Langsung ke konten utama

Part 2. Pariwisata Bali: Kokoh dalam Kerapuhan

 Bali adalah surga pariwisata di Indonesia. Kekayaan geografis baik gunung, bentang alam, pantai, dan lautnya menjadi kekuatan semesta yang natural disajikan alam. Keragaman flora dan fauna tropis menyajikan realisme imajinasi atas keindahan hayati. Belum lagi didukung oleh manusia yang kreatif dalam tradisi khas yang unik dan lestari secara turun-menurun. Masyarakat yang terbuka dan bekercerdasan budaya juga turut merespon aktif potensi pariwisata yang dimiliki. Semuanya saling menguatkan dan menjadi keunggulan internal Bali sebagai tujuan pariwisata yang tersohor di dunia. 5 Menilik sejarah, keelokan pulau dewata ini telah mulai dikenal sejak tahun 1597 di manca negara. Pelaut Belanda, Cornelius Houtman, mengawali interaksi penduduk lokal dengan pihak Eropa. Meskipun kemudian Belanda dalam masa penjajahannya kemudian mengeksploitasi dan memecah belah kerajaan yang bertahta, namun kemolekan Bali telah tersingkap. Kemenangan pada Perang Puputan (perang sampai mati) Badung pada tahun 1906 mencoreng penguasaan penjajah di mata internasional. Guna menebus kekalahannya, Belanda tidak memberlakukan tanam paksa di Bali namun justru mulai menggencarkan pariwisata di kancah internasional. Sedemikian awal perkembangan pariwisata di Bali yang sarat keindahan namun penuh tumpahan darah para pahlawan. Dalam perkembangannya, pariwisata Bali terus bergeliat dan berkontribusi tinggi pada perekonomian Indonesia. Kontribusi devisa pariwisata Bali terhadap nasional pada tahun 2019 mencapai Rp75 triliun. Dibandingkan dengan total devisa nasional yang mencapai Rp270 triliun, Bali berkontribusi sebesar 28,9% (Balipost, 2019). Berita Resmi Statistik Provinsi Bali (2019) menyatakan bahwa terdapat kenaikan jumlah kunjungan sebesar 3,37% pada perbandingan tahun 2019 dan 2018. Dominasi wisatawan asing adalah berasal dari Australia dan Tiongkok. Kondisi ini menggeliatkan hunian kamar yang mencapai angka 62,55% pada Desember 2019. Salah satu kabupaten di Bali yang menjadi pusat pariwisata adalah Kabupaten Badung. Kabupaten Badung adalah kabupaten terkaya di Bali dan sekaligus penyumbang Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) terbesar di Provinsi Bali dari sektor pariwisatanya. Badung dianugerahi wilayah yang beragam mulai alam pesisir hingga pegunungan. Bagian selatan kabupaten ini berbatasan dengan Samudera Hindia dan menyuguhkan pemandangan alam laut yang didominasi pantai-pantai berpasir putih, seperti di pantai Kuta, Jimbaran, dan Seminyak. Data Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Bali mencatatkan bahwa pada tahun 2019, terdapat sebanyak 1953 hotel di Badung. Jumlah ini tercatat secara rinci sebagai berikut: 6 hotel bintang dua (28 buah); bintang tiga (65 buah); bintang empat (59 buah); bintang lima (49 buah), non bintang (618 buah), villa (1090 buah); dan rumah kos (44 buah). Meskipun hotel bintang lima dan empat hanya 5% dari populasi, hotel-hotel ini tercatat menyumbang 34,21% Pendapatan Asli Daerah (PAD) Bali. Oleh karenanya, tenaga kerja di pariwisata Badung terkenal makmur dengan Upah Minimum Sektoral Kabupaten (UMSK) sebesar Rp2.835.312,20 pada tahun 2019. Berdasar optimisme perkembangan, pada akhir tahun 2019, Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Bali mengestimasi kenaikan UMSK menuju angka Rp3.076.597,27 untuk tahun 2020. Apabila ada satu kata untuk merepresentasikan wilayah Seminyak di Badung, maka kata itu bisa jadi adalah ‘ramai’ atau ‘indah.’ Seminyak adalah salah satu kelurahan di Kecamatan Kuta, Badung, Bali. Wilayah yang terlihat jelas dari pesawat yang akan mendarat di Bandara Ngurah Rai ini terkenal sebagai tempat wisata pantai yang lengkap dengan berbagai fasilitas seperti hotel, spa, restoran, bar, kafe, dan toko. Deretan pantai nan indah membentang dari Pantai KuDeTa, Pantai Seminyak, dan Pantai Double Six. Keriuhan pariwisata di wilayah ini juga didukung oleh keharmonisan hidup di dua desa adat yaitu Desa Adat Seminyak dan Desa Adat Kerobokan (Banjar Adat Basangkasa). Suatu pagi di pertengahan Maret 2020 itu, Formosa tiba di hotel yang dia pimpin. Sambil membuka pintu mobil putihnya, dipandangnya papan nama hotel yang berdiri anggun dengan warna hijau berlatar putih di penghujung lapangan parkir. Gemericik air dan lantunan gending gamelan Bali menyambutnya. “Ayah memang tepat menamakan hotel ini dengan nama Hotel Home,” gumamnya. Mengambil konsep hotel bernuasa rumah yang ramah dan hangat, Hotel Home memadukan kekinian, kolonial, dan suasana tradisional Bali yang antik dan unik. Hotel yang didirikan oleh Dharmawan sejak Mei 2015 ini adalah salah satu hotel bintang empat yang berada di Kawasan Seminyak. Untuk melengkapi layanan hospitality-nya, hotel ini juga 7 menyediakan spa untuk memanjakan tamunya. Secara total, hotel ini memiliki 79 kamar dan 4 vila lengkap dengan fasilitas penunjang layanan yang mewah dan eksklusif (Peraga 1). Tidak mengherankan, tamu asing dari Australia dan Eropa menjadi pelanggan loyal yang mendominasi kunjungan di hotel ini. 

Pemegang tampuk utama kepemimpinan di hotel ini telah mengalami berbagai perubahan sejak didirikan. Dharmawan sebagai pemilik hotel mengawali bisnisnya dalam bisnis properti di Bandung. Dalam perkembangannya, pebisnis sukses ini meluaskan sayapnya ke kepemilikan pusat perbelanjaan, kafe, dan sekolah. Melirik empuknya bisnis pariwisata di Pulau Dewata, Dharmawan mendirikan Hotel Home sebagai pelebaran sayap bisnisnya. Selama 3 tahun sejak didirikan, manajemen Hotel Home dikelola oleh Topotels Hotel and Resort Management. Sayangnya, Dharmawan merasa bahwa tidak terdapat harmonisasi misi dan visi untuk pengembangan hotel antara dirinya dan pihak Topotels. Oleh karenanya, sejak Mei 2018, Dharmawan menugaskan Formosa, anak semata wayangnya untuk menjadi pemimpin utama di hotel ini. Formosa adalah sosok pebisnis muda yang ulet dan tangguh. Selepas menamatkan studi Masternya di Inggris dalam bidang hospitality management, Formosa memutuskan untuk kembali ke Indonesia dan turut mengambil peran pada lini bisnis ayahnya. Seorang ibu muda yang cantik dan menggemari olah raga berselancar, Formosa hadir memberi warna kepemimpinan transformatif di manajemen hotel. Formosa mengawali langkahnya dengan 8 menjadi assistant human resource manager sejak hotel didirikan. Sementara itu, Formosa juga aktif secara eksternal kelembagaan dalam Perhimpunan Hotel dan Resto Indonesia (PHRI) di Bali dan Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) Bali chapter. Kesupelan dan kecerdasan menjadikannya dapat diterima dengan baik oleh komunitasnya serta tujuh jajaran manajemen Hotel Home, Hadi, Hong, Yuyun, Abe, Made, Wike, dan Agung. Inilah tujuh jajaran manajemen yang sekarang menunggu di kantor Formosa untuk merapatkan dampak Covid-19 pada keberlangsungan bisnisnya. Setelah menyapa karyawan yang bertugas di resepsionis, Formosa melangkahkan kakinya dengan anggun ke ruang rapat pimpinan. Dimasukinya ruang rapat itu dengan perlahan. Dilihatnya mata-mata cemas di sana. Duduk paling dekat dengan kursi pimpinan rapat adalah Hadi sang Executive House Keeping yang senior dan progresif. Di sebelahnya duduk Hong yang teliti dan menjabat sebagai Chief Accountant. Selanjutnya, secara berurutan mengelilingi meja adalah Yuyun yang sigap sebagai Sous Chef, Abe yang cekatan sebagai Restaurant and Bar Manager, Made yang kritis dan sigap sebagai Assistant Chief Engineering, Wike yang ceriwis sebagai Assistant Sales Manager, dan Agung yang akomodatif sebagai Assistant Human Resource Manager. Semua mata tertuju pada Formosa. Mata yang menanyakan nasib hotel dan nasib diri dalam situasi pandemi yang siap mendera di depan mata? Mata yang mempertanyakan apakah kekokohan bisnis ini akan rapuh dalam hantaman tsunami Covid-19 yang makin tampak di cakrawala bisnis pariwisata?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sebaik-baik Teman Duduk adalah buku

Buku adalah teman duduk yang tidak akan memujimu dengan berlebihan, sahabat yang tidak akan menipumu, dan teman yang tidak membuatmu bosan. Dia adalah teman yang sangat toleran, yang tidak akan mengusirmu. Dia adalah tetangga yang tidak akan menyakitimu. Dia adalah teman yang tidak akan memaksamu mengeluarkan apa yang kamu miliki. Dia tidak akan memperlakukanmu dengan tipu daya, tidak akan menipumu dengan kemunafikan, dan tidak akan membuat kebohongan. Buku adalah sesuatu yang jika kamu pandang maka akan menajamkan kemampuan intelektual, membuat lidah tidak kelu, dan membuat ujung jemari semakin indah. Dia akan memperkaya ungkapan-ungkapanmu, akan menenangkan jiwa, dan mengisi dada. Buku akan memberikan penghormatan orang-orang awam dan persahabatan dengan raja-raja, kepadamu. Dengannnya kamu akan mengetahui sesuatu hanya dalam sebulan. Satu hal yang tidak bisa kamu dapatkan dari mulut orang dalam satu masa. Dengannya kamu juga bisa menghindarkan hutang dan kesusahan mencari rezeki. ...

Tempe Across the Miles: A Cultural Journey to Share Indonesia’s Heritage with the World

On Tuesday, April 29, I set out on a meaningful road trip from Bogor with two trusted colleagues, Pak Deddi and Dadan. What seemed like a business trip at first, quickly turned into something far deeper—a cultural and entrepreneurial journey fueled by passion for tempeh , a humble Indonesian food with global potential. Our first stop was SMKN 63 Jakarta, where we met with the vice principal and leadership team. We discussed an exciting plan to collaborate between Rumah Tempe Indonesia—an innovation center I proudly lead—and the school. We envision a tempeh production training center inside SMKN 63, giving students hands-on experience in food innovation, entrepreneurship, and cultural preservation. Rumah Tempe Indonesia has always believed that partnerships—whether with schools, universities, private or public sectors—are key to reviving and modernizing this traditional food. From Jakarta, we hit the road again, heading toward Semarang to meet the owner of a tofu factory with whom we...

Jangan Bersedih

Jangan bersedih. Sebab rasa sedih akan selalu mengganggumu dengan kenangan masa lalu. Kesedihan akan membuatmu khawatir dengan segala kemungkinan dimasa mendatang. Serta akan menyia-nyiakan kesempatanmu pada hari ini. Jangan bersedih. Karena rasa sedih hanya akan membuat hati menjadi kecut, wajah berubah muram, semangat makin padam, dan harapan kian menghilang. Jangan bersedih. Sebab kesedihan hanya akan membuat musuh gembira, kawan bersedih, dan menyenangkan para pendengki. Kerap pula membuat hakikat-hakikat yang ada berubah. Jangan bersedih. Karena rasa sedih sama dengan menentang qadha' dan menyesali sesuatu yang pasti. Kesedihan membuat kita jauh dari sikap lembut, juga benci terhadap nikmat. Jangan bersedih. Sebab rasa sedih tidak akan pernah mengembalikan sesuatu yang hilang dan semua yang telah pergi. Tidak pula akan membangkitkan orang yang telah mati. Tidak mampu menolak takdir, serta tidak mendatangkan manfaat. Jangan bersedih. Karena rasa sedih itu datangnya da...