Berwirausaha kini sudah menjadi pilihan yang menjanjikan bagi sebagian anak
muda di Indonesia. Keinginan menciptakan sesuatu yang anti mainstream
menjadi sebuah keinginan yang tiada dipungkiri. Menurut data BPS 2016 rasio
wirausaha Indonesia adalah 3,1 persen dari jumlah penduduk 225 juta orang, naik
dari tahun-tahun sebelumnya yang dikisaran 1,67 persen. Dapat dibayangkan bahwa
pertumbuhan minat masyarakat khususnya anak-anak muda dalam berwirausaha
meningkat setiap tahunnya.
Akan tetapi munculnya gerakan berwirausaha ini tidak
dibarengi dengan kesadaran para wirausahawan muda tentang pentingnya pendidikan
berwirausaha. Chruchill (1987) masalah pendidikan sangatlah penting bagi
keberhasilan wirausaha. Kegagalan pertama dari seorang wirausaha adalah karena
dia lebih mengandalkan pengalaman daripada pendidikan. Namun dia juga tidak
menganggap remeh arti pengalaman bagi seorang wirausaha, baginya sumber
kegagalan kedua adalah jika seorang wirausaha hanya bermodalkan pendidikan tapi
miskin pengalamam lapangan. Oleh karena itu perpaduan antara pendidikan dan
pengalaman adalah faktor utama yang menentukan keberhasilan wirausaha.
Apabila kita belajar dari kebiasaan seorang
wirausahawan, maka dapat kita pelajari bahwa seorang wirausaha lebih memiliki streetsmart
daripada booksmart, maksudnya adalah seorang wirausaha lebih
mengutamakan untuk belajar dari pengalaman (streetsmart) dibandingkan
dengan belajar dari buku dan pendidikan formal (booksmart). Namun apakah
hal tersebut menandakan bahwa seorang yang mengemban pendidikan tinggi tidak
dapat menjadi seorang wirausahawan yang sukses? Karna pada kenyataannya justru berbanding terbalik. Seperti yang diungkapkan oleh Eels (1984) dalam Mas’oed (1994), dibandingkan dengan tenaga lain tenaga
terdidik S1 memiliki potensi lebih besar untuk berhasil menjadi seorang
wirausaha karena memiliki kemampuan penalaran yang telah berkembang dan wawasan
berpikir yang lebih luas.
Disimpulkan bahwa seorang wirausaha yang memiliki
potensi sukses adalah mereka yang mengerti kegunaan pendidikan untuk menunjang
kegiatan seta mau belajar untuk meningkatkan pengetahuan. Lingkungan pendidikan
dimanfaatkan oleh wirausaha sebagai sarana
untuk mencapai tujuan, pendidikan disini berarti pemahaman suatu masalah yang
dilihat dari sudut keilmuan atau teori sebagai landasan berpikir.
Maka dari itu peran pendidikan dalam pembentukan wirausahawan khususnya
wirausaha muda adalah sangat penting, lantas apakah Universitas sebagai
gudangnya para anak muda berilmu sudah siap menghasilkan para wirausahawan yang
handal? Atau justru Universitas masih menganut sistim lama yaitu hanya
menyiapkan para lulusan yang hanya siap sebagai para pencari kerja yang saat
ini perannya sudah mulai diambil oleh sekolah menengah kejuruan. Perlu
dilakukan revolusi besar-besaran kedepannya, mari kita lihat!
Komentar
Posting Komentar