. (2017). Bappenas Sebut Pendidikan dan Wirausaha Kunci Pertumbuhan. http://rilis.id/bappenas-sebut-pendidikan-dan -wirausaha-kunci-pertumbuhan.html 28 Agustus (27/02/2019). (Spring 2009).
United Nation (2015). “World Population Projected to Reach 9,7 Billion by 2050 With Most Growth in Developng Regions, Especially Africa-Says UN”. http://www.un.org/en/development/desa/population/events/pdf/other/10/Word_population_projections_press_release.pdf 29 Juli. (27/02/2019).
Storey. David J. & Greene, Francis (2010). Small Business and Entrepreneurship. UK: Pearson Education Limited.
Tambunan, T. (2008). “SME Development, Economic Growth and Government Intervention in a Developing Country; The Indonesian story”. International Entrepreneurship Journal, 6, 147-167.


Note: Essai ini dipublikasikan di blajar.id 

umkm berdaya via rumah tempe indonesia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kewirausahaan : Dilihat Dari Berbagai Sudut Pandang

Pandangan Ahli Ekonomi 1)       Wirausaha adalah orang yang mengkombinasikan faktor-faktor produksi seperti sumber daya alam, tenaga kerja, material, dan peralatan lainnya untuk meningkatkan nilai yang lebih tinggi dari sebelumnya. 2)       Wirausaha juga merupakan orang yang memperkenalkan perubahan-perubahan, inovasi dan perbaikan produksi lainnya. 3)       Dengan kata lain, wirausaha adalah seseorang atau sekelompok orang yang mengorganisasikan faktor-faktor produksi, sumber daya alam, tenaga, modal dan keahlian untuk tujuan memproduksi barang dan jasa. Pandangan Ahli Manajemen 1)       Wirausaha adalah seseorang yang memiliki kemampuan dalam menggunakan dan mengkombinasikan sumber daya seperti keuangan, material, tenaga kerja, keterampilan untuk menghasilkan produk, proses produksi, bisnis dan orgasisasi usaha baru ( Marzuki Usman, 1997:3 ). 2)       Wirausaha adalah seseorang yang memiliki kombinasi unsur-unsur internal yang meliputi motivasi, visi, komunika

Analisis SWOT Perusahaan Kontraktor

Berikut adalah bahasan analisis SWOT pada perusahaan Construct yang pernah dibahas pada buku analisis SWOT Freddy Rangkuti. Mari kita simak! Buku swot via Freddy Rangkuti Misi Perusahaan   PT. CSTRUCT adalah sebuah perusahaan dengan diversifikasi bidang usaha yang luas, meliputi jasa konstruksi, reality dan properti, perdagangan dan industri, baik dalam skala nasional maupun internasional. Dalam menjalankan usahanya, perusahaan ini senantiasa mengutamakan prestasi dan citra baik, serta berusaha menjadi perusahaan yang terkemuka dibidangnya. Semangat inovasi serta penguasaan teknologi terus dipacu demi pertumbuhan dan pengembangan usaha yang berkelanjutan yang menghasilkan produk-produk berupa barang maupun jasa yang bermutu dan bernilai tambah tinggi. Melalui pertumbuhan yang sehat dan hasil usaha yang tinggi, perusahaan ini selalu memberikan kepuasan kepada semua pihak yang berhubungan dengannya. Visi misi perusahaan via contoh.pro Sumber Daya Manusia (SDM) adalah aset u

Kewirausahaan : Teori Life Path Change

Menurut Shapero dan Sokol (1982) dalam Sundjaja (1990), tidak semua wirausaha lahir dan berkembang mengikuti jalur yang sistematis dan terencana. Banyak orang yang menjadi wirausaha justru tidak memali proses yang direncanakan. Antara lain disebabkan oleh: a.       Negative displacement       Seseorang bisa saja menjadi wirausaha gara-gara dipecat dari tempatnya bekerja, tertekan, terhina atau mengalami kebosanan selam bekerja, dipaksa/terpaksa pindah dari daerah asal. Atau bisa juga karena sudah memasuki usia pensiun atau cerai perkawinan dan sejenisnya.        Banyaknya hambatan yang dialami keturunan Cina untuk memasuki bidang pekerjaan tertentu (misalnya menjadi pegawai negeri) menyisakan pilihan terbatas bagi mereka. Di sisi lain, menjaga kelangsungan hidup diri dan keluarganya, menjadi wirausaha pada kondisi seperti ini adalah pilihan terbaik karena sifatnya yang bebas dan tidak bergantung pada birokrasi yang diskriminatif. b.       Being between things       Ora