Diskusi Love Your Self
Momod;
"Mau mengingatkan niiih. *Malam ini* jam *20.00-21.00* akan ada online sharing yaaa, dengan tema."
*_HOW TO LET GO THINGS THAT WE CANT HAVE_*
*Bomberπ§π»:*
*Gita Yolanda*
- Clinical Psychologist Candidate
*Moderator π£:* Nisrina alias saya sendiri
*Notulis ✍π»:* Alfi
*Momod;
"Btw terima kasih buat teman-teman telah antusias untuk mengikuti Open Sharing Session via WhatsApp yang diadakan oleh *Love Your Self Community*
Sebelumnya perkenalkan nama saya *Nisrina biasa dipanggil Ninis* yang merupakan salah satu anggota dari LYS yang nantinya akan menjadi momod (moderator) untuk memandu diskusi malam nanti dan selaku admin grup ini."
❤Nah sebelumnya mungkin di sini bertanya-tanya apa sih Love Your Self Community (LYS) itu ?
Love Your Self (LYS) merupakan sebuah forum independen yang beranggotakan pemuda dan pemudi dari berbagai aktivitas, universitas maupun lembaga kepemudaan dengan cita-cita bersama membangun mental diri dengan semangat kontribusi bersama. Forum ini di buat sebagai sarana peningkatan kompetensi diri dan dalam rangka menyiapkan pribadi yang lebih baik di masa depan serta menjadi wadah silaturahmi dari berbagai kalangan yang memiliki kegelisahan yang sama terkait mental health.
*Visi LYS adalah*
Mewujudkan generasi muda Indonesia yang memiliki kualitas hidup dan kesehatan mental yang baik.
*Misi YLS adalah*
- Mengadakan kegiatan-kegiatan terkait dunia komunikasi psikologi di masyarakat.
- Mengadakan pelatihan-pelatihan sebagai sarana terapi untuk diri sendiri self-healing.
- Menjadi jembatan bagi masyarakat yang peduli terkait mental health dan penderita gangguan kesehatan mental.
"More info LYS
Instagram : *@loveyourself_indonesia*"
"JANGAN LUPA DI FOLLOW YHA GENGGES ☺☺"
Sekian introductionnya~ masi ada waktu 5 menit lagiii sampai diskusi resmi dibuka yaa
"Mau share materi dulu aaah~"
Naaah, sabi nih dibaca baca dulu materinyaaa
*How to let go things that we cant have*
"Siapa di sini yang pernah susyaaaah banget mengikhlaskan sesuatu yang ga bisa kita miliki?"
*Other; ππΌ
"Sayaaa"
" ππ» me ..."
"Sayyaaa sayyaaaaπ"
"Sayaaaa ππ»♀ππ»♀ππ»♀ππ»♀"
"☝π»akuuuu"
*Momod;
"WAHAHAHA banyak yang senasip euyyy. So sad πππ"
"Naah, kita sambut dulu yaaa bomber kita malam iniii"
"Kak @Gita Yolanda !!!!! Selamat malam Kak Gitaaaa~~"
*Gita Yolanda;
"Halo semuanyaa"
"Selamat malam Nisrinaa"
"Selamat malam teman teman semuanya ππ"
*Momod;
" πππ malam kaak, nampaknya bahagia sekali Kak Gita malam ini"
*Other;
"Selamat malam mbak Gitaaπ"
"Selamat malam kakak2"
*Momod;
"Ini biodatanya Kak Gita yaa, silakan dibaca duluu"
*Biodata Bomber*
*Nama Lengkap π§π»:* Gita Yolanda
Mental Health Enthusiast
Women activist
Reliever
Clinical Psychologist Candidate
*Panggilan π§π» :* Gita
*Ttl π‘ :* Batam, 29 November 1993
*Pekerjaan π¨π»π»:* Assitant Assesor, Mahasiswa
*Tempat tinggal/domisili :* Yogyakarta
*No hp π±:**********
*Twitterπ² :* gitayolandaa
*Hal yang harus orang tahu tentang love your self :* love yourself as much as you want to be loved
"Okeeey. Up yaa materi malam inii yang akan disampaikan oleh Kak Gitaa"
*Gita;
"Kita mulai yaah"
"Assalamualaikum temen temen semuanya. Sebelumnya saya mau mengucapkan terima kasih untuk love your self community yang telah menyelenggarakan acara ini dan memberikan kesempatan saya untuk sharing dengan teman teman semua di sini"
*Momod;
"Waalaikumsalam."
"Alhamdulillah, waktu dan tempat dipersilakan Kak Gitaa ☺"
*Gita;
"Kenalan dikit yah. Karena tak kenal maka taaruf π Sesuai dengan biodatanyaa yaah, nama saya Gita, saat ini selain aktif kuliah di Magister Psikologi Profesi UGM, juga aktif di salah satu organisasi Jogja hehe dulu S1nya Solo"
"Lanjut masuk ke materi yap"
*introduction*
"Banyak yang mengatakan bahwa yang membuat kita tetap semangat untuk bangun pagi dan memulai hari adalah harapan, cita-cita, atau mimpi. Katanya, hal tersebut yang mampu membuat kita tetap semangat dalam menjalani hari, membuat badan terus bergerak mencapai asa, membuat jantung lebih berdetak keras ketika mengingatnya, dan membakar adrenalin ketika membayangkan diri ini dapat mencapainya."
"Namun bagaimana jika harapan tak sesuai dengan kenyataan? Bagaimana jika itu semua tidak dapat menjadi milik kita?_"
"Ketika itu terjadi, tidak sedikit juga yang menyalahkan harapan, cita-cita, mimpi, ataupun ekspektasi. “Terlalu tinggi” kata mereka atau “bukan takdir” kata seorang yang ahli dalam agama. Begitulah jawaban-jawaban yang kita temukan ketika kita menjumpai rasa kecewa atau sedih ketika kenyataan tidak berjalan sesuai harapan atau ketika kegagalan rasanya menghancurkan dunia. Masih banyak lagi berbagai jawaban atau respon orang sekitar terhadap perasaan sedih yang kita alami. Tak jarang juga kita menyalahkan diri sendiri akhirnya terus menerus larut dalam kesedihan."
"Namun apa yang terjadi tidak bisa diubah. Terkadang kita sudah kenyang dengan berbagai nasehat atas apa yang terjadi. Ataupun merasa lelah karena terus mencari berbagai jawaban. Saat hal tidak sesuai harapan, yang kita butuhkan bukanlah nasihat mengenai pahitnya rasa kecewa atau obrolan-obrolan mengenai resiko dari membangun harapan atau ekspektasi. Terkadang yang kita butuhkan saat itu adalah bagaimana caranya berdamai dengan rasa kecewa karena harapan tidak sesuai dengan kenyataan."
*_Bagaimana cara membiarkan hal yang tak dapat menjadi milik kita pergi tanpa ada rasa perih di hati?_*
"Ada banyak cara dalam menghadapi situasi yang tidak sesuai dengan harapan. You name it. Salah satunya adalah dengan *penerimaan*. Penerimaan bukan sebuah teknik, melainkan sebuah proses. Itu artinya membutuhkan waktu dan setiap orang akan mengalami proses yang berbeda satu dengan yang lainnya."
"Nah, coba kita lihat definisi dari penerimaan itu sendiri apa. Bisa dilihat pada slide dua."
"Penerimaan artinya membuka dan memberi ruang bagi perasaan, sensasi, dorongan, dan emosi yang menyakitkan. Penerimaan artinya ketika kita berhenti menyangkal hal yang seharusnya terjadi. "
"Penerimaan tidak hanya menerima pikiran dan perasaan yang terjadi pada diri, namun juga fokus dan menyadari diri pada saat ini dan sekarang. Menerima bukan berarti kegagalan atau kelemahan. Menerima adalah suatu langkah yang membutuhkan keberanian."
"Sebenernya penerimaan itu sendiri memiliki definisi yang luas, tapi dapat kita simpulkan, bahwa penerimaan itu menerima perasaan yang ada di dalam diri, termasuk kecewa, sedih, atau marah lalu menyediakan ruang sehingga kita tidak menyangkal perasaan itu sendiri. Dengan begitu, kita dapat fokus pada keadaan saat ini dan tidak begitu memikirkan masa lalu."
"lanjut slide 3 dan 4, coba tanyakan pada diri masing-masing, apakah teman-teman sudah melakukan penerimaan?"
"Salah satu cara untuk mengetahui apakah kamu sudah melakukan penerimaan atau belum adalah dengan bertanya pada diri sendiri *“apakah aku dapat merasanya nyaman dengan apa yang terjadi saat ini?”*"
"Gimana perasaan teman-teman? Apakah masih menyangkal? Marah? Atau sedih?"
"Nah ternyata perasaan tersebut biasa ketika kita mendengar kabar buruk, kabar yang tidak sesuai dengan ekspektasi kita. Mungkin ada yang tidak diterima di universitas impian atau tempat kerja yang diinginkan, atau bahkan kehilangan orang tersayang."
"Bisa kita lihat ke slide 5. Slide 5 adalah *siklus dari penerimaan atau acceptance*. Yuk kita bahas satu per satu."
Jadi bisa kita lihat;
1. Kondisi di mana kita baik-baik saja, belum menerima kabar mengenai harapan yang tak sesuai kenyataan. Biasanya pada fase ini kita masih dapat berpikir objektif
2. Yang kedua ketika kita menerima kabar buruk. Pada fase ini biasanya masih shock, masih mencerna apa yang sedang terjadi.
3. Fase ketiga ini denial. Biasanya kita masih menyangkal tentang apa yang terjadi, mencari-cari alasan positif agar tidak terlalu sakit hati.
4. Lalu, biasanya muncul rasa marah, rasa tidak terima, rasa ketidakadilan. Pada fase ini bisa saja bertindak agresif seperti menyakiti orang lain atau diri sendiri
5. Lalu yang kelima fase depresi di mana merasa selalu sedih, malas berkegiatan, kehilangan minat atau hobi, ataupun menarik diri. Tidak sedikit juga yang merasa tidak berharga dan putus asa.
6. Nah fase ke enam, biasanya mulai memahami apa yang terjadi, mulai berpikir kenapa bisa terjadi, dan perlahan menerima.
7. Lalu masuk ke fase penerimaan, di mana sudah membuka diri dan memberikan ruang atas apa yang terjadi bahkan dapat mengambil hikmah atau pelajaran dari pengalaman masa lalu.
"Kira-kira teman-teman pada fase yang mana nih sekarang?"
"bisa dijawab masing-masing di dalam hati"
*Other;
"6-7 sekarang π"
"Fase 7 kak ... ππ»"
*Gita;
"Setelah memahami adanya fase dalam penerimaan, sekarang *bagaimana caranya merengkuh penerimaan di dalam diri sehingga mengingat hal tersebut tidak akan menuai tangis melainkan berganti senyum manis?*"
"waah MasyaaAllah Mbak Fitri dan Mbak Ayu.. nanti sharing yaah"
"ini materinya juga ngga banyak, jadi saya berharap kita akan lebih banyak sharing nanti di sini.."
"Menerima bukan hanya sekedar mengatakan “ya saya menerima kenyataan ini” atau “ya saya memaafkan dia” tapi masih terasa sakit ketika mengucapkannya. Masih merasakaan kekecewaan di dada. Menerima berarti juga menerima dirimu sendiri sehingga mampu berdamai dengan diri."
"*Bagaimana caranya agar kita dapat melepaskan apa yang tidak dapat menjadi milik kita? Bagaimana caranya kita dapat menerima situasi ini?*"
"Teman teman bisa melihat slide ke 6. Yuk kita bahas satu persatu
*Yang pertama*, pahamilah bahwa di dunia ini ada hal yang kita ubah dan ada hal yang memang tidak dapat kita ubah. Contoh hal yang sulit atau bahkan tidak bisa kita ubah misalnya persepsi orang lain terhadap kita, pendapat orang lain, masa lalu, ataupun hal-hal terjadi di luar kuasa kita. Dan hal-hal yang dapat kita ubah adalah hal-hal seperti bagaimana respon kita dalam menghadapi sesuatu.
"Oiya, saya ingin sharing _serenity prayer_ bagi yang belum tau."
Artinya;
“Tuhan, berikan aku keikhlasan untuk dapat menerima hal yang tidak dapat aku ubah, keberanian untuk dapat mengubah hal yang bisa aku ubah, dan kebijaksanaan untuk membedakan antara keduanya”
"Jadi dari _serenity prayer_ ini kita belajar bahwa hal yang dapat kita ubah akan dapat kita ubah dengan kekuatan dan keberanian. Namun terdapat dapat hal-hal yang tidak dapat kita ubah maka terimalah dengan keikhlasan"
"karena bagaimanapun kita manusia, punya keterbatasan, termasuk keterbatasan terhadap hal-hal yang tidak bisa kita kontrol"
"*Yang kedua*, terima dirimu apa adanya termasuk pikiran, perasaan, atau memori. Untuk dapat menerima, langkah pertama adalah menyadarinya. Karena, bagaimana mau kita terima atau apa yang akan kita terima jika kita sendiri tidak menyadari hal-hal apa saja yang sedang terjadi pada diri kita. Maka dari itu, kita dapat mulai dengan menyadari apa yang kita rasakan dan mengakuinya. Sadari bahwa kamu mungkin saat itu kecewa, marah, sedih, bahkan sakit hati. Setelah itu terimalah perasaan-perasaan tersebut. menangislah bila merasa kecewa ataupun sedih. Katakan dan akui bahwa “ya aku kecewa dengannya” atau “aku merasa sangat sedih dengan kenyataan ini”. Terima emosi-emosi apapun yang kamu rasakan, baik bahagian maupun sedih."
*biasanya hal ini tertutup dengan "aku ngga papa kok"
"*Yang ketiga*, hiduplah di masa kini, bukan masa lalu. Jangan biarkan dirimu tersesat di dalam pikiran-pikiran masa lalu. Sadarlah tentang apa yang terjadi saat ini, sadari apa yang sedang kamu kerjakan, apa yang sedang kamu rasakan. Masa lalu mungkin menyakitkan atau meninggalkan luka. Tapi karena masa lalulah kita menjadi kita yang sekarang. Masa lalu mungkin akan meninggalkan kenangan, kamu dapat memilih ingin melupakan atau tetap mengenangnya. Lakukan yang terbaik untukmu."
"yang ketiga ini berkaitan dengan yang kedua. intinya menyadari saat ini. being here and now."
*Yang keempat*, focus on positive thought. Berpikir positif. Ketika kecewa, pikiran negatif lebih mendominasi, nah coba mulai tanyakan pada diri sendiri “apa sisi positif ketika ekspektasiku tidak sejalan dengan kenyataan?”
"Kenapa berpikir positif itu penting? Karena dari pikiran, it can either make or break us. Dari pikiran kita sendiri yang nantinya akan membangun kita atau bahkan menghancurkan diri kita sendiri."
*Yang kelima*, memaafkan. "Terkadang kita harus memaafkan orang-orang yang bahkan tidak merasa bersalah. Atau terkadang kita harus menerima permintaan maaf yang bahkan tidak pernah disampaikan pada kita. Maafkan mereka yang membuatmu kecewa. *And the most important thing is that we also have to learn to forgive ourselves*. Memaafkan bukan hanya sekedar membuat yang bersalah merasa lega, tapi lebih jauh dari itu, karena dirimu berhak atas kedamaian."
"nah hal yang perlu diingat adalah bahwa *penerimaan* ini merupakan suatu proses subjektif. setiap orang berbeda-beda dalam melewatinya... dan setiap proses membutuhkan waktu"
"Lanjut ke slide berikutnya, yaitu slide 7."
*Kenapa sih kita harus menerima?*
"Because you deserve to be happy."
"karena kita semua berhak dan pantas atas kebahagiaan. kebahagiaan yang mungkin selama ini tertunda karena kita hold on to something that dont deserve us"
"Karena dengan menerima apa yang terjadi saat ini dan tidak mencemaskan masa lalu ataupun masa depan, kita memberikan ruang untuk memulai awal yang baru. Memberikan waktu pada diri sendiri untuk mencoba setiap kesempatan yang ada."
"*Terus gimana dong? Apakah sebaiknya kita berhenti berharap saja sehingga tidak akan merasakan pahitnya ekspektasi yang tidak terwujd?*"
"Tentu saja tidak. Bukannya kita tidak boleh berekspektasi atau menanam harapan, tetapi siapkan juga ruang kompromi di dalam diri sehingga ketika ekspektasi tidak sesuai, maka ajari diri untuk berkompromi dengan kenyataan. Caranya ada banyak, salah satunya dengan dapat menyusun rencana jika harapan tidak sesuai dengan kenyataan."
"Misalnya saya sudah berencana untuk daftar S2, namun saya juga harus mempersiapkan apa yang akan saya lakukan ketika saya tidak diterima? Dengan begitu, kita setidaknya kita tau apa yang akan kita lakukan ketika harapan tidak sesuai dengan kenyataan. Ini yang disebut dengan ruang kompromi di dalam diri. Jadi diri tidak hanya dipenuhi dengan ekspektasi, tapi menyediakan ruang untuk berkompromi agar lebih fleksibel."
"Selain itu, ingatlah bahwa terdapat hal-hal yang tidak bisa kita kontrol dan terdapat hal-hal yang dapat kita kontrol. Just focus on what you can control, yaitu the way you respond to something.
"Jadi intinya adalah, letting go itu seperti memutuskan bahwa kita tidak akan lagi mengkhawatirkan hal-hal yang di luar kontrol kita, namun fokus pada hal-hal yang dapat kita kontrol."
" karena..."
*“Hatiku tenang karena mengetahui bahwa apa yang melewatkanku tidak akan pernah menjadi takdirku, dan apa yang ditakdirkan untukku tidak akan pernah melewatkanku”*
"itu adalah salah satu quotes favorit saya sekaligus closing statement untuk materi malam ini"
*Momod;
" Uwaa.. Suka deh sama quotes nya kakπ"
"Sekli baca langsung positif nihπ"
"ini ada beberapa pertanaan yang masuk, sambil saya ketik jawabannya, boleh nambah pertanyaan ke Ninis atay boleh sharing di sini tentang pengalaman teman teman mengenai penerimaan ataupun letting go sesuatu yang sulit"
"Assalamualaikum kak.
Saya winda, mahasiswi di salah satu univ. swasta di Jogja."
"Saya ingin bertanya."
*Apakah kita harus menurunkan ekspektasi supaya tidak merasa terlalu kecewa? Padahal ekspektasi juga membuat kita semangat dalam mencapai apa yg ingin dituju.*
*Other:
"Woaaaaw! Mantap sekaliiiiii Ka Gita. Terima kasih sharingnya ππ"
*Momod;
"Yang mau bertanya atau sharing bisa di sini ya, tapi setelah semua pertanyaan yang sudah masuk dijawab oleh Kak Gita ☺"
*Gita;
"walaikum salam Winda, seberapa tinggi atau rendah ekspektasi itu subjektif ya, pendapat setiap orang berbeda-beda jadi hanya kita sendiri yang dapat mengukur seberapa tinggi atau rendah ekspektasi kita. akan tetapi, seberapapun ekspektasi yang kamu miliki tidak masalah asalkan kamu tidak memenuhi dirimu dengan ekspektasi tersebut. maksudnya, sisakan ruang untuk kompromi atau adaptasi. sehingga ketika ekspektasi tidak sesuai dengan kenyataan, kamu masih bisa berkompromi dengan dirimu sendiri"
*Other;
"Siap kak.. Terkadang saya berusaha menurunkan ekspektasi pada suatu hal. Yaa, supaya nggak trll sakit kl nggak tercapai. Tp setelah tau penjelasan dr kakak, saya jd paham kl kita memang perlu memberi ruang kompromi ππ "
*Gita;
"*Kenapa sih Kak, kita lebih menerima diri kita yg hebat, yg unggul, yg sedangkan kita juga memiliki kelemahan. Seperti saat kita jatuh kita akan menangis, saat kita jatuh kita juga butuh pertolongan."* nah kalau ini ada banyak faktornya, salah satunya adalah lewat pembelajaran sejak kecil, kita lebih dihargai ketika kita berprestasi atau melakukan sesuatu yang wah, sedangkan ketika jatuh atau gagal, kita akan mendapatkan kritikan, jadi lama kelamaan, secara tidak sadar, kita hanya menerima hal-hal yang bagus dalam diri dan menolak hal-hal negatif. contohnya saja ketika ada anak kecil yang nangis, biasanya respon orang-orang bagaimana? biasanya akan merespon "jangan nangis""
*Other;
"Ohh seperti itu kak."
*Gita;
"*Bagaimana caranya membuang semua perasaan negatif dari dalam diri?? Seperti malu, tidak bisa menerima kondisi saat ini, tidak percaya diri, minder, takut ketemu orang baru, menyesal, dll. Pokoknya emosi2 negatif deh, Kak.* sering kali kita menolak perasaan-perasaan negatif dalam diri. Sebenarnya, adanya sedih, marah, atau kecewa, malu, menyesal merupakan hal yang biasa dalam hidup, kita ngga mungkin bahagia selamanya, emosi itu bermacam-macam dan sifatnya sementara. jadi ketika kita sedih, itu akan berlalu, begitu juga ketika kita bahagia. nah, untuk itu, emosi emosi itu baiknya diterima terlebih dahulu. saya salut sama Mbak Ima yang sudah menyadari perasaan-perasaannya, karena menyadari merupakan langkah pertama sebelum kita menerima perasaan tersebut"
"itu pertanyaan dari Mbak Ima ya"
"untuk Winda, Ayu, Mbak Ima monggo kalau ada tanggapan.."
*Momod;
"Kak Ima, apakah ada tanggapan? Kalau tidak. Bisa lanjut ke pertanyaan selanjutnya yaaa"
*Gita;
"baik lanjut yah.."
"*Termasuk tidak ikhlaskah jika masih kepikiran mantan, takut dia ga bahagia padahal kitanya lagi bahagia ama pasangan sekarang. Dan kalau dari sosmednya dia si bahagia2 aja."* waah ini pertanyaan menarik yah π kepikiran belum tentu tidak ikhlas, tergantung bagaimana yang kita pikirkan, mungkin juga masih ada sesuatu yang masih mengganjal sehingga masih kepikiran hingga sekarang.."
"aduh maaf ya typo typo π€¦♀"
*Momod;
"Gapapa Kak, dimaklumiii"
"Nampaknya semua pertanyaan sudah dibahas semua di siniii."
"Apakah masih ada yang mau bertanyaaa"
"Eh wait ada tanggapan"
"Hal yang mengganjal itu apa ya?"
"Karena kalau soal meninggalkan sudah saling jujur dan memafkanπ¬"
"Ahay, bahas perasaan euy..."
*Gita;
"yang mau sharing boleh lho, karena penerimaan ini salah satu cara, ada banyak cara yang lain mungkin teman-teman bisa sharing"
"hemm mungkin bisa mulai tanyakan pada diri sendiri "apa yang membuatmu masih kepikiran tentang dirinya?" selanjutnya tanyakan juga pada diri "apa yang membuat kamu takut bahwa ia tidak bahagia?"
*Other;
"boleh sharing ya kaakk"
"kalo sayaa tipe orang yg butuh closure. Seperti yg Kak Gita bilang, kadang kita hrs memaafkan org yg ga merasa bersalah, atau menerima permintaan maaf yg ga pernah diucapkan. Kadang ketika masih banyak denial atau ga ikhlasnya, saya lebih sering berdialog sm diri sendiri, berkontemplasi, yg dituliskan ke diary di buku ataupun digital. Lumayan membantu banget sih setidaknya buat closure. Lama2 jd lebih mudah menerima π¬"
"Kadang yg sering jadi pertanyaan itu kapan harus berhenti, kapan harus tetap berjuang, karena kita ga tau dilangkah keberapa justru yg keliatan gagal itu klo dilanjutin selangkah lagi sebenarnya berhasil"
"dan kadang memutuskan berhenti itu lebih sulit daripada memutuskan untuk terus berjuang π"
*Momod;
"Waaah, Kak Tika. Ini juga aku banget. Aku tipe orang yang gabisa cerita, jadi kalo cerita lewat diary π€£π€£"
*Gita;
"wah iya bener banget Tika.. mengungkapkan itu tidak harus mengatakan pada orang lain, tapi bisa juga pada diri sendiri. closure maksudnya ya apa adanya.. dan menulis juga salah satu bentuk terapi lho"
"Jadi jangan khawatir ya Kak kalo gak bisa cerita ke orang, diari buku atau digital bisa menjadi sebuah solusi terapi dalam melepaskan~~"
*Other;
"betul betul saya juga merasakan hal yg sama π
gatau apakah ini saatnya berhenti? saatnya berjuang?"
tapi kalo sayaa mungkin lebih ke “sampe di titik mana aku bisa menerima?” kalo dg berhenti sy bs nerima oke berhenti, kalo masi mau lanjut ya boleh lanjut.. hehe
mungkin lebih keee lebih baik nyesel krn nyoba drpd nyesel krn ga nyoba π€£
ngomong apasih sayaa
*Gita;
"iya Mas bener banget. Saya juga terkadang sering merasakan kaya gini. bingung antara mau lanjut atau berhenti, nah biasanya kita bisa kasih limit pada diri kita sendiri, tanyakan pada diri sebenarnya apa yang kita inginkan.. terus lanjut namun tersakiti atau berhenti dan memberi kesempatan pada diri untuk memulai yang baru.. setiap orang biasanya punya proses yang berbeda-beda, tapi dalam hati sebenernya tahu apa yang harus dilakukan"
*Other;
"Assalamualaikum.. thank u for rocognizing me as one of the member.
Kalo boleh ada yg jawab makasih bgt tp kalo ngga juga mungkin lain kali.. tapi pertanyaan ini kadang sedikit menggelitik.
Hampir semua negative thought yg tadi d mention itu ada d benak saya.. tapi, bolehkah sebagian dari rasa itu saya nikmati? Saya resapi? Lalu saya tuangkan dalam sebuah karya?
Nuhun"
*Gita;
"boleh banget, justru hal itu harus kita sadari dan terima, tapi tentunya dituangkan atau diekspresikan dengan cara yang tidak menyakiti diri sendiri atau orang lain.."
*Other;
"jadi apakah sebenernya mmg semua tergantung sama diri sendiri kali ya kak?
kadang ada temen yg suka curhat gabisa letgo, kita mo ngomong apa juga dia samaaa aja begitu. Apakah pd akhirnya proses itu ttp dia sendiri yg harus melakukannya? Gabisa yah kita bantu apaaa gitu buat dia?"
*Other;
"Menarik...
Saya jga prnah merasa bingung pada saat kondisi ini. Tapi dr kondisi bingung it saya belajar.
Bila it memang sesuatu yg berharga dan penting untuk hidup saya maka saya akan tetap berjuang selagi saya bisa.
Namun saya juga harus bersiap dengan konsekuensi terburuk.
Sehingga kalau berhasil ya syukur, kalau gagal pun tak mengapa. Karena paling tidak saya sudah berjuang dan tidak hanya menebak2 hasil tanpa ada usaha"
*Other;
"Masih bisa bertanyakah? π Memaafkan orang" terdekat yg sering menyakiti kita tanpa sadar, yg mungkin bagi mereka itu hal sepele atau sekedar bercanda tetapi kata" mereka sedikit menyakiti itu cukup sulit ya ternyata?π Ada saran utk mempermudah memaafkan mereka? Apakah salah kalau lebih baik menghindari mereka daripada kita tersakiti lg? *Padahal mereka teman dekat*"
*Gita;
"Iya Mbak, justru orang terdekat itu biasanya sulit untuk kita sampaikan maaf ataupun memaafkan. karena kita peduli dan sayang dengan mereka. Mungkin ada baiknya, jika dikomunikasikan apa yang mbak rasakan kepada teman mbak, dengan begitu mereka memahami apa yang mbak rasakan, mungkin selama ini mereka tanpa sadar menyakiti mbak karena mereka ngga paham kalau mbak tersakiti dengan perilaku atau perkataan mereka.. ini ada salah satu contoh komunikasi efektif, namanya *I Statement*"
*Momod;
"Waaah apatuh *I statement*?"
*Gita;
"contohnya penggunaan I Statement
*Ketika kamu* mengatakan bahwa aku gagal, *aku merasa* sedih, *aku
pengen* kamu dukung aku ketika aku lagi jatuh
"jadi di I statement itu, kita tidak hanya mengungkapkan apa yang kita rasakan, tapi juga alasannya dan apa yang kita inginkan dari lawan bicara kita"
*Other;
"Pernah sih mbak sekali sy mengkomunikasikan apa yg sy rasa pernah menyakitinya dan meminta maaf, sedikit menyampaikan apa yg kdg menyakiti sy dan apa yg sy kurang suka...namun sikapnya malah sedikit berbeda kepada sy, pernah setelah ada beberapa kejadian salah paham malah after effectnya mereka terkesan saling menyindir sy...apakah salah sy memutuskan menjaga jarak ya mbak?"
*Other;
"Saya pernah berada di situasi ini..
Parah bgt malahan hehe...
Temen praktek dari awal smpe akhir, udh lumayan deket, apa2 di share bareng, dari hal receh smpe berfaedah, tugas bareng2 dilakuin...
Malah tugas dia scara gk lgsg sya yg ngerjain krna sejalan dgn tugas saya...
Awalnya doi blg kalo inti tugas kita hasilnya berbeda, makany sya percaya dn bntu doi ngelaksain tugas itu
Eh gitu liat hsil laporn tugasnya ternyta itu hasil yg hrusnya jdi laporan sya malah dpakainya...
Alhasil sya kelimpungan sendiri, doi bahagia2 sendiri, malah nyalahin sya, nyuruh sya buat2 aj lporan palsu hahaha...
Sya down bgt, nangis gk berhenti, undoing utk sgala activity, smpai hati sya lega dn plong krna udh nangis tnpa henti
Dan ternyata stelah kejadian itu, sya bru tau kalau doi ceritain hal2 bruk ttg sya ke tmen2 yg lain smpai ngebuat sya terlihat jhat sekali..
Pas tau ternyta sya dbegitukan, sya cuma blg ke diri sendiri dn bberapa teman yg lain
"Sya gk perlu ngejelasin, klarifikasi apapun ke siapapun, kalian bebas menilai sya, sy tetp akn sperti ini karna gk mau berubah demi ngebahagiain kalian doank"
Hehehe, maaf kepanjangan bgt share nyππ»ππ»ππ»πππ"
*Momod;
"Wait wait komennya bentar dulu yaa kakak2, masih bahas i statement ππΌππΌ"
"Mantap kak, i statement ya. Mengungkapkan perasaan dan alasan, dan keinginan lawan bicara"
*Other;
"Lebih baikny begini ya mbak? Bener" dikomunikasikan secara gamblang ya?"
*Gita;
"ohh jadi Ririn sudah pernah berusaha mencoba mengkomunikasikan tapi responnya tidak seperti yang diharapkan ya Rin? Kira-kira apa yang yang membuat mereka berespon seperti itu?"
"ini salah satu cara, mungkin Ririn juga bisa mempertimbangkan lewat pengalaman apakah merek bisa jika dihadapi dengan cara komunikasi yang seperti itu?"
*Other;
"Sy jg pernah jaman kuliah dulu...padahal sy gak pernah ngomongin jeleknya doi tp sy dijelekin ke semua org...dulunya padahal doi sy bantuin apa apa sy bantu tp feedbacknya zonk...cm bs ngelus dada sy...sy taunya dr temen yg lain klarifikasi lgsg ke sy π "
*Other;
"Iya mbak, responnya kurang enak sih...bahkan klo tiap sy tanya apakah sy ada salah lg ke dy ya jwbnya ndak...cuma sikap sudah berbeda, klo kata suami lebih baik sy menjauh saja daripada berulang terus...apakah salah menjaga sikap dan sedikit jaga jarak? Krn sy pun bingung jika berhadapan dgn personal seperti ituπ "
*Gita;
"waah begitu ya Mbak.. jika menjaga jarak adalah hal terbaik yang bisa dilakukan saat ini, menurut saya langkah mbak sudah tepat.. karena mbak sudah mencoba sebelumnya namun kelihatannya kurang berhasil..
"Keliatannya mbak Windy dulu sedih ya mbak dikhianati oleh temen sendiri yang sudah kita percaya, rasanya mungkin kecewa, mau marah, tapi yaa seperti yang Mbak Windy sampaikan bahwa kita memang seharusnya berubah untuk diri kita sendiri, bukan orang lain. Dari yang saya baca, mbak windy paham bahwa memang terdapat hal-hal yang ngga bisa kontrol yaitu pendapat orang lain tentang kita, jadi yang bisa kita ubah adalah bagaimana kita merespon hal tersebut, apakah sedih atau dijadikan sebagai pelajaran :) Semangat Mbak Windy.."
*Momod;
"Ikutan ah, semangat Kak Wiindy!"
*Other;
"Iya mbak...berarti intinya paling ndak segala sesuatu harus *I statement* dulu ya...okey thankyou advicenya mbak... alhamdulillah sedikit lega sy ☺"
*Gita;
"hanya salah satu cara komunikasi efektif mbak.. boleh digunakan dan boleh tidak.. tergantung situasi dan kondisi.. alhamdulillah jika sedikit lega.. ππ"
*Other;
π€π€π€
*Gita;
"*Jadi gini kak ,usia sy 29 thn . sy ditinggal suami sy berpulang . Sejak dr awal sy menunjukkan nih loh sy tegar ... demi apa . Demi anak2 , supaya mereka juga yakin ooh , mama kuat kok berarti aku jg bs seperti mama sm kuatnya ..."
"Ternyata makin kesini sedih yg tdk aku terima , rapuh yg aku hempaskan menggerogoti ... seiring berjalannya waktu , sakit nya rapuhnya aku nikmatin nih . Dateng , dateng aja silahkan . Menangis , ya menangis aja ... tanpa kita tolak ... dan saat ini di bulan ke 5 selepas kepergiannya , sy yakin bahwa hati ini sudah sembuh . Sudah siap memulai segalanya ... karena walaupun ada yg berubah , kita harus menerima bahwa semua itu hanya titipan . Saat pemiliknya meminta ya akan kembali lg ... kita tdk memaksakan utk bs terus bersama , dan yakin bahwa rencana Tuhan adalah yg terbaik*"
"MasyaAllah, saya ingin memeluk Mbak... dari yang saya baca kelihatannya sedih ya Mbak kehilangan seseorang yang sangat kita sayangi dan cinta... wajar sekali jika Mbak merasa sedih. Saya juga telah kehilangan orang yang saya sayangi, Ibu saya. Sudah dua tahun ini. Tapi sampai sekarang sayapun terkadang sedih mengingat beliau. Jadi saya paham jika sampai sekarang Mbak masih sedih atas kepergian beliau. Doa saya untuk beliau suami Mbak semoga tenang di sisiNya dan mendapatkan tempat yang terbaik."
"Anak Mbak insyaAllah akan bangga memiliki Ibu yang kuat seperti Mbak. Jadi sekarang Mbak sudah berproses yah, sudah mulai bangkin dan memulai lagi. Saya setuju dengan Mbak, bahwa semua hanya titipan dan rencana Tuhan adalah yang terbaik. Terima kasih Mbak sudah sharing perasaan dan pengalaman Mbak.."
*Other;
"Alhamdulillah sedihnya sudah terhempas mba .. dg cara menerima apapun yg terjadi . Bahwa memang prosesnya harus begini harus sedih jatuh lalu bangkit kembali ...
Berat diawalnya krn sy sering menghindar dr kerapuhan sy , tp setelah mencoba prosesnya ... sungguh sangat luar biasa ..."
*Momod;
"Aku terharuuuuu ππ fyi jadi mau sharing juga...
Aku juga kehilangan Ayah akuuu, sudah 8 tahun lamanya. Dan ibuku single parent. Sama seperti Kakak yang sharing :")
Bener kata Kak Gita tadi, menerima butuh waktu :) saya butuh waktu 5 tahun, sampai saya benar2 menerima bahwa Ayah saya sudah tiada :))
Semangat ya Kaaak. Semoga dikuatkan selalu pundaknyaaaa πͺπΌπͺπΌ"
*Other;
"Merelakan org tercinta berpulang apalagi suami/ayah/ibu itu tidak mudah dan salut dengan mbaknya yg begitu sabar dan ikhlas menghadapi semuanya, tegar demi anaknya...semoga Allah selalu melindungi dan memberikan yg terbaik utk keluarga mbaknya...amiin"
*Other;
"Masya Allah... Mba perempuan hebat, smoga Allah hitung kesabaran mba sebagai ladang amal ya"
"MasyaAllah π Klo sharing bgini tuh rasanya jd bener2 yakin sama “Allah tidak membebani seseorang lebih dari kadar kesanggupannya”.
Mungkin masalah yg saya hadapi juga sangat berat, tp kalau saya yg menghadapi masalah sperti diatas belum tentu saya sekuat itu.. begitu juga sebaliknya ya mba.."
*Other;
"Mashaa Allah sekalii..."
*Gita;
"*Oh iya kak, saya mau tnya. Untuk bisa berkompromi dgn keadaan apakah bisa dgn cara kita me time terlebih dahulu ? Terimakasih kak π* Iya boleh banget Mbak, karena proses setiap orang pasti berbeda-beda, jika me time bisa membuat lebih tenang dan merasa lebih baik, bisa dilakukan.."
*Other;
Kak, cara me time yg baiknya sperti apa kak ? Apakah kita boleh sejenak menarik diri dr lingkungan ?"
*Momod;
"Pertanyaan terakhir yang akan dijawab oleh Kak @Gita Yolanda yha geeengsss
*Gita;
"me time bermacam-macam ya mbak, ada yang mungkin pergi sendiri ke mangunan, atau ke salon, atau menulis, atau bareng keluarga tercinta, pokoknya apa saja yang tidak destruktif daan bisa memberikan energi kepada kita, kaya charge handphone gituuu mungkin Mbak ibaratnya hehe. kalau dengan menarik diri sejenak dari lingkungan bisa membuat mbak lebih tenang dan merasa lebih baik, kenapa tidak.."
π
*Other;
"Baik kak, saya akan coba. Terimakasih ya ☺π"
*Gita;
"harus Mbakkkk π€π€π€"
*Momod;
"Woaaah, baiklaah. Sudah terjawab semua yaa kak @Arum Kusuma Dewi ~~ semangat mencobaaaa"
*Other;
"Iya kak, alhamdulillah. Terimakasih ya ☺π"
*Momod;
"Walhamdulillahirobbilalamiiin. Waktu sudah menunjukan pukul 20.00, gak kerasa yaa diskusinya begitu hidupp."
"Terima kasih untuk kak @Gita Yolanda yang sudah menyempatkan waktu dan energinya untuk menjawab dan memaparkan materi. Semoga bernilai ibadah yaa Kaaak."
"Mungkin, kak @Gita Yolanda mau menyampaikan pesan pesa terakhir?"
*Other:
"Kak momod sudah ngantuk sepertinya.. pukul 22 kak π"
*Momod;
"π€π€astagfirullah benar sekali Kakak saya sudah mengantuk π haha"
"Terima kasih sudah dikoreksi"
"Oiyaaa hampir lupa. Terima kasih juga untuk teman-teman yang sudah menghidupkan diskusi pada malam hari inii! Menyempatkan membuka whatsapp di sela-sela ibadah malamnya~ semoga segala pertanyaannya terjawab yaaa"
"Smoga bernilai ibadah jg ya sbg moderator malam ini.."
"Amiiin ππΌππΌ"
*Gita;
"wah iyaa tidak terasa sudah jam 10. Maafkan jika masih ada yang belum terjawab, maaf juga masih banyak kekurangan, jika masih ada yang ingin ditanyakan atau sharing boleh banget japri saya. Dan terima kasih banyak untuk Ninis selaku moderator, untuk komunitas Love Your Self dan tentunya makasih yang tidak terhingga untuk teman-teman semua yang sudah mau berbagi pengalaman dan perasaannya di sini. saya dapat banyak pelajaran dari teman-teman semua.. lebih dan kurang saya mohon maaf. selamat malam dan selamat puasa bagi yang menjalankan π»π»π»"
*Momod;
"Alhamdulillaah. Sekali lagi, terima kasih banyak Kak Gita dan teman-teman. Sesi sharingnya resmi ditutup yaa. Barangkali ada yang masih ingin bertanya dan sharing bisa langsung ditanyakan tanpa moderator haha"
"Saya Ninis, sebagai moderator juga undur diri yaa teman2. Sekali lagi terima kasih, tercerahkan nih otaknya haha."
Sumber; Love your Self Indonesia
Salam bertumbuh
Momod;
"Mau mengingatkan niiih. *Malam ini* jam *20.00-21.00* akan ada online sharing yaaa, dengan tema."
*_HOW TO LET GO THINGS THAT WE CANT HAVE_*
*Bomberπ§π»:*
*Gita Yolanda*
- Clinical Psychologist Candidate
*Moderator π£:* Nisrina alias saya sendiri
*Notulis ✍π»:* Alfi
*Momod;
"Btw terima kasih buat teman-teman telah antusias untuk mengikuti Open Sharing Session via WhatsApp yang diadakan oleh *Love Your Self Community*
Sebelumnya perkenalkan nama saya *Nisrina biasa dipanggil Ninis* yang merupakan salah satu anggota dari LYS yang nantinya akan menjadi momod (moderator) untuk memandu diskusi malam nanti dan selaku admin grup ini."
❤Nah sebelumnya mungkin di sini bertanya-tanya apa sih Love Your Self Community (LYS) itu ?
Love Your Self (LYS) merupakan sebuah forum independen yang beranggotakan pemuda dan pemudi dari berbagai aktivitas, universitas maupun lembaga kepemudaan dengan cita-cita bersama membangun mental diri dengan semangat kontribusi bersama. Forum ini di buat sebagai sarana peningkatan kompetensi diri dan dalam rangka menyiapkan pribadi yang lebih baik di masa depan serta menjadi wadah silaturahmi dari berbagai kalangan yang memiliki kegelisahan yang sama terkait mental health.
*Visi LYS adalah*
Mewujudkan generasi muda Indonesia yang memiliki kualitas hidup dan kesehatan mental yang baik.
*Misi YLS adalah*
- Mengadakan kegiatan-kegiatan terkait dunia komunikasi psikologi di masyarakat.
- Mengadakan pelatihan-pelatihan sebagai sarana terapi untuk diri sendiri self-healing.
- Menjadi jembatan bagi masyarakat yang peduli terkait mental health dan penderita gangguan kesehatan mental.
"More info LYS
Instagram : *@loveyourself_indonesia*"
"JANGAN LUPA DI FOLLOW YHA GENGGES ☺☺"
Sekian introductionnya~ masi ada waktu 5 menit lagiii sampai diskusi resmi dibuka yaa
"Mau share materi dulu aaah~"
Naaah, sabi nih dibaca baca dulu materinyaaa
*How to let go things that we cant have*
"Siapa di sini yang pernah susyaaaah banget mengikhlaskan sesuatu yang ga bisa kita miliki?"
*Other; ππΌ
"Sayaaa"
" ππ» me ..."
"Sayyaaa sayyaaaaπ"
"Sayaaaa ππ»♀ππ»♀ππ»♀ππ»♀"
"☝π»akuuuu"
*Momod;
"WAHAHAHA banyak yang senasip euyyy. So sad πππ"
"Naah, kita sambut dulu yaaa bomber kita malam iniii"
"Kak @Gita Yolanda !!!!! Selamat malam Kak Gitaaaa~~"
*Gita Yolanda;
"Halo semuanyaa"
"Selamat malam Nisrinaa"
"Selamat malam teman teman semuanya ππ"
*Momod;
" πππ malam kaak, nampaknya bahagia sekali Kak Gita malam ini"
*Other;
"Selamat malam mbak Gitaaπ"
"Selamat malam kakak2"
*Momod;
"Ini biodatanya Kak Gita yaa, silakan dibaca duluu"
*Biodata Bomber*
*Nama Lengkap π§π»:* Gita Yolanda
Mental Health Enthusiast
Women activist
Reliever
Clinical Psychologist Candidate
*Panggilan π§π» :* Gita
*Ttl π‘ :* Batam, 29 November 1993
*Pekerjaan π¨π»π»:* Assitant Assesor, Mahasiswa
*Tempat tinggal/domisili :* Yogyakarta
*No hp π±:**********
*Twitterπ² :* gitayolandaa
*Hal yang harus orang tahu tentang love your self :* love yourself as much as you want to be loved
"Okeeey. Up yaa materi malam inii yang akan disampaikan oleh Kak Gitaa"
*Gita;
"Kita mulai yaah"
"Assalamualaikum temen temen semuanya. Sebelumnya saya mau mengucapkan terima kasih untuk love your self community yang telah menyelenggarakan acara ini dan memberikan kesempatan saya untuk sharing dengan teman teman semua di sini"
*Momod;
"Waalaikumsalam."
"Alhamdulillah, waktu dan tempat dipersilakan Kak Gitaa ☺"
*Gita;
"Kenalan dikit yah. Karena tak kenal maka taaruf π Sesuai dengan biodatanyaa yaah, nama saya Gita, saat ini selain aktif kuliah di Magister Psikologi Profesi UGM, juga aktif di salah satu organisasi Jogja hehe dulu S1nya Solo"
"Lanjut masuk ke materi yap"
*introduction*
"Banyak yang mengatakan bahwa yang membuat kita tetap semangat untuk bangun pagi dan memulai hari adalah harapan, cita-cita, atau mimpi. Katanya, hal tersebut yang mampu membuat kita tetap semangat dalam menjalani hari, membuat badan terus bergerak mencapai asa, membuat jantung lebih berdetak keras ketika mengingatnya, dan membakar adrenalin ketika membayangkan diri ini dapat mencapainya."
"Namun bagaimana jika harapan tak sesuai dengan kenyataan? Bagaimana jika itu semua tidak dapat menjadi milik kita?_"
"Ketika itu terjadi, tidak sedikit juga yang menyalahkan harapan, cita-cita, mimpi, ataupun ekspektasi. “Terlalu tinggi” kata mereka atau “bukan takdir” kata seorang yang ahli dalam agama. Begitulah jawaban-jawaban yang kita temukan ketika kita menjumpai rasa kecewa atau sedih ketika kenyataan tidak berjalan sesuai harapan atau ketika kegagalan rasanya menghancurkan dunia. Masih banyak lagi berbagai jawaban atau respon orang sekitar terhadap perasaan sedih yang kita alami. Tak jarang juga kita menyalahkan diri sendiri akhirnya terus menerus larut dalam kesedihan."
"Namun apa yang terjadi tidak bisa diubah. Terkadang kita sudah kenyang dengan berbagai nasehat atas apa yang terjadi. Ataupun merasa lelah karena terus mencari berbagai jawaban. Saat hal tidak sesuai harapan, yang kita butuhkan bukanlah nasihat mengenai pahitnya rasa kecewa atau obrolan-obrolan mengenai resiko dari membangun harapan atau ekspektasi. Terkadang yang kita butuhkan saat itu adalah bagaimana caranya berdamai dengan rasa kecewa karena harapan tidak sesuai dengan kenyataan."
*_Bagaimana cara membiarkan hal yang tak dapat menjadi milik kita pergi tanpa ada rasa perih di hati?_*
"Ada banyak cara dalam menghadapi situasi yang tidak sesuai dengan harapan. You name it. Salah satunya adalah dengan *penerimaan*. Penerimaan bukan sebuah teknik, melainkan sebuah proses. Itu artinya membutuhkan waktu dan setiap orang akan mengalami proses yang berbeda satu dengan yang lainnya."
"Nah, coba kita lihat definisi dari penerimaan itu sendiri apa. Bisa dilihat pada slide dua."
"Penerimaan artinya membuka dan memberi ruang bagi perasaan, sensasi, dorongan, dan emosi yang menyakitkan. Penerimaan artinya ketika kita berhenti menyangkal hal yang seharusnya terjadi. "
"Penerimaan tidak hanya menerima pikiran dan perasaan yang terjadi pada diri, namun juga fokus dan menyadari diri pada saat ini dan sekarang. Menerima bukan berarti kegagalan atau kelemahan. Menerima adalah suatu langkah yang membutuhkan keberanian."
"Sebenernya penerimaan itu sendiri memiliki definisi yang luas, tapi dapat kita simpulkan, bahwa penerimaan itu menerima perasaan yang ada di dalam diri, termasuk kecewa, sedih, atau marah lalu menyediakan ruang sehingga kita tidak menyangkal perasaan itu sendiri. Dengan begitu, kita dapat fokus pada keadaan saat ini dan tidak begitu memikirkan masa lalu."
"lanjut slide 3 dan 4, coba tanyakan pada diri masing-masing, apakah teman-teman sudah melakukan penerimaan?"
"Salah satu cara untuk mengetahui apakah kamu sudah melakukan penerimaan atau belum adalah dengan bertanya pada diri sendiri *“apakah aku dapat merasanya nyaman dengan apa yang terjadi saat ini?”*"
"Gimana perasaan teman-teman? Apakah masih menyangkal? Marah? Atau sedih?"
"Nah ternyata perasaan tersebut biasa ketika kita mendengar kabar buruk, kabar yang tidak sesuai dengan ekspektasi kita. Mungkin ada yang tidak diterima di universitas impian atau tempat kerja yang diinginkan, atau bahkan kehilangan orang tersayang."
"Bisa kita lihat ke slide 5. Slide 5 adalah *siklus dari penerimaan atau acceptance*. Yuk kita bahas satu per satu."
Jadi bisa kita lihat;
1. Kondisi di mana kita baik-baik saja, belum menerima kabar mengenai harapan yang tak sesuai kenyataan. Biasanya pada fase ini kita masih dapat berpikir objektif
2. Yang kedua ketika kita menerima kabar buruk. Pada fase ini biasanya masih shock, masih mencerna apa yang sedang terjadi.
3. Fase ketiga ini denial. Biasanya kita masih menyangkal tentang apa yang terjadi, mencari-cari alasan positif agar tidak terlalu sakit hati.
4. Lalu, biasanya muncul rasa marah, rasa tidak terima, rasa ketidakadilan. Pada fase ini bisa saja bertindak agresif seperti menyakiti orang lain atau diri sendiri
5. Lalu yang kelima fase depresi di mana merasa selalu sedih, malas berkegiatan, kehilangan minat atau hobi, ataupun menarik diri. Tidak sedikit juga yang merasa tidak berharga dan putus asa.
6. Nah fase ke enam, biasanya mulai memahami apa yang terjadi, mulai berpikir kenapa bisa terjadi, dan perlahan menerima.
7. Lalu masuk ke fase penerimaan, di mana sudah membuka diri dan memberikan ruang atas apa yang terjadi bahkan dapat mengambil hikmah atau pelajaran dari pengalaman masa lalu.
"Kira-kira teman-teman pada fase yang mana nih sekarang?"
"bisa dijawab masing-masing di dalam hati"
*Other;
"6-7 sekarang π"
"Fase 7 kak ... ππ»"
*Gita;
"Setelah memahami adanya fase dalam penerimaan, sekarang *bagaimana caranya merengkuh penerimaan di dalam diri sehingga mengingat hal tersebut tidak akan menuai tangis melainkan berganti senyum manis?*"
"waah MasyaaAllah Mbak Fitri dan Mbak Ayu.. nanti sharing yaah"
"ini materinya juga ngga banyak, jadi saya berharap kita akan lebih banyak sharing nanti di sini.."
"Menerima bukan hanya sekedar mengatakan “ya saya menerima kenyataan ini” atau “ya saya memaafkan dia” tapi masih terasa sakit ketika mengucapkannya. Masih merasakaan kekecewaan di dada. Menerima berarti juga menerima dirimu sendiri sehingga mampu berdamai dengan diri."
"*Bagaimana caranya agar kita dapat melepaskan apa yang tidak dapat menjadi milik kita? Bagaimana caranya kita dapat menerima situasi ini?*"
"Teman teman bisa melihat slide ke 6. Yuk kita bahas satu persatu
*Yang pertama*, pahamilah bahwa di dunia ini ada hal yang kita ubah dan ada hal yang memang tidak dapat kita ubah. Contoh hal yang sulit atau bahkan tidak bisa kita ubah misalnya persepsi orang lain terhadap kita, pendapat orang lain, masa lalu, ataupun hal-hal terjadi di luar kuasa kita. Dan hal-hal yang dapat kita ubah adalah hal-hal seperti bagaimana respon kita dalam menghadapi sesuatu.
"Oiya, saya ingin sharing _serenity prayer_ bagi yang belum tau."
Serenity prayer via dok pribadi |
“Tuhan, berikan aku keikhlasan untuk dapat menerima hal yang tidak dapat aku ubah, keberanian untuk dapat mengubah hal yang bisa aku ubah, dan kebijaksanaan untuk membedakan antara keduanya”
"Jadi dari _serenity prayer_ ini kita belajar bahwa hal yang dapat kita ubah akan dapat kita ubah dengan kekuatan dan keberanian. Namun terdapat dapat hal-hal yang tidak dapat kita ubah maka terimalah dengan keikhlasan"
"karena bagaimanapun kita manusia, punya keterbatasan, termasuk keterbatasan terhadap hal-hal yang tidak bisa kita kontrol"
"*Yang kedua*, terima dirimu apa adanya termasuk pikiran, perasaan, atau memori. Untuk dapat menerima, langkah pertama adalah menyadarinya. Karena, bagaimana mau kita terima atau apa yang akan kita terima jika kita sendiri tidak menyadari hal-hal apa saja yang sedang terjadi pada diri kita. Maka dari itu, kita dapat mulai dengan menyadari apa yang kita rasakan dan mengakuinya. Sadari bahwa kamu mungkin saat itu kecewa, marah, sedih, bahkan sakit hati. Setelah itu terimalah perasaan-perasaan tersebut. menangislah bila merasa kecewa ataupun sedih. Katakan dan akui bahwa “ya aku kecewa dengannya” atau “aku merasa sangat sedih dengan kenyataan ini”. Terima emosi-emosi apapun yang kamu rasakan, baik bahagian maupun sedih."
*biasanya hal ini tertutup dengan "aku ngga papa kok"
"*Yang ketiga*, hiduplah di masa kini, bukan masa lalu. Jangan biarkan dirimu tersesat di dalam pikiran-pikiran masa lalu. Sadarlah tentang apa yang terjadi saat ini, sadari apa yang sedang kamu kerjakan, apa yang sedang kamu rasakan. Masa lalu mungkin menyakitkan atau meninggalkan luka. Tapi karena masa lalulah kita menjadi kita yang sekarang. Masa lalu mungkin akan meninggalkan kenangan, kamu dapat memilih ingin melupakan atau tetap mengenangnya. Lakukan yang terbaik untukmu."
"yang ketiga ini berkaitan dengan yang kedua. intinya menyadari saat ini. being here and now."
*Yang keempat*, focus on positive thought. Berpikir positif. Ketika kecewa, pikiran negatif lebih mendominasi, nah coba mulai tanyakan pada diri sendiri “apa sisi positif ketika ekspektasiku tidak sejalan dengan kenyataan?”
"Kenapa berpikir positif itu penting? Karena dari pikiran, it can either make or break us. Dari pikiran kita sendiri yang nantinya akan membangun kita atau bahkan menghancurkan diri kita sendiri."
*Yang kelima*, memaafkan. "Terkadang kita harus memaafkan orang-orang yang bahkan tidak merasa bersalah. Atau terkadang kita harus menerima permintaan maaf yang bahkan tidak pernah disampaikan pada kita. Maafkan mereka yang membuatmu kecewa. *And the most important thing is that we also have to learn to forgive ourselves*. Memaafkan bukan hanya sekedar membuat yang bersalah merasa lega, tapi lebih jauh dari itu, karena dirimu berhak atas kedamaian."
"nah hal yang perlu diingat adalah bahwa *penerimaan* ini merupakan suatu proses subjektif. setiap orang berbeda-beda dalam melewatinya... dan setiap proses membutuhkan waktu"
"Lanjut ke slide berikutnya, yaitu slide 7."
*Kenapa sih kita harus menerima?*
"Because you deserve to be happy."
"karena kita semua berhak dan pantas atas kebahagiaan. kebahagiaan yang mungkin selama ini tertunda karena kita hold on to something that dont deserve us"
"Karena dengan menerima apa yang terjadi saat ini dan tidak mencemaskan masa lalu ataupun masa depan, kita memberikan ruang untuk memulai awal yang baru. Memberikan waktu pada diri sendiri untuk mencoba setiap kesempatan yang ada."
"*Terus gimana dong? Apakah sebaiknya kita berhenti berharap saja sehingga tidak akan merasakan pahitnya ekspektasi yang tidak terwujd?*"
"Tentu saja tidak. Bukannya kita tidak boleh berekspektasi atau menanam harapan, tetapi siapkan juga ruang kompromi di dalam diri sehingga ketika ekspektasi tidak sesuai, maka ajari diri untuk berkompromi dengan kenyataan. Caranya ada banyak, salah satunya dengan dapat menyusun rencana jika harapan tidak sesuai dengan kenyataan."
"Misalnya saya sudah berencana untuk daftar S2, namun saya juga harus mempersiapkan apa yang akan saya lakukan ketika saya tidak diterima? Dengan begitu, kita setidaknya kita tau apa yang akan kita lakukan ketika harapan tidak sesuai dengan kenyataan. Ini yang disebut dengan ruang kompromi di dalam diri. Jadi diri tidak hanya dipenuhi dengan ekspektasi, tapi menyediakan ruang untuk berkompromi agar lebih fleksibel."
"Selain itu, ingatlah bahwa terdapat hal-hal yang tidak bisa kita kontrol dan terdapat hal-hal yang dapat kita kontrol. Just focus on what you can control, yaitu the way you respond to something.
"Jadi intinya adalah, letting go itu seperti memutuskan bahwa kita tidak akan lagi mengkhawatirkan hal-hal yang di luar kontrol kita, namun fokus pada hal-hal yang dapat kita kontrol."
" karena..."
*“Hatiku tenang karena mengetahui bahwa apa yang melewatkanku tidak akan pernah menjadi takdirku, dan apa yang ditakdirkan untukku tidak akan pernah melewatkanku”*
"itu adalah salah satu quotes favorit saya sekaligus closing statement untuk materi malam ini"
*Momod;
" Uwaa.. Suka deh sama quotes nya kakπ"
"Sekli baca langsung positif nihπ"
"ini ada beberapa pertanaan yang masuk, sambil saya ketik jawabannya, boleh nambah pertanyaan ke Ninis atay boleh sharing di sini tentang pengalaman teman teman mengenai penerimaan ataupun letting go sesuatu yang sulit"
"Assalamualaikum kak.
Saya winda, mahasiswi di salah satu univ. swasta di Jogja."
"Saya ingin bertanya."
*Apakah kita harus menurunkan ekspektasi supaya tidak merasa terlalu kecewa? Padahal ekspektasi juga membuat kita semangat dalam mencapai apa yg ingin dituju.*
*Other:
"Woaaaaw! Mantap sekaliiiiii Ka Gita. Terima kasih sharingnya ππ"
*Momod;
"Yang mau bertanya atau sharing bisa di sini ya, tapi setelah semua pertanyaan yang sudah masuk dijawab oleh Kak Gita ☺"
*Gita;
"walaikum salam Winda, seberapa tinggi atau rendah ekspektasi itu subjektif ya, pendapat setiap orang berbeda-beda jadi hanya kita sendiri yang dapat mengukur seberapa tinggi atau rendah ekspektasi kita. akan tetapi, seberapapun ekspektasi yang kamu miliki tidak masalah asalkan kamu tidak memenuhi dirimu dengan ekspektasi tersebut. maksudnya, sisakan ruang untuk kompromi atau adaptasi. sehingga ketika ekspektasi tidak sesuai dengan kenyataan, kamu masih bisa berkompromi dengan dirimu sendiri"
*Other;
"Siap kak.. Terkadang saya berusaha menurunkan ekspektasi pada suatu hal. Yaa, supaya nggak trll sakit kl nggak tercapai. Tp setelah tau penjelasan dr kakak, saya jd paham kl kita memang perlu memberi ruang kompromi ππ "
*Gita;
"*Kenapa sih Kak, kita lebih menerima diri kita yg hebat, yg unggul, yg sedangkan kita juga memiliki kelemahan. Seperti saat kita jatuh kita akan menangis, saat kita jatuh kita juga butuh pertolongan."* nah kalau ini ada banyak faktornya, salah satunya adalah lewat pembelajaran sejak kecil, kita lebih dihargai ketika kita berprestasi atau melakukan sesuatu yang wah, sedangkan ketika jatuh atau gagal, kita akan mendapatkan kritikan, jadi lama kelamaan, secara tidak sadar, kita hanya menerima hal-hal yang bagus dalam diri dan menolak hal-hal negatif. contohnya saja ketika ada anak kecil yang nangis, biasanya respon orang-orang bagaimana? biasanya akan merespon "jangan nangis""
*Other;
"Ohh seperti itu kak."
*Gita;
"*Bagaimana caranya membuang semua perasaan negatif dari dalam diri?? Seperti malu, tidak bisa menerima kondisi saat ini, tidak percaya diri, minder, takut ketemu orang baru, menyesal, dll. Pokoknya emosi2 negatif deh, Kak.* sering kali kita menolak perasaan-perasaan negatif dalam diri. Sebenarnya, adanya sedih, marah, atau kecewa, malu, menyesal merupakan hal yang biasa dalam hidup, kita ngga mungkin bahagia selamanya, emosi itu bermacam-macam dan sifatnya sementara. jadi ketika kita sedih, itu akan berlalu, begitu juga ketika kita bahagia. nah, untuk itu, emosi emosi itu baiknya diterima terlebih dahulu. saya salut sama Mbak Ima yang sudah menyadari perasaan-perasaannya, karena menyadari merupakan langkah pertama sebelum kita menerima perasaan tersebut"
"itu pertanyaan dari Mbak Ima ya"
"untuk Winda, Ayu, Mbak Ima monggo kalau ada tanggapan.."
*Momod;
"Kak Ima, apakah ada tanggapan? Kalau tidak. Bisa lanjut ke pertanyaan selanjutnya yaaa"
*Gita;
"baik lanjut yah.."
"*Termasuk tidak ikhlaskah jika masih kepikiran mantan, takut dia ga bahagia padahal kitanya lagi bahagia ama pasangan sekarang. Dan kalau dari sosmednya dia si bahagia2 aja."* waah ini pertanyaan menarik yah π kepikiran belum tentu tidak ikhlas, tergantung bagaimana yang kita pikirkan, mungkin juga masih ada sesuatu yang masih mengganjal sehingga masih kepikiran hingga sekarang.."
"aduh maaf ya typo typo π€¦♀"
*Momod;
"Gapapa Kak, dimaklumiii"
"Nampaknya semua pertanyaan sudah dibahas semua di siniii."
"Apakah masih ada yang mau bertanyaaa"
"Eh wait ada tanggapan"
"Hal yang mengganjal itu apa ya?"
"Karena kalau soal meninggalkan sudah saling jujur dan memafkanπ¬"
"Ahay, bahas perasaan euy..."
*Gita;
"yang mau sharing boleh lho, karena penerimaan ini salah satu cara, ada banyak cara yang lain mungkin teman-teman bisa sharing"
"hemm mungkin bisa mulai tanyakan pada diri sendiri "apa yang membuatmu masih kepikiran tentang dirinya?" selanjutnya tanyakan juga pada diri "apa yang membuat kamu takut bahwa ia tidak bahagia?"
*Other;
"boleh sharing ya kaakk"
"kalo sayaa tipe orang yg butuh closure. Seperti yg Kak Gita bilang, kadang kita hrs memaafkan org yg ga merasa bersalah, atau menerima permintaan maaf yg ga pernah diucapkan. Kadang ketika masih banyak denial atau ga ikhlasnya, saya lebih sering berdialog sm diri sendiri, berkontemplasi, yg dituliskan ke diary di buku ataupun digital. Lumayan membantu banget sih setidaknya buat closure. Lama2 jd lebih mudah menerima π¬"
"Kadang yg sering jadi pertanyaan itu kapan harus berhenti, kapan harus tetap berjuang, karena kita ga tau dilangkah keberapa justru yg keliatan gagal itu klo dilanjutin selangkah lagi sebenarnya berhasil"
"dan kadang memutuskan berhenti itu lebih sulit daripada memutuskan untuk terus berjuang π"
*Momod;
"Waaah, Kak Tika. Ini juga aku banget. Aku tipe orang yang gabisa cerita, jadi kalo cerita lewat diary π€£π€£"
*Gita;
"wah iya bener banget Tika.. mengungkapkan itu tidak harus mengatakan pada orang lain, tapi bisa juga pada diri sendiri. closure maksudnya ya apa adanya.. dan menulis juga salah satu bentuk terapi lho"
"Jadi jangan khawatir ya Kak kalo gak bisa cerita ke orang, diari buku atau digital bisa menjadi sebuah solusi terapi dalam melepaskan~~"
*Other;
"betul betul saya juga merasakan hal yg sama π
gatau apakah ini saatnya berhenti? saatnya berjuang?"
tapi kalo sayaa mungkin lebih ke “sampe di titik mana aku bisa menerima?” kalo dg berhenti sy bs nerima oke berhenti, kalo masi mau lanjut ya boleh lanjut.. hehe
mungkin lebih keee lebih baik nyesel krn nyoba drpd nyesel krn ga nyoba π€£
ngomong apasih sayaa
*Gita;
"iya Mas bener banget. Saya juga terkadang sering merasakan kaya gini. bingung antara mau lanjut atau berhenti, nah biasanya kita bisa kasih limit pada diri kita sendiri, tanyakan pada diri sebenarnya apa yang kita inginkan.. terus lanjut namun tersakiti atau berhenti dan memberi kesempatan pada diri untuk memulai yang baru.. setiap orang biasanya punya proses yang berbeda-beda, tapi dalam hati sebenernya tahu apa yang harus dilakukan"
*Other;
"Assalamualaikum.. thank u for rocognizing me as one of the member.
Kalo boleh ada yg jawab makasih bgt tp kalo ngga juga mungkin lain kali.. tapi pertanyaan ini kadang sedikit menggelitik.
Hampir semua negative thought yg tadi d mention itu ada d benak saya.. tapi, bolehkah sebagian dari rasa itu saya nikmati? Saya resapi? Lalu saya tuangkan dalam sebuah karya?
Nuhun"
*Gita;
"boleh banget, justru hal itu harus kita sadari dan terima, tapi tentunya dituangkan atau diekspresikan dengan cara yang tidak menyakiti diri sendiri atau orang lain.."
*Other;
"jadi apakah sebenernya mmg semua tergantung sama diri sendiri kali ya kak?
kadang ada temen yg suka curhat gabisa letgo, kita mo ngomong apa juga dia samaaa aja begitu. Apakah pd akhirnya proses itu ttp dia sendiri yg harus melakukannya? Gabisa yah kita bantu apaaa gitu buat dia?"
*Other;
"Menarik...
Saya jga prnah merasa bingung pada saat kondisi ini. Tapi dr kondisi bingung it saya belajar.
Bila it memang sesuatu yg berharga dan penting untuk hidup saya maka saya akan tetap berjuang selagi saya bisa.
Namun saya juga harus bersiap dengan konsekuensi terburuk.
Sehingga kalau berhasil ya syukur, kalau gagal pun tak mengapa. Karena paling tidak saya sudah berjuang dan tidak hanya menebak2 hasil tanpa ada usaha"
*Other;
"Masih bisa bertanyakah? π Memaafkan orang" terdekat yg sering menyakiti kita tanpa sadar, yg mungkin bagi mereka itu hal sepele atau sekedar bercanda tetapi kata" mereka sedikit menyakiti itu cukup sulit ya ternyata?π Ada saran utk mempermudah memaafkan mereka? Apakah salah kalau lebih baik menghindari mereka daripada kita tersakiti lg? *Padahal mereka teman dekat*"
*Gita;
"Iya Mbak, justru orang terdekat itu biasanya sulit untuk kita sampaikan maaf ataupun memaafkan. karena kita peduli dan sayang dengan mereka. Mungkin ada baiknya, jika dikomunikasikan apa yang mbak rasakan kepada teman mbak, dengan begitu mereka memahami apa yang mbak rasakan, mungkin selama ini mereka tanpa sadar menyakiti mbak karena mereka ngga paham kalau mbak tersakiti dengan perilaku atau perkataan mereka.. ini ada salah satu contoh komunikasi efektif, namanya *I Statement*"
*Momod;
"Waaah apatuh *I statement*?"
*Gita;
I statement via dok pribadi |
"jadi di I statement itu, kita tidak hanya mengungkapkan apa yang kita rasakan, tapi juga alasannya dan apa yang kita inginkan dari lawan bicara kita"
*Other;
"Pernah sih mbak sekali sy mengkomunikasikan apa yg sy rasa pernah menyakitinya dan meminta maaf, sedikit menyampaikan apa yg kdg menyakiti sy dan apa yg sy kurang suka...namun sikapnya malah sedikit berbeda kepada sy, pernah setelah ada beberapa kejadian salah paham malah after effectnya mereka terkesan saling menyindir sy...apakah salah sy memutuskan menjaga jarak ya mbak?"
*Other;
"Saya pernah berada di situasi ini..
Parah bgt malahan hehe...
Temen praktek dari awal smpe akhir, udh lumayan deket, apa2 di share bareng, dari hal receh smpe berfaedah, tugas bareng2 dilakuin...
Malah tugas dia scara gk lgsg sya yg ngerjain krna sejalan dgn tugas saya...
Awalnya doi blg kalo inti tugas kita hasilnya berbeda, makany sya percaya dn bntu doi ngelaksain tugas itu
Eh gitu liat hsil laporn tugasnya ternyta itu hasil yg hrusnya jdi laporan sya malah dpakainya...
Alhasil sya kelimpungan sendiri, doi bahagia2 sendiri, malah nyalahin sya, nyuruh sya buat2 aj lporan palsu hahaha...
Sya down bgt, nangis gk berhenti, undoing utk sgala activity, smpai hati sya lega dn plong krna udh nangis tnpa henti
Dan ternyata stelah kejadian itu, sya bru tau kalau doi ceritain hal2 bruk ttg sya ke tmen2 yg lain smpai ngebuat sya terlihat jhat sekali..
Pas tau ternyta sya dbegitukan, sya cuma blg ke diri sendiri dn bberapa teman yg lain
"Sya gk perlu ngejelasin, klarifikasi apapun ke siapapun, kalian bebas menilai sya, sy tetp akn sperti ini karna gk mau berubah demi ngebahagiain kalian doank"
Hehehe, maaf kepanjangan bgt share nyππ»ππ»ππ»πππ"
*Momod;
"Wait wait komennya bentar dulu yaa kakak2, masih bahas i statement ππΌππΌ"
"Mantap kak, i statement ya. Mengungkapkan perasaan dan alasan, dan keinginan lawan bicara"
*Other;
"Lebih baikny begini ya mbak? Bener" dikomunikasikan secara gamblang ya?"
*Gita;
"ohh jadi Ririn sudah pernah berusaha mencoba mengkomunikasikan tapi responnya tidak seperti yang diharapkan ya Rin? Kira-kira apa yang yang membuat mereka berespon seperti itu?"
"ini salah satu cara, mungkin Ririn juga bisa mempertimbangkan lewat pengalaman apakah merek bisa jika dihadapi dengan cara komunikasi yang seperti itu?"
*Other;
"Sy jg pernah jaman kuliah dulu...padahal sy gak pernah ngomongin jeleknya doi tp sy dijelekin ke semua org...dulunya padahal doi sy bantuin apa apa sy bantu tp feedbacknya zonk...cm bs ngelus dada sy...sy taunya dr temen yg lain klarifikasi lgsg ke sy π "
*Other;
"Iya mbak, responnya kurang enak sih...bahkan klo tiap sy tanya apakah sy ada salah lg ke dy ya jwbnya ndak...cuma sikap sudah berbeda, klo kata suami lebih baik sy menjauh saja daripada berulang terus...apakah salah menjaga sikap dan sedikit jaga jarak? Krn sy pun bingung jika berhadapan dgn personal seperti ituπ "
*Gita;
"waah begitu ya Mbak.. jika menjaga jarak adalah hal terbaik yang bisa dilakukan saat ini, menurut saya langkah mbak sudah tepat.. karena mbak sudah mencoba sebelumnya namun kelihatannya kurang berhasil..
"Keliatannya mbak Windy dulu sedih ya mbak dikhianati oleh temen sendiri yang sudah kita percaya, rasanya mungkin kecewa, mau marah, tapi yaa seperti yang Mbak Windy sampaikan bahwa kita memang seharusnya berubah untuk diri kita sendiri, bukan orang lain. Dari yang saya baca, mbak windy paham bahwa memang terdapat hal-hal yang ngga bisa kontrol yaitu pendapat orang lain tentang kita, jadi yang bisa kita ubah adalah bagaimana kita merespon hal tersebut, apakah sedih atau dijadikan sebagai pelajaran :) Semangat Mbak Windy.."
*Momod;
"Ikutan ah, semangat Kak Wiindy!"
*Other;
"Iya mbak...berarti intinya paling ndak segala sesuatu harus *I statement* dulu ya...okey thankyou advicenya mbak... alhamdulillah sedikit lega sy ☺"
*Gita;
"hanya salah satu cara komunikasi efektif mbak.. boleh digunakan dan boleh tidak.. tergantung situasi dan kondisi.. alhamdulillah jika sedikit lega.. ππ"
*Other;
π€π€π€
*Gita;
"*Jadi gini kak ,usia sy 29 thn . sy ditinggal suami sy berpulang . Sejak dr awal sy menunjukkan nih loh sy tegar ... demi apa . Demi anak2 , supaya mereka juga yakin ooh , mama kuat kok berarti aku jg bs seperti mama sm kuatnya ..."
"Ternyata makin kesini sedih yg tdk aku terima , rapuh yg aku hempaskan menggerogoti ... seiring berjalannya waktu , sakit nya rapuhnya aku nikmatin nih . Dateng , dateng aja silahkan . Menangis , ya menangis aja ... tanpa kita tolak ... dan saat ini di bulan ke 5 selepas kepergiannya , sy yakin bahwa hati ini sudah sembuh . Sudah siap memulai segalanya ... karena walaupun ada yg berubah , kita harus menerima bahwa semua itu hanya titipan . Saat pemiliknya meminta ya akan kembali lg ... kita tdk memaksakan utk bs terus bersama , dan yakin bahwa rencana Tuhan adalah yg terbaik*"
"MasyaAllah, saya ingin memeluk Mbak... dari yang saya baca kelihatannya sedih ya Mbak kehilangan seseorang yang sangat kita sayangi dan cinta... wajar sekali jika Mbak merasa sedih. Saya juga telah kehilangan orang yang saya sayangi, Ibu saya. Sudah dua tahun ini. Tapi sampai sekarang sayapun terkadang sedih mengingat beliau. Jadi saya paham jika sampai sekarang Mbak masih sedih atas kepergian beliau. Doa saya untuk beliau suami Mbak semoga tenang di sisiNya dan mendapatkan tempat yang terbaik."
"Anak Mbak insyaAllah akan bangga memiliki Ibu yang kuat seperti Mbak. Jadi sekarang Mbak sudah berproses yah, sudah mulai bangkin dan memulai lagi. Saya setuju dengan Mbak, bahwa semua hanya titipan dan rencana Tuhan adalah yang terbaik. Terima kasih Mbak sudah sharing perasaan dan pengalaman Mbak.."
*Other;
"Alhamdulillah sedihnya sudah terhempas mba .. dg cara menerima apapun yg terjadi . Bahwa memang prosesnya harus begini harus sedih jatuh lalu bangkit kembali ...
Berat diawalnya krn sy sering menghindar dr kerapuhan sy , tp setelah mencoba prosesnya ... sungguh sangat luar biasa ..."
*Momod;
"Aku terharuuuuu ππ fyi jadi mau sharing juga...
Aku juga kehilangan Ayah akuuu, sudah 8 tahun lamanya. Dan ibuku single parent. Sama seperti Kakak yang sharing :")
Bener kata Kak Gita tadi, menerima butuh waktu :) saya butuh waktu 5 tahun, sampai saya benar2 menerima bahwa Ayah saya sudah tiada :))
Semangat ya Kaaak. Semoga dikuatkan selalu pundaknyaaaa πͺπΌπͺπΌ"
*Other;
"Merelakan org tercinta berpulang apalagi suami/ayah/ibu itu tidak mudah dan salut dengan mbaknya yg begitu sabar dan ikhlas menghadapi semuanya, tegar demi anaknya...semoga Allah selalu melindungi dan memberikan yg terbaik utk keluarga mbaknya...amiin"
*Other;
"Masya Allah... Mba perempuan hebat, smoga Allah hitung kesabaran mba sebagai ladang amal ya"
"MasyaAllah π Klo sharing bgini tuh rasanya jd bener2 yakin sama “Allah tidak membebani seseorang lebih dari kadar kesanggupannya”.
Mungkin masalah yg saya hadapi juga sangat berat, tp kalau saya yg menghadapi masalah sperti diatas belum tentu saya sekuat itu.. begitu juga sebaliknya ya mba.."
*Other;
"Mashaa Allah sekalii..."
*Gita;
"*Oh iya kak, saya mau tnya. Untuk bisa berkompromi dgn keadaan apakah bisa dgn cara kita me time terlebih dahulu ? Terimakasih kak π* Iya boleh banget Mbak, karena proses setiap orang pasti berbeda-beda, jika me time bisa membuat lebih tenang dan merasa lebih baik, bisa dilakukan.."
*Other;
Kak, cara me time yg baiknya sperti apa kak ? Apakah kita boleh sejenak menarik diri dr lingkungan ?"
*Momod;
"Pertanyaan terakhir yang akan dijawab oleh Kak @Gita Yolanda yha geeengsss
*Gita;
"me time bermacam-macam ya mbak, ada yang mungkin pergi sendiri ke mangunan, atau ke salon, atau menulis, atau bareng keluarga tercinta, pokoknya apa saja yang tidak destruktif daan bisa memberikan energi kepada kita, kaya charge handphone gituuu mungkin Mbak ibaratnya hehe. kalau dengan menarik diri sejenak dari lingkungan bisa membuat mbak lebih tenang dan merasa lebih baik, kenapa tidak.."
π
*Other;
"Baik kak, saya akan coba. Terimakasih ya ☺π"
*Gita;
"harus Mbakkkk π€π€π€"
*Momod;
"Woaaah, baiklaah. Sudah terjawab semua yaa kak @Arum Kusuma Dewi ~~ semangat mencobaaaa"
*Other;
"Iya kak, alhamdulillah. Terimakasih ya ☺π"
*Momod;
"Walhamdulillahirobbilalamiiin. Waktu sudah menunjukan pukul 20.00, gak kerasa yaa diskusinya begitu hidupp."
"Terima kasih untuk kak @Gita Yolanda yang sudah menyempatkan waktu dan energinya untuk menjawab dan memaparkan materi. Semoga bernilai ibadah yaa Kaaak."
"Mungkin, kak @Gita Yolanda mau menyampaikan pesan pesa terakhir?"
*Other:
"Kak momod sudah ngantuk sepertinya.. pukul 22 kak π"
*Momod;
"π€π€astagfirullah benar sekali Kakak saya sudah mengantuk π haha"
"Terima kasih sudah dikoreksi"
"Oiyaaa hampir lupa. Terima kasih juga untuk teman-teman yang sudah menghidupkan diskusi pada malam hari inii! Menyempatkan membuka whatsapp di sela-sela ibadah malamnya~ semoga segala pertanyaannya terjawab yaaa"
"Smoga bernilai ibadah jg ya sbg moderator malam ini.."
"Amiiin ππΌππΌ"
*Gita;
"wah iyaa tidak terasa sudah jam 10. Maafkan jika masih ada yang belum terjawab, maaf juga masih banyak kekurangan, jika masih ada yang ingin ditanyakan atau sharing boleh banget japri saya. Dan terima kasih banyak untuk Ninis selaku moderator, untuk komunitas Love Your Self dan tentunya makasih yang tidak terhingga untuk teman-teman semua yang sudah mau berbagi pengalaman dan perasaannya di sini. saya dapat banyak pelajaran dari teman-teman semua.. lebih dan kurang saya mohon maaf. selamat malam dan selamat puasa bagi yang menjalankan π»π»π»"
*Momod;
"Alhamdulillaah. Sekali lagi, terima kasih banyak Kak Gita dan teman-teman. Sesi sharingnya resmi ditutup yaa. Barangkali ada yang masih ingin bertanya dan sharing bisa langsung ditanyakan tanpa moderator haha"
"Saya Ninis, sebagai moderator juga undur diri yaa teman2. Sekali lagi terima kasih, tercerahkan nih otaknya haha."
Sumber; Love your Self Indonesia
Salam bertumbuh
Komentar
Posting Komentar