Diskusi: Keluar dari zona nyaman (Kisah pengalaman seorang pengajar muda di kabupaten Hulu sungai selatan)
Hallo Bels
Diskusi kali ini saya ambil dari forum indonesia muda atau yang biasa disebut FIM. Buat yang belum tau apa itu Forum Indonesia Muda (FIM). FIM merupakan sebuah forum independen yang beranggotakan pemuda dan mahasiswa dari berbagai Institusi, Universitas maupun lembaga kepemudaan dari seluruh Indonesia dengan cita-cita bersama membangun bangsa melalui semangat kontribusi bersama. Forum ini dibuat sebagai wadah silaturahim serta sarana peningkatan kompetensi pemuda dan mahasiswa dalam rangka menyiapkan pemimpin masa depan. Nah untuk lebih jelasnya nanti kalian bisa akses link web ini yak www.forumindonesiamuda.org.
Sama seperti postingan sebelumnya, diskusi kali ini masih berisikan rangkuman tanya jawab antara narasumber dan anggota diskusi. Tema yang diambil dalam diskusi kali ini adalah tentang keluar dari zona nyaman. Yang berbeda kali ini adalah kita akan mendengarkan pengalaman dari pengajar muda yang ditempatkan di daerah yang jauh dari ibukota. Nah buat kalian yang punya minat menjadi pengajar muda, atau hobi menjadi seorang volunteer di berbagai kesempatan. Kalian boleh mendengarkan pengalaman dari pengajar muda yang akan menceritakan pengalamannya kali ini, ya.
Ini adalah biodata bomber kita:
*Nama Lengkap 🧕🏻:* Tsurayya Hidayat
*Panggilan 🧕🏻 :* Ayya
*Ttl 🏡 :* Sukabumi, 12 Juni 1993
*Pekerjaan 👨🏻💻:* Pengajar Muda Kabupaten Hulu Sungai Selatan
*Instagram/line/facebook📲 :* IG: @sureayya / FB: Tsurayya Hidayat
Sebelum masuk ke diskusi, mari kita arti kan tema kita kali ini. Menurut kalian, zona nyaman itu apa sih? Melalui setiap harinya dengan bekerja di kantor, pulang ke rumah menikmati kebersamaan dengan keluarga di rumah dan jalan sama kawan sambil nongkrong di cafe. Atau bisa jadi zona nyaman itu diperluas dengan cara memilih untuk tinggal selama 1 tahun penuh di salah satu desa di pelosok Indonesia dengan keluarga angkat yang baru dikenal. Menjalani setiap harinya dengan mengajar murid-murid di sekolah yang serba terbatas, mempelajari hal-hal baru di alam, mencoba mengikuti kebiasaan-kebiasaan masyarakat setempat, selain itu juga belajar berbicara dalam bahasa daerah penduduk setempat.
Zona nyaman itulah yang coba diperluas oleh Ayya selama 1 tahun bertugas menjadi Pengajar Muda penempatan Desa Bajayau Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Bermukim di desa dengan mayoritas penduduk Suku Banjar yang tinggal di rumah panggung di atas rawa dan sungai memberikan pengalaman tersendiri yang tak akan pernah terlupakan.
Nah ini dia pengalaman Ayya menjadi seorang pengajar muda yang udah saya rangkum menjadi sebuah Q&A. Simak, yuk!
Pertanyaan #1. Pengajar muda itu apa sih?
Jadi Pengajar Muda itu intinya adalah salah satu program yang diselenggarakan oleh Gerakan Indonesia Mengajar. Programnya adalah mengirim para sarjana yang dianggap terbaik berdasarkan hasil seleksi untuk mewujudkan visi dan misi Indonesia Mengajar.
Gak apa-apa ya kujelaskan visi dan misinya sedikit.
Visinya itu mengajak semua pihak untuk turun tangan memajukan pendidikan di Indonesia.
Misinya adalah:
Kemudian dalam satu penempatan biasanya ada 6-8 orang Pengajar Muda yang tersebar di desa-desa yang berbeda.
Pertanyaan #2. Aktivitas Ayya sebelum menjadi seorang Pengajar Muda apa ya?
Wah ini beda banget sih. Sebelumnya selama hampir 2 tahun aku bekerja di salah satu _lawfirm_ di Jakarta sebagai konsultan hukum bidang kerjasama pemerintah dengan badan usaha.
Di samping itu di luar bekerja aku juga ikut berpartisipasi dalam beberapa kegiatan kerelawanan.
bs beda banget kekgitu, motivasinya ikut PM apa dong ya? Trs taunya kgtn ini drmn?
Aku sudah tahu program Pengajar Muda ini semenjak SMA kelas 2, waktu pengiriman angkatan pertama. Tapi kan harus lulus kuliah dulu jadi sempet lupa.
Selanjutnya termotivasi lagi untuk ikut waktu lulus kuliah, cuma saat itu keadaannya orang tua belum mengizinkan. Jadi ya ditunda dulu mimpinya.
Yang menarik saat sudah bekerja alhamdulillah aku dapat kesempatan untuk ikut pelatihan FIM angkatan 19, di sana sempat ketemu dan ngobrol-ngobrol dengan alumni-alumni Pengajar Muda. Banyak banget dapat inspirasi tentang kerelawanan dan pengabdian, akhirnya aku jadi bersemangat dan tergerak lagi deh untuk ikut.
Saat pembukaan pendaftaran Pengajar Muda angkatan 16 gak sengaja lihat dan langsung coba daftar deh. Kayanya memang sudah konspirasi alam semesta ini.
Pertanyaan #3. Apa motivasi Ayya menjadi pengajar muda?
Nah kalau motivasinya menjadi Pengajar Muda awalnya adalah karena memang aku senang berpartisipasi dalam kegiatan kerelawanan sejak SMA. Aku merasa hal itulah yang bisa kulakukan untuk berkontribusi buat negara lewat aksi nyata. Selama ini yang aku lihat lebih banyak kritik yang ditujukan kepada pemerintah, tapi untuk aksinya kurang.
Selain itu pernah sempat aku ikut kegiatan mengajar yang dibuat oleh BEM kampusku. Aku mengajar di salah satu SD di wilayah Kabupaten Bandung selama 1 minggu. Di kelasku tempat mengajar, ada murid sudah kelas 5 sd tetapi dia belum bisa membaca sama sekali. Di situ aku sedih banget, kok rasanya semua hal yang kupunya selama ini kurang berguna ya. Masih ada saja anak-anak yang belum bisa terdidik dengan baik.
Pertanyaan #4. Sekarang Ayya bertugas menjadi pengajar muda dimana? Apa aja kegiatan dan keseharian disana?
Saat ini aku tinggal dan bertugas di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan. Untuk mengajarnya aku bertugas mengajar di SDN Bajayau Tengah 2, Desa Bajayau Tengah, Kecamatan Daha Barat.
Sehubungan dengan tugas sebagai Pengajar Muda, ada 3 lingkup yaitu di desa, kecamatan dan kabupaten.
Di desa, kegiatanku sehari-hari itu yang utama mengajar murid-murid di SDN Bajayau Tengah 1. Kebetulan aku mendapat tugas menjadi guru bantu dengan mengajar kelas 4. Selain itu untuk hari Sabtu aku membantu sekolah mengaktifkan kembali ekskul pramuka dengan mengajak penggerak yaitu murid-murid SMA Daha Barat sebagai pelatih pramuka.
Di luar kegiatan mengajar, setiap hari di desa aku beraktifitas dengan para warga. Karena tugas Pengajar Muda selain mengajar itu juga melakukan pelibatan masyarakat. Biasanya aku suka ikut ibu-ibu nongkrong di depan rumah sambil bemancukan (semacam ngerujak pakai garam yg dicampur air rebusan ikan), atau kalau warga ada kegiatan haulan (syukuran) aku berpartisipasi dengan datang ke sana atau menjadi tukang foto di sana. Karena tugasku masih berhubungan dengan pendidikan, biasanya aku menyelipkan obrolan tentang sekolah dan anak-anaknya sebagai murid.
Kalau dengan anak-anak di desa, setiap minggu pasti ada kegiatan les yang kuadakan. Kadang les pelajaran tambahan atau belajar menulis surat dengan kakak-kakak di kota (nama programnya #BerkabardenganBajayau, bisa dilihat di instagram). Kadang juga masak-masak-masak dengan anak-anak, seperti minggu kemarin mereka ingin coba makan pizza jadi kita coba membuat pizza dengan cara alat-alat yang ada. Atau kadang aku suka diajak bermain seperti memancing, berenang di sungai, jalan-jalan ke desa lain sambil mencari buah. Pokonya setiap hari dilewati dengan menyenangkan.
Sementara itu untuk lingkup tugas di kabupaten, aku dan teman-teman Pengajar Muda penempatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan (terdiri dari 7 orang dan masing-masing tinggal di 7 desa, 4 kecamatan yang berbeda) harus berjejaring dengan pemangku kepentingan yang berkaitan dengan pendidikan dan juga para penggerak di sini. Di samping turut serta dalam kegiatan yang diadakan kabupaten, tidak jarang kami mengadakan kegiatan yang dilakukan bekerjasama dengan pemangku kepentingan dan penggerak lokal. Salah satunya adalah Forum Ketupat (Kemajuan Pendidikan Hebat). Forum ini melibatkan seluruh pemangku kepentingan dan juga para penggerak untuk menggerakan kegiatan pendidikan di sini. Pokonya senang sekali bisa bekerja sama untuk menggerakan pendidikan di sini😁
Pertanyaan #5. Hal menarik apa yang ditemui ketika tinggal disana?
Aku tinggal di tengah-tengah masyarakat kabupaten yang terdiri dari suku banjar dan suku dayak.
Untuk di desaku yang penduduknya asli Suku Banjar, hal yang menarik yang ditemui adalah masyakaratnya senang sekali mengadakan kegiatan bemasakan (masak-masak). Setiap acara haulan (selamatan), pasti menghidangkan makanan yang setiap jenisnya dihidangkan dalam beberapa piring berbeda. Setiap orang yang datang mendapatkan beberapa piring yang berbeda. Misalkan nasi pakai piring besar, sayur menggunakan mangkuk, sambal menggunakan piring kecil, tempe tahu dan ayam goreng pakai piring sedang terpisah, dan mangkuk kobokan air untuk mencuci tangan. Bisa dibayangkan berapa banyak piring yang digunakan untuk makan orang banyak.
Sementara itu, hal yang menarik di sini adalah pesta pernikahan rata-rata diselenggarakan di rumah masing-masing. Pesta seringkali diselenggarakan pada saat hari kerja dan dimulai dari mulai jam 8 pagi sampai sore. Bahkan untuk acara pernikahan di Suku Dayak bisa dimulai jam 7 pagi. Undangan yang datang memakai pakaian biasa, bahkan kebanyakan tidak mandi karena sebelumnya harus bekerja.
Berikut adalah foto-foto yang didokumentasikan oleh Ayya selama berada di Hulu:
Nah itu dia pengalaman Ayya yang telah keluar dari zona nyamannya hidup di kota untuk beralih kegiatan sebagai pengajar muda di kabupaten Hulu Sungai Selatan. Lanjutan ceritanya akan diposting pada kesempatan selanjutnya, ya. Namun yang bisa kita ambil dari kisah ini adalah bukan tentang Ayya sebagai narasumber yang telah mendapatkan pengalaman sebagai pengajar muda. Tapi bagaimana optimisme bangsa bahwa anak-anak mudanya telah melakukan aksi nyata membantu saudara satu bangsanya di pelosok Indonesia. Kisah ini sepatutnya membuka pandangan kita bahwa ada anak muda yang tanpa terekspose media sudah memberikan aksi nyata di berbagai penjuru negeri.
Lantas bagaimana dengan kita yang tidak memiliki kesempatan menjadi pengajar muda? Tenang saja. Apapun pekerjaanmu saat ini, nyatanya kamu juga turut membantu membangun negeri ini dengan apapun profesimu. Kisah ini boleh menjadi pacuan untuk memberikan yang terbaik kedepannya, namun jangan menjadi alasan untuk membanding-bandingkan dirimu dengan orang lain, ya. Tidak perlu jauh-jauh menjadi seorang pengajar muda di pelosok negeri. Jika kamu seorang pelajar, maka jadilah pelajar yang baik agar kelak menjadi orang yang berguna. Bila kamu seorang pegawai, jadilah pegawai yang baik agar sedikit banyak membantu perekonomian Indonesia. Jika kamu seorang pengusaha, jadilah pengusaha yang baik agar membantu mengurangi pengangguran di Indonesia. Dan jika kamu seorang guru, jadilah guru yang baik di manapun kamu mengajar agar dapat mencetak generasi-generasi penerus bangsa. Semuanya sepadan, apa yang kamu kerjakan saat ini sedikit banyak membantu negara kita tercinta. Asalkan dikurangi ya tentang cinta-cintaan dan sikap julidnya.
Salam
Diskusi kali ini saya ambil dari forum indonesia muda atau yang biasa disebut FIM. Buat yang belum tau apa itu Forum Indonesia Muda (FIM). FIM merupakan sebuah forum independen yang beranggotakan pemuda dan mahasiswa dari berbagai Institusi, Universitas maupun lembaga kepemudaan dari seluruh Indonesia dengan cita-cita bersama membangun bangsa melalui semangat kontribusi bersama. Forum ini dibuat sebagai wadah silaturahim serta sarana peningkatan kompetensi pemuda dan mahasiswa dalam rangka menyiapkan pemimpin masa depan. Nah untuk lebih jelasnya nanti kalian bisa akses link web ini yak www.forumindonesiamuda.org.
Sama seperti postingan sebelumnya, diskusi kali ini masih berisikan rangkuman tanya jawab antara narasumber dan anggota diskusi. Tema yang diambil dalam diskusi kali ini adalah tentang keluar dari zona nyaman. Yang berbeda kali ini adalah kita akan mendengarkan pengalaman dari pengajar muda yang ditempatkan di daerah yang jauh dari ibukota. Nah buat kalian yang punya minat menjadi pengajar muda, atau hobi menjadi seorang volunteer di berbagai kesempatan. Kalian boleh mendengarkan pengalaman dari pengajar muda yang akan menceritakan pengalamannya kali ini, ya.
Ini adalah biodata bomber kita:
*Nama Lengkap 🧕🏻:* Tsurayya Hidayat
*Panggilan 🧕🏻 :* Ayya
*Ttl 🏡 :* Sukabumi, 12 Juni 1993
*Pekerjaan 👨🏻💻:* Pengajar Muda Kabupaten Hulu Sungai Selatan
*Instagram/line/facebook📲 :* IG: @sureayya / FB: Tsurayya Hidayat
Sebelum masuk ke diskusi, mari kita arti kan tema kita kali ini. Menurut kalian, zona nyaman itu apa sih? Melalui setiap harinya dengan bekerja di kantor, pulang ke rumah menikmati kebersamaan dengan keluarga di rumah dan jalan sama kawan sambil nongkrong di cafe. Atau bisa jadi zona nyaman itu diperluas dengan cara memilih untuk tinggal selama 1 tahun penuh di salah satu desa di pelosok Indonesia dengan keluarga angkat yang baru dikenal. Menjalani setiap harinya dengan mengajar murid-murid di sekolah yang serba terbatas, mempelajari hal-hal baru di alam, mencoba mengikuti kebiasaan-kebiasaan masyarakat setempat, selain itu juga belajar berbicara dalam bahasa daerah penduduk setempat.
Zona nyaman itulah yang coba diperluas oleh Ayya selama 1 tahun bertugas menjadi Pengajar Muda penempatan Desa Bajayau Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Bermukim di desa dengan mayoritas penduduk Suku Banjar yang tinggal di rumah panggung di atas rawa dan sungai memberikan pengalaman tersendiri yang tak akan pernah terlupakan.
Nah ini dia pengalaman Ayya menjadi seorang pengajar muda yang udah saya rangkum menjadi sebuah Q&A. Simak, yuk!
Pertanyaan #1. Pengajar muda itu apa sih?
Jadi Pengajar Muda itu intinya adalah salah satu program yang diselenggarakan oleh Gerakan Indonesia Mengajar. Programnya adalah mengirim para sarjana yang dianggap terbaik berdasarkan hasil seleksi untuk mewujudkan visi dan misi Indonesia Mengajar.
Gak apa-apa ya kujelaskan visi dan misinya sedikit.
Visinya itu mengajak semua pihak untuk turun tangan memajukan pendidikan di Indonesia.
Misinya adalah:
- Mendorong perubahan perilaku pendidikan yang lebih baik dan berkelanjutan di entitas sasaran.
- Membangun jejaring pemimpin muda yang memiliki kompetensi kualitas global dengan pemahaman akar rumput.
- Mendorong tumbuhnya gerakan sosial pendidikan di Indonesia
Kemudian dalam satu penempatan biasanya ada 6-8 orang Pengajar Muda yang tersebar di desa-desa yang berbeda.
Pertanyaan #2. Aktivitas Ayya sebelum menjadi seorang Pengajar Muda apa ya?
Wah ini beda banget sih. Sebelumnya selama hampir 2 tahun aku bekerja di salah satu _lawfirm_ di Jakarta sebagai konsultan hukum bidang kerjasama pemerintah dengan badan usaha.
Di samping itu di luar bekerja aku juga ikut berpartisipasi dalam beberapa kegiatan kerelawanan.
bs beda banget kekgitu, motivasinya ikut PM apa dong ya? Trs taunya kgtn ini drmn?
Aku sudah tahu program Pengajar Muda ini semenjak SMA kelas 2, waktu pengiriman angkatan pertama. Tapi kan harus lulus kuliah dulu jadi sempet lupa.
Selanjutnya termotivasi lagi untuk ikut waktu lulus kuliah, cuma saat itu keadaannya orang tua belum mengizinkan. Jadi ya ditunda dulu mimpinya.
Yang menarik saat sudah bekerja alhamdulillah aku dapat kesempatan untuk ikut pelatihan FIM angkatan 19, di sana sempat ketemu dan ngobrol-ngobrol dengan alumni-alumni Pengajar Muda. Banyak banget dapat inspirasi tentang kerelawanan dan pengabdian, akhirnya aku jadi bersemangat dan tergerak lagi deh untuk ikut.
Saat pembukaan pendaftaran Pengajar Muda angkatan 16 gak sengaja lihat dan langsung coba daftar deh. Kayanya memang sudah konspirasi alam semesta ini.
Pertanyaan #3. Apa motivasi Ayya menjadi pengajar muda?
Nah kalau motivasinya menjadi Pengajar Muda awalnya adalah karena memang aku senang berpartisipasi dalam kegiatan kerelawanan sejak SMA. Aku merasa hal itulah yang bisa kulakukan untuk berkontribusi buat negara lewat aksi nyata. Selama ini yang aku lihat lebih banyak kritik yang ditujukan kepada pemerintah, tapi untuk aksinya kurang.
Selain itu pernah sempat aku ikut kegiatan mengajar yang dibuat oleh BEM kampusku. Aku mengajar di salah satu SD di wilayah Kabupaten Bandung selama 1 minggu. Di kelasku tempat mengajar, ada murid sudah kelas 5 sd tetapi dia belum bisa membaca sama sekali. Di situ aku sedih banget, kok rasanya semua hal yang kupunya selama ini kurang berguna ya. Masih ada saja anak-anak yang belum bisa terdidik dengan baik.
Pertanyaan #4. Sekarang Ayya bertugas menjadi pengajar muda dimana? Apa aja kegiatan dan keseharian disana?
Saat ini aku tinggal dan bertugas di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan. Untuk mengajarnya aku bertugas mengajar di SDN Bajayau Tengah 2, Desa Bajayau Tengah, Kecamatan Daha Barat.
Sehubungan dengan tugas sebagai Pengajar Muda, ada 3 lingkup yaitu di desa, kecamatan dan kabupaten.
Di desa, kegiatanku sehari-hari itu yang utama mengajar murid-murid di SDN Bajayau Tengah 1. Kebetulan aku mendapat tugas menjadi guru bantu dengan mengajar kelas 4. Selain itu untuk hari Sabtu aku membantu sekolah mengaktifkan kembali ekskul pramuka dengan mengajak penggerak yaitu murid-murid SMA Daha Barat sebagai pelatih pramuka.
Di luar kegiatan mengajar, setiap hari di desa aku beraktifitas dengan para warga. Karena tugas Pengajar Muda selain mengajar itu juga melakukan pelibatan masyarakat. Biasanya aku suka ikut ibu-ibu nongkrong di depan rumah sambil bemancukan (semacam ngerujak pakai garam yg dicampur air rebusan ikan), atau kalau warga ada kegiatan haulan (syukuran) aku berpartisipasi dengan datang ke sana atau menjadi tukang foto di sana. Karena tugasku masih berhubungan dengan pendidikan, biasanya aku menyelipkan obrolan tentang sekolah dan anak-anaknya sebagai murid.
Kalau dengan anak-anak di desa, setiap minggu pasti ada kegiatan les yang kuadakan. Kadang les pelajaran tambahan atau belajar menulis surat dengan kakak-kakak di kota (nama programnya #BerkabardenganBajayau, bisa dilihat di instagram). Kadang juga masak-masak-masak dengan anak-anak, seperti minggu kemarin mereka ingin coba makan pizza jadi kita coba membuat pizza dengan cara alat-alat yang ada. Atau kadang aku suka diajak bermain seperti memancing, berenang di sungai, jalan-jalan ke desa lain sambil mencari buah. Pokonya setiap hari dilewati dengan menyenangkan.
Sementara itu untuk lingkup tugas di kabupaten, aku dan teman-teman Pengajar Muda penempatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan (terdiri dari 7 orang dan masing-masing tinggal di 7 desa, 4 kecamatan yang berbeda) harus berjejaring dengan pemangku kepentingan yang berkaitan dengan pendidikan dan juga para penggerak di sini. Di samping turut serta dalam kegiatan yang diadakan kabupaten, tidak jarang kami mengadakan kegiatan yang dilakukan bekerjasama dengan pemangku kepentingan dan penggerak lokal. Salah satunya adalah Forum Ketupat (Kemajuan Pendidikan Hebat). Forum ini melibatkan seluruh pemangku kepentingan dan juga para penggerak untuk menggerakan kegiatan pendidikan di sini. Pokonya senang sekali bisa bekerja sama untuk menggerakan pendidikan di sini😁
Pertanyaan #5. Hal menarik apa yang ditemui ketika tinggal disana?
Aku tinggal di tengah-tengah masyarakat kabupaten yang terdiri dari suku banjar dan suku dayak.
Untuk di desaku yang penduduknya asli Suku Banjar, hal yang menarik yang ditemui adalah masyakaratnya senang sekali mengadakan kegiatan bemasakan (masak-masak). Setiap acara haulan (selamatan), pasti menghidangkan makanan yang setiap jenisnya dihidangkan dalam beberapa piring berbeda. Setiap orang yang datang mendapatkan beberapa piring yang berbeda. Misalkan nasi pakai piring besar, sayur menggunakan mangkuk, sambal menggunakan piring kecil, tempe tahu dan ayam goreng pakai piring sedang terpisah, dan mangkuk kobokan air untuk mencuci tangan. Bisa dibayangkan berapa banyak piring yang digunakan untuk makan orang banyak.
Sementara itu, hal yang menarik di sini adalah pesta pernikahan rata-rata diselenggarakan di rumah masing-masing. Pesta seringkali diselenggarakan pada saat hari kerja dan dimulai dari mulai jam 8 pagi sampai sore. Bahkan untuk acara pernikahan di Suku Dayak bisa dimulai jam 7 pagi. Undangan yang datang memakai pakaian biasa, bahkan kebanyakan tidak mandi karena sebelumnya harus bekerja.
Berikut adalah foto-foto yang didokumentasikan oleh Ayya selama berada di Hulu:
Kegiatan pramuka hari Sabtu bersama murid SMA Daha Barat via Whatsapp |
Bersama murid kelas 4 SDN Bajayau Tengah1 via Whatsapp |
Belajar membaca sepulang sekolah via whatsapp |
Kegiatan bersama para PM ke salah satu desa via whatsapp |
Bersama para penggerak di kabupaten setelah acara forum ketupat via whatsapp |
Ikuti tradisi warga desa berziarah ke makam datuk Daha via whatsapp |
Makanan di acara banjar via whatsapp |
Ke acara pernikahan tidak mandi via whatsapp |
Lantas bagaimana dengan kita yang tidak memiliki kesempatan menjadi pengajar muda? Tenang saja. Apapun pekerjaanmu saat ini, nyatanya kamu juga turut membantu membangun negeri ini dengan apapun profesimu. Kisah ini boleh menjadi pacuan untuk memberikan yang terbaik kedepannya, namun jangan menjadi alasan untuk membanding-bandingkan dirimu dengan orang lain, ya. Tidak perlu jauh-jauh menjadi seorang pengajar muda di pelosok negeri. Jika kamu seorang pelajar, maka jadilah pelajar yang baik agar kelak menjadi orang yang berguna. Bila kamu seorang pegawai, jadilah pegawai yang baik agar sedikit banyak membantu perekonomian Indonesia. Jika kamu seorang pengusaha, jadilah pengusaha yang baik agar membantu mengurangi pengangguran di Indonesia. Dan jika kamu seorang guru, jadilah guru yang baik di manapun kamu mengajar agar dapat mencetak generasi-generasi penerus bangsa. Semuanya sepadan, apa yang kamu kerjakan saat ini sedikit banyak membantu negara kita tercinta. Asalkan dikurangi ya tentang cinta-cintaan dan sikap julidnya.
Salam
Komentar
Posting Komentar