Langsung ke konten utama

Definisi pernikahan bahagia

Kepoin tokoh (Maya Septha)



Keluarga bahagia maya via instagram

Kepoin tokoh

Memiliki kehidupan asmara yg baik dan bahagia adalah dambaan setiap orang, mempunyai pasangan yg mengerti atas kepribadian kita dan mampu melengkapi setiap kekurangan kita adalah sebuah impian bagi setiap orang. Namun, pada kenyataannya untuk menemukan seseorang yg sempurna menurut bayangan kita bukanlah sesuatu yg mudah untuk dilakukan, seringnya kita kecewa akan ekspektasi kita sendiri.

Sebaliknya memilih untuk cepat-cepat menikah karna tidak sanggup melanjutkan segala cobaan hidup yg harus dilalui saat ini adalah suatu kekeliruan besar. Membanding-bandingkan diri sendiri yg masih sendiri dengan orang lain yg lebih dulu menikah juga bukan suatu kebijaksanaan yg tepat.

Nah, kepoin tokoh kali ini saya akan membahas tentang definisi pernikahan bahagia. Dan tokoh yg akan kita kepoin kali ini adalah seorang artis tanah air yg namanya melejit berkat sebuah talk show di salah satu tv swasta nasional yg skrng juga rajin membuat caption-caption di instagram  yg begitu menariknya. Dia adalah Maya Septha.

-

Definisi pernikahan bahagia menurut Maya


Alih-alih ingin mengajak followersnya untuk cepat-cepat menikah, Maya malah mengajak kita untuk mengetahui makna dari kata bahagia. Seperti yg dia tuangkan dalam sebuah caption:

Banyak orang salah kaprah pengen cepet-cepet nikah. Dikira biar bahagia. Lah yg nikah tapi ngga bahagia banyak toh 😂

Pengen cepet-cepet punya anak. Kirain biar bahagia. Lah punya anak malah tambah stress juga banyak 🤣

Banyak yg pengen kaya biar bahagia. Lah orang kaya juga banyak yg depresi 😅

Hati-hati mendefinisikan apa yg sebetulnya kamu cari. Karena kalau yg dicari cuma bahagia, sebetulnya kuncinya ada di dalam diri kita sendiri. Bersyukur. 😊❤

-

Maya juga mengajak kita untuk mencari inti dari kebahagian itu sendiri, yaitu cara kita memperlakukan apapun yg ada disekitar kita, bagaimana kita bersyukur dengan semua yg kita punya. Seperti caption yg Ia tulis berikut:

Bukan punya anak yg bikin kamu bahagia. Tapi punya hubungan dekat dan akrab dengan anak yg bikin bahagia.

Bukan punya suami yg bikin bahagia. Punya hubungan yg baik dan rukun dengan suami yg membahagiakan.

-

Maya juga memberikan info bahwa pernikahan bukan hanya kamu dan dia seorang, tapi ada tanggung jawab lain salah satunya kehadiran seorang anak. Pendidikan untuk anak pun menjadi tanggung jawabmu kelak. Seperti potongan tulisan yg Maya tulis di bawah ini:

Sekolah beragama ngga bikin anak kamu jadi beragama loh yah 😅 cuma pasti ada basic-basic yg diajarin. Tapi kelakuan, karakter dll ya lain cerita. Lebih pengaruh didikan di rumah daripada sekolah menurut aku. Tapi yah sekolah membantu banyak. Tapi jangan harap terus anak jadi alim lah religius lah dsb dsb. Jangan berekspektasi yg gamasuk akal 😂

Kalau orang tua ngga ibadah, ya jangan harap anak ibadah. Adalah tapi dikit. Dicontohin baik aja ngga jaminan. Apalagi enggak 😂 dst...

-

Pelajaran yg bisa kita ambil dari tulisan Maya ini adalah soal kebijaksanaan dan sikap realistis dalam menghadapi kenyataan yg ada di lingkungan kita saat ini. Dimana banyak tudingan-tudingan miring oleh masyarakat akan sesuatu yg sebetulnya tdk pantas untuk mereka komentari, contohnya saja anak muda yg nganggur untuk sementara waktu dianggap tdk berguna, anak perempuan yg belum menikah dibilang perawan tua, anak muda yg sedang mencari jati diri dibilang nyusahin orang tua. Padahal semua tudingan miring itu ga harus kita tanggapi, asalkan tujuan dan pengertian kita benar ttg hidup.

Terlebih pada urusan pernikahan pun banyak yg masih salah pengertian. Bahwa yg betul pernikahan bukanlah ajang perlombaan siapa yg paling cepat, menurut saya. Bukan pula ajang pamer, apalagi ajang berputus asa yg menjadikan menikah sebagai alasan untuk menyerah atas segala rutinitas yg melelahkan. Seperti pernyataan:

"Gue capek ngadepin pekerjaan yg melelahkan ini, mending gue nikah aja lah."

Saya sendiri beranggapan, ada beberapa indikator dimana kita bisa menilai kalau diri kita sebetulnya sdh siap untuk menikah atau belum. Diantaranya:

1. Siap berkomitmen dengan pasangan.
Dimana komitmen ini menjadi suatu hal yg sakral dan penuh tanggung jawab. Poin ini menjadi sebuah pertanyaan penting untuk diri kita menjawab sebuah pertanyaan sebenarnya kita sdh siap belum sih untuk menikah. Apa kita sdh siap untuk berkomitmen bersama pasangan?

2. Realistis dengan ekspektasi kita.
Kalau sebelumnya kita berandai-andai memiliki pasangan yg sempurna, membuat sebuah pesta pernikahan yg tak terlupakan, dan menjadi sepasang pengantin yg bahagia untuk selamanya. Apakah saat ini kita bisa realistis dgn keadaan yg sebenarnya? Dgn pasangan yg tdk sesuai ekspektasi, pesta yg menyesuaikan budget, dan kisah cinta yg justru sangat tdk terduga.

3. Bisa menyelesaikan konflik dengan baik.
Kata kunci pada poin ini adalah mendahulukan kita, bukan sekedar aku.
Intinya adalah ketika menjadi pasangan sudah tdk ada lagi sosok "aku" dalam mengambil setiap keputusan, yg ada hanyalah "kita". Apakah kita sdh siap?

4. Selesaikan konflik dengan diri sendiri.
Dan yg terakhir adalah, apakah diri kita sdh berdamai dengan diri sendiri?

Pertimbangan tsb lah yg menjadi pertimbangan saya selama ini. Alih-alih mengikuti semua keinginan dalam diri, saya lebih berkaca pada indikator tsb. Memang semuanya tdk 100% tepat, namun setidaknya ada kebaikan yg bisa kita ambil sebagai pelajaran. Pertimbangan ini pun yg nyatanya mirip dengan apa yg ingin disampaikan oleh Maya.

Semoga kita bisa banyak mengambil pelajaran, walau hanya dari kepo-in tokoh.

-

Salam berproses dan bertumbuh

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kewirausahaan : Dilihat Dari Berbagai Sudut Pandang

Pandangan Ahli Ekonomi 1)       Wirausaha adalah orang yang mengkombinasikan faktor-faktor produksi seperti sumber daya alam, tenaga kerja, material, dan peralatan lainnya untuk meningkatkan nilai yang lebih tinggi dari sebelumnya. 2)       Wirausaha juga merupakan orang yang memperkenalkan perubahan-perubahan, inovasi dan perbaikan produksi lainnya. 3)       Dengan kata lain, wirausaha adalah seseorang atau sekelompok orang yang mengorganisasikan faktor-faktor produksi, sumber daya alam, tenaga, modal dan keahlian untuk tujuan memproduksi barang dan jasa. Pandangan Ahli Manajemen 1)       Wirausaha adalah seseorang yang memiliki kemampuan dalam menggunakan dan mengkombinasikan sumber daya seperti keuangan, material, tenaga kerja, keterampilan untuk menghasilkan produk, proses produksi, bisnis dan orgasisasi usaha baru ( Marzuki Usman, 1997:3 ). 2)       Wirausaha adalah seseorang yang memiliki kombinasi unsur-unsur internal yang meliputi motivasi, visi, komunika

Analisis SWOT Perusahaan Kontraktor

Berikut adalah bahasan analisis SWOT pada perusahaan Construct yang pernah dibahas pada buku analisis SWOT Freddy Rangkuti. Mari kita simak! Buku swot via Freddy Rangkuti Misi Perusahaan   PT. CSTRUCT adalah sebuah perusahaan dengan diversifikasi bidang usaha yang luas, meliputi jasa konstruksi, reality dan properti, perdagangan dan industri, baik dalam skala nasional maupun internasional. Dalam menjalankan usahanya, perusahaan ini senantiasa mengutamakan prestasi dan citra baik, serta berusaha menjadi perusahaan yang terkemuka dibidangnya. Semangat inovasi serta penguasaan teknologi terus dipacu demi pertumbuhan dan pengembangan usaha yang berkelanjutan yang menghasilkan produk-produk berupa barang maupun jasa yang bermutu dan bernilai tambah tinggi. Melalui pertumbuhan yang sehat dan hasil usaha yang tinggi, perusahaan ini selalu memberikan kepuasan kepada semua pihak yang berhubungan dengannya. Visi misi perusahaan via contoh.pro Sumber Daya Manusia (SDM) adalah aset u

Kewirausahaan : Teori Life Path Change

Menurut Shapero dan Sokol (1982) dalam Sundjaja (1990), tidak semua wirausaha lahir dan berkembang mengikuti jalur yang sistematis dan terencana. Banyak orang yang menjadi wirausaha justru tidak memali proses yang direncanakan. Antara lain disebabkan oleh: a.       Negative displacement       Seseorang bisa saja menjadi wirausaha gara-gara dipecat dari tempatnya bekerja, tertekan, terhina atau mengalami kebosanan selam bekerja, dipaksa/terpaksa pindah dari daerah asal. Atau bisa juga karena sudah memasuki usia pensiun atau cerai perkawinan dan sejenisnya.        Banyaknya hambatan yang dialami keturunan Cina untuk memasuki bidang pekerjaan tertentu (misalnya menjadi pegawai negeri) menyisakan pilihan terbatas bagi mereka. Di sisi lain, menjaga kelangsungan hidup diri dan keluarganya, menjadi wirausaha pada kondisi seperti ini adalah pilihan terbaik karena sifatnya yang bebas dan tidak bergantung pada birokrasi yang diskriminatif. b.       Being between things       Ora