Langsung ke konten utama

Hening di luar, riuh di dalam

Catatan Introvert



Introvert adalah diriku via unplash
Aku tidak sepenuhnya pendiam.
Sebenarnya aku pun benci dengan tuduhan yang sering disematkan padaku itu.
Sebetulnya aku ini cerewet, yaa.. Cerewet pada orang yang kupilih.

Aku tidak sepenuhnya pendiam.
Memang terdengar hening di luar, nyatanya kalau bisa kau dengar fikiranku riuh seperti di pasar setiap harinya. Ada yang mengumpat, ada yg menasihati, ada yang memarahi, ada yang bijaksana, ada yang menjijikan, ada yang penyayang, ada yang abstrak, ada yang jelas dan tegas.

Aku tidak suka di judge pendiam, walau nyatanya memang yang mereka dengar di luar hanya keheningan. Aku tidak suka di judge anti sosial, walau nyatanya yang mereka lihat temanku hanya beberapa.

Bukannya tidak ingin sedikit bawel kepada semua orang, tapi jiwa ini kadung cepat lelah bila harus berhadapan dengan keriuhan banyak orang. Paling banter, aku hanya mampu cerewet dihadapan sedikit orang, tentu dalam lingkup kecil.

Bukannya tidak ingin mensahabati banyak orang sekaligus. Aku hanya berfikir, sedikit namun berkualitas lebih baik dari segalanya. Memberikan perhatian sepenuhnya pada lingkup yang kecil, merupakan tanggung jawabku kepada mereka.

Namun jangan remehkan kemampuanku dalam mendengar, telinga ini mampu mendengarkanmu semalaman suntuk tanpa pernah bosan.

Jangan remehkan juga kepekaanku. Karna kebiasanku memperhatikan sekeliling, aku mampu tahu dalam sebuah ruangan siapa saja yang bersedih, siapa yang bahagia, siapa yang tidak nyaman, dan siapa yang munafik.

Jika kau ingin dekat denganku, tolong jangan menyerah dengan sekat pembatas yang otomatis terpasang sebagai tameng pertahanan diriku.

Dan jika kau sungguh ingin menjadi bagian kecil dalam lingkaranku, tolong jangan rusak semua kepercayaan yang telah aku beri. Kepercayaan itu layaknya sebuah ID Card yang harus kau jaga selama kau dekat denganku.

Dan jika kau betul ingin menjadi sahabatku, tolong jangan permalukan aku di depan umum. Sekali saja kau berani lakukan, jangan harap kau mengenalku lagi.

Aku memang tidak banyak bicara, namun bukan berarti aku tak dapat bicara. Aku mampu berbicara di depan umum sekalipun. Memimpin sebuah grup, dan merancang strategi bersama tim. Tapi hanya pada hal-hal penting seperti itu saja aku bersedia. Aku hanya tidak suka basa-basi.

Tolong kenali aku wahai Engkau calon sahabatku. Kenali aku seorang pendiam yang tidak suka di panggil pendiam.

Aku hanya percaya, semua orang diberikan spesialisasi oleh sang Pencipta. Dibalik ke"spesial"annya ada kelebihan yang harus kau gunakan dengan sebaik-baiknya, dan juga ada kelemahan yang harus kau jaga biar ia tidak lemah.

Tolong sahabati aku, temanmu yang Introvert.



#catatanintrovert

Salam bertumbuh

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kewirausahaan : Dilihat Dari Berbagai Sudut Pandang

Pandangan Ahli Ekonomi 1)       Wirausaha adalah orang yang mengkombinasikan faktor-faktor produksi seperti sumber daya alam, tenaga kerja, material, dan peralatan lainnya untuk meningkatkan nilai yang lebih tinggi dari sebelumnya. 2)       Wirausaha juga merupakan orang yang memperkenalkan perubahan-perubahan, inovasi dan perbaikan produksi lainnya. 3)       Dengan kata lain, wirausaha adalah seseorang atau sekelompok orang yang mengorganisasikan faktor-faktor produksi, sumber daya alam, tenaga, modal dan keahlian untuk tujuan memproduksi barang dan jasa. Pandangan Ahli Manajemen 1)       Wirausaha adalah seseorang yang memiliki kemampuan dalam menggunakan dan mengkombinasikan sumber daya seperti keuangan, material, tenaga kerja, keterampilan untuk menghasilkan produk, proses produksi, bisnis dan orgasisasi usaha baru ( Marzuki Usman, 1997:3 ). 2)   ...

Sebuah Kehormatan di Agriyaponik Cibubur: Orasi, Kolaborasi, dan Mimpi Tentang Ketahanan Pangan (An Honor at Agriyaponik Cibubur: A Speech, A Collaboration, and A Shared Dream of Food Security)

Pada hari Jumat, 23 Mei 2025, saya mendapatkan kehormatan luar biasa untuk memenuhi undangan dari Bapak Paul Soetopo, seorang tokoh inspiratif yang begitu peduli terhadap integrasi pertanian berkelanjutan. Kami bertemu di kediamannya yang sekaligus menjadi pusat kegiatan farming integration bernama Agriyaponik , yang terletak di kawasan hijau Cibubur. Begitu saya tiba di lokasi, saya langsung merasakan semangat kolaborasi dan inovasi yang begitu kental. Agriyaponik bukan hanya sebuah lahan pertanian, melainkan living lab —tempat di mana ide-ide hijau tumbuh dan berbuah nyata. Di sana terdapat peternakan ayam petelur Omega , lele organik , serta beragam tanaman hidroponik yang ditanam secara organik dan terintegrasi. Yang membuat saya semakin bangga, adalah karena Rumah Tempe Indonesia —usaha yang saya bangun bersama ayah saya sejak 2012 di Bogor—ikut menjadi bagian penting dari ekosistem ini. Tempe dan tahu yang diproduksi di sana merupakan hasil kolaborasi dengan Agriyaponik, seka...