Langsung ke konten utama

Part 5; Pasar: Hempasan Persaingan

 Mei 2021, Hotel Home masih tetap dibuka. Strategi penurunan harga yang diterapkan Formosa sedikit membuahkan hasil. Kamar yang semula dijual dengan harga Rp800.000 hingga Rp3.000.000, kini ditawarkan dengan harga Rp150.000 hingga Rp800.000. Beberapa rombongan kecil turis nusantara masuk menjadi tamu. “Lumayan, bisa untuk bertahan. Apapun akan kulakukan,” sedemikian gumam Formosa. Semalam, Formosa menerima informasi via surel yang dikirim oleh Edward, salah satu rekanan travel agent pelanggannya di Eropa. Melalui pesan itu, Edward menyampaikan bahwa belum ada pesanan masuk dari wisatawan mancanegara untuk memasuki Bali dan memesan kamar di Hotel Home. “It’s a terrible year. Please keep striving and looking forward to having a better year at 2022,” sedemikian terkutip dari pesan tersebut. Kejeblokan prospek pariwisata mancanegara menjadikan tahun 2021 ini sebagai tahun yang maha berat bagi Hotel Home. 20 Namun, bila bisa bertahan maka pada tahun 2022 diprediksi akan ada prospek lebih baik seperti yang dikabarkan Edward. Sandaran Formosa saat ini adalah pada pasar wisatawan nusantara. Wisatawan nusantara adalah wisatawan dari Indonesia yang menikmati pariwisata di dalam negeri. Rencana Strategik Kementerian Pariwista 2015-2019 mencatatkan karakteristik wisatawan nusantara sebagai berikut: 1. Wisatawan nusantara mengetahui destinasinya, bahasanya, kebiasaannya, iklimnya, dan budayanya. Wisatawan nusantara lebih “memaksa” (demanding) khususnya pada perihal yang terkait dengan kualitas produk dan hak-hak konsumennya. Wisatawan nusantara juga menginginkan produk yang lebih variatif. Wisatawan nusantara juga cenderung menetap di satu tujuan lebih lama. 2. Destinasi yang dituju oleh wisatawan nusantara berjarak lebih dekat. Wisatawan nusantara lebih sering berkunjung (biasanya bersama keluarga), khususnya di daerah pedesaan. Transportasi darat lebih sering digunakan dengan perbandingan 88% untuk wisatawan nusantara dan berbanding 51% untuk wisatawan mancanegara. 3. Biaya yang dikeluarkan lebih sedikit. Wisatawan nusantara akan mencari rasio harga kualitas yang terbaik, dan kadang harga terendah di semua segmen seperti akomodasi, makanan, belanja, dan makanan. Karakteristik yang dimiliki oleh wisatawan nusantara ini memang tidak terlalu menguntungkan dan sesuai dengan segmen pasar Hotel Home. Namun, dalam situasi pandemi ini, ketika wisatawan mancanegara memang tidak hadir, maka solusi yang terbaik adalah melayani wisatawan nusantara. Meskipun demikian, kewaspadaan pada Covid-19 tetap menjadi dasar rendahnya permintaan dari wisatawan nusantara. Kondisi ini diperparah dengan: 21 1. Ketentuan untuk memasuki Bali dengan tes Covid-19 berdasarkan hasil tes RTantigen atau RT-PCR. Tes ini berbiaya dan menjadi penghalang bagi wisatawan nusantara yang terkenal sensitif terhadap harga. 2. Persaingan tujuan pariwisata domestik yang tinggi. Bali bersaing dengan Yogyakarta, Bali, Raja Ampat, Labuan Bajo, dan Tana Toraja. Belum lagi, tujuantujuan pariwisata lokal yang berbasis alam dan ikonik untuk sosial media. Kondisi Bali semakin terseok dalam bersaing dengan pesaingnya karena tes Covid-19 hanya diterapkan di Bali dan tidak di tempat yang lain. Tambahan biaya dan upaya untuk tes Covid-19 mengakibatkan Bali kalah bersaing dengan para pesaingnya untuk menarik wisatawan mengunjunginya. 3. Tiket pesawat domestik yang terjangkau dan cenderung dibanting pada masa pandemi ini. Bagi wisatawan nusantara yang menyukai petualangan, rendahnya harga tiket menjadikannya ingin mengeksplorasi tujuan pariwisata yang lain, dan itu bukanlah Bali. Rendahnya kedatangan wisatawan ini benar-benar mengukung pemikiran dan rasa Formosa untuk merumuskan kebijakan strategiknya. Pada sisi lain, Hotel Home telah tersertifikasi CHSE, meskipun begitu pasar tetap tidak bergerak. Sertifikat CHSE adalah sertifikat yang diberikan oleh Kemenparekraf pada badan usaha milik masyarakat, termasuk hotel, yang telah memenuhi standar Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment Sustainability (Kelestarian Lingkungan). Kemenparekraf menilai bahwa kunci utama dalam pengembalian kondisi harus dilakukan melalui protokol kesehatan yang disiplin. Program ini hadir sebagai upaya pemerintah dalam menciptakan ruang yang aman dan nyaman bagi masyarakat. Sertifikasi ini akan menjadi bukti bahwa pelaku usaha telah memiliki, menerapkan, hingga meningkatkan protokol kesehatan di usahanya masingmasing. Selain itu, wisatawan dan masyarakat pun dapat merasa terjamin dengan pemenuhan 22 standar protokol kesehatan CHSE. Namun, upaya ini adalah upaya internal pelaku usaha yang tidak akan menghadirkan makna bila tidak ada dukungan eksternal dari rasa kepercayaan para wisatawan. Sebagai General Manager yang aktif dalam asosiasi pelaku pariwisata, sebenarnya Formosa lekat dengan informasi tentang ketersediaan hibah pariwisata yang disediakan pemerintah. Pemerintah menyediakan hibah sebesar Rp400.000.000 bagi hotel di Bali. Hibah ini disediakan dalam dalam dua gelombang; gelombang September 2020 dan Juni 2021. Persyaratan yang diberikan meliputi: 1. Hotel memiliki ijin operasional yang masih aktif. 2. Pajak hotel tahun sebelumnya telah lunas. 3. Hotel masih beroperasi. 4. Usaha tidak dalam naungan PT yang pailit. Sayangnya, Hotel Home tidak bisa memenuhi persyaratan nomor empat. PT yang menaungi Hotel Home memang sedang mengajukan pernyataan kepailitan. Harapan besar Formosa adalah sidang kepailitan ini segera diputuskan sehingga Formosa mengharapkan masih bisa mengakses dana hibah gelombang dua yang akan ditawarkan Juni 2021. Semoga bukan hanya harap dalam kabut yang tak pasti.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis SWOT Perusahaan Kontraktor

Berikut adalah bahasan analisis SWOT pada perusahaan Construct yang pernah dibahas pada buku analisis SWOT Freddy Rangkuti. Mari kita simak! Buku swot via Freddy Rangkuti Misi Perusahaan   PT. CSTRUCT adalah sebuah perusahaan dengan diversifikasi bidang usaha yang luas, meliputi jasa konstruksi, reality dan properti, perdagangan dan industri, baik dalam skala nasional maupun internasional. Dalam menjalankan usahanya, perusahaan ini senantiasa mengutamakan prestasi dan citra baik, serta berusaha menjadi perusahaan yang terkemuka dibidangnya. Semangat inovasi serta penguasaan teknologi terus dipacu demi pertumbuhan dan pengembangan usaha yang berkelanjutan yang menghasilkan produk-produk berupa barang maupun jasa yang bermutu dan bernilai tambah tinggi. Melalui pertumbuhan yang sehat dan hasil usaha yang tinggi, perusahaan ini selalu memberikan kepuasan kepada semua pihak yang berhubungan dengannya. Visi misi perusahaan via contoh.pro Sumber Daya Manusia (SDM) adalah aset u

Kewirausahaan : Dilihat Dari Berbagai Sudut Pandang

Pandangan Ahli Ekonomi 1)       Wirausaha adalah orang yang mengkombinasikan faktor-faktor produksi seperti sumber daya alam, tenaga kerja, material, dan peralatan lainnya untuk meningkatkan nilai yang lebih tinggi dari sebelumnya. 2)       Wirausaha juga merupakan orang yang memperkenalkan perubahan-perubahan, inovasi dan perbaikan produksi lainnya. 3)       Dengan kata lain, wirausaha adalah seseorang atau sekelompok orang yang mengorganisasikan faktor-faktor produksi, sumber daya alam, tenaga, modal dan keahlian untuk tujuan memproduksi barang dan jasa. Pandangan Ahli Manajemen 1)       Wirausaha adalah seseorang yang memiliki kemampuan dalam menggunakan dan mengkombinasikan sumber daya seperti keuangan, material, tenaga kerja, keterampilan untuk menghasilkan produk, proses produksi, bisnis dan orgasisasi usaha baru ( Marzuki Usman, 1997:3 ). 2)       Wirausaha adalah seseorang yang memiliki kombinasi unsur-unsur internal yang meliputi motivasi, visi, komunika

Kewirausahaan : Teori Life Path Change

Menurut Shapero dan Sokol (1982) dalam Sundjaja (1990), tidak semua wirausaha lahir dan berkembang mengikuti jalur yang sistematis dan terencana. Banyak orang yang menjadi wirausaha justru tidak memali proses yang direncanakan. Antara lain disebabkan oleh: a.       Negative displacement       Seseorang bisa saja menjadi wirausaha gara-gara dipecat dari tempatnya bekerja, tertekan, terhina atau mengalami kebosanan selam bekerja, dipaksa/terpaksa pindah dari daerah asal. Atau bisa juga karena sudah memasuki usia pensiun atau cerai perkawinan dan sejenisnya.        Banyaknya hambatan yang dialami keturunan Cina untuk memasuki bidang pekerjaan tertentu (misalnya menjadi pegawai negeri) menyisakan pilihan terbatas bagi mereka. Di sisi lain, menjaga kelangsungan hidup diri dan keluarganya, menjadi wirausaha pada kondisi seperti ini adalah pilihan terbaik karena sifatnya yang bebas dan tidak bergantung pada birokrasi yang diskriminatif. b.       Being between things       Ora