Langsung ke konten utama

Catatan 2018: Review Film Searching (Tekhnologi digital pecahkan misteri kehilangan)

Hallo Bels



Tahun 2018 itu banyak sekali film bagus yang tayang, apa film favoritmu? Jika kamu menyukai film bergenre drama dengan kemasan teka-teki di dalamnya, mungkin nggak asing dengan film berjudul searching ini. Film yang disutradai oleh Aneesh Chaganty ini menggaet beberapa pemeran kenamaan seperti John Cho, Michelle La, Alex Jayne Go, Sara Sohn, Debra Messings, dan Megan Liu.

Sistematik film ini pun terbilang unik karena keseluruhan film diceritakan melalui perspektif layar komputer. Direkam dari kamera ponsel, kamera komputer, dan CCTV. Di film ini kita seolah diajak menjadi detektif untuk menyelidiki sebuah kasus hilangnya seorang remaja perempuan. Emosi penonton pun kemudian dibawa naik turun dengan berbagai temuan dan bukti-bukti yang merujuk pada asal muasal kasus ini.

film searching via id.bookmyshow.com
Ringkasan Cerita
Dikisahkan keluarga David Kim (John Cho) hidup harmonis bersama istrinya Pamela Kim (Sara Sohn) dan anak perempuannya bernama Margot (Michelle La). Sang istri yang terdiagnosa kanker menjadi hantaman bagi keluarga ini. Akhirnya Pam pun tidak bisa diselamatkan, dan meninggalkan David dan Margot. Dalam keseharian, sebagai seorang ayah, David pun merasa kesulitan berkomunikasi dengan Margot yang tengah beranjak dewasa.

Pada suatu pagi, David tidak mendapati Margot di kamarnya. Padahal malam sebelumnya, Margot meminta izin untuk pulang larut. Merasa ada yang tidak beres dengan buah hatinya, David pun melaporkannya kepada pihak berwenang.
margot via inews.co.uk
Pencarian yang dibantu Polisi dan Detektif telah dilakukannya selama 37 jam. Namun, sayangnya dari cara-cara yang sudah ditempuh tak kunjung membuahkan hasil. David pun kemudian mencoba mencari putrinya dengan menelusuri jejak digitalnya di media sosial dan internet.

Pesan moral
Film ini menggambarkan kondisi yang terjadi dewasa ini pada kehidupan kita dimana manusia lebih suka mengungkapkan ekspresi senang maupun sedihnya di media sosial. Film searching juga seakan memberikan pesan penting bagi orang tua agar lebih peka memperhatikan tumbuh kembang anak yang tengah menginjak usia remaja.

Selama 102 menit, Searching mengeksplorasi fungsi teknologi yang ada pada masa kini tanpa mengesampingkan usaha orang tua melindungi anaknya dengan cara apapun. Suasana sepanjang film dibuat hening nggak terlalu banyak suara gaduh, namun alur cerita yang jelas dan menegangkan membuat film ini tidak membosankan.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kewirausahaan : Teori Life Path Change

Menurut Shapero dan Sokol (1982) dalam Sundjaja (1990), tidak semua wirausaha lahir dan berkembang mengikuti jalur yang sistematis dan terencana. Banyak orang yang menjadi wirausaha justru tidak memali proses yang direncanakan. Antara lain disebabkan oleh: a.       Negative displacement       Seseorang bisa saja menjadi wirausaha gara-gara dipecat dari tempatnya bekerja, tertekan, terhina atau mengalami kebosanan selam bekerja, dipaksa/terpaksa pindah dari daerah asal. Atau bisa juga karena sudah memasuki usia pensiun atau cerai perkawinan dan sejenisnya.        Banyaknya hambatan yang dialami keturunan Cina untuk memasuki bidang pekerjaan tertentu (misalnya menjadi pegawai negeri) menyisakan pilihan terbatas bagi mereka. Di sisi lain, menjaga kelangsungan hidup diri dan keluarganya, menjadi wirausaha pada kondisi seperti ini adalah pilihan terbaik karena sifatnya yang bebas dan tidak bergantung p...

Agriyaponik: Membangun Agroindustri Berkelanjutan dari Cibubur, Indonesia

Di tengah kawasan Cibubur yang asri dan tidak jauh dari hiruk-pikuk Jakarta, sebuah revolusi pertanian sedang berlangsung secara senyap namun berdampak besar. Di persimpangan antara teknologi, keberlanjutan, dan ketahanan pangan, berdirilah Agriyaponik —sebuah inisiatif agroindustri inovatif yang mendefinisikan ulang cara kita menanam, mengonsumsi, dan memandang pangan di Indonesia. Apa Itu Agriyaponik? Agriyaponik adalah usaha agroindustri modern yang menggabungkan dua sistem pertanian tanpa tanah: akuaponik dan hidroponik . Sistem ini memadukan budidaya tanaman dan ikan dalam satu ekosistem tertutup yang saling menguntungkan. Metode ini secara signifikan menghemat penggunaan air, tidak memerlukan lahan luas, serta menghilangkan kebutuhan akan pupuk kimia atau pestisida. Berlokasi di Cibubur , Agriyaponik bukan sekadar kebun. Ia adalah laboratorium hidup untuk pertanian berkelanjutan, pusat pelatihan bagi petani urban masa depan, dan model sistem pangan masa depan di wilayah padat ...

Memilikimu-Tere Liye

Sepetik karya Tere Liye Sunset via unplash Aku mencintai sunset. Menatap kaki langit, ombak berdebur. Tapi aku tidak pernah membawa pulang matahari ke rumah. Kalaupun itu bisa kulakukan, tetap tidak akan kulakukan. Aku menyukai bulan, entah itu sabit, purnama, tergantung di langit sana. Tetapi aku tidak akan pernah memasukkannya ke dalam ransel. Kalaupun itu mudah kulakukan, tetap tidak akan kulakukan. Aku menyayangi sebuah mawar, berbunga warna-warni mekar semerbak. Tapi aku tidak akan memotongnya, meletakkannya di kamar, tentu bisa kulakukan apa susahnya. Namun tidak akan kulakukan. Aku mengasihi kunang-kunang, terbang mendesing kerlap kerlip di atas rerumputan yang gelap. Tapi aku tidak akan menangkapnya di botolkan menjadi penghias di meja makan. Tentu masuk akal dilakukan, pakai perangkap. Namun tidak akan pernah kulakukan. Ada banyak sekali jenis cinta di dunia ini. Yang jika kita cinta, bukan lantas harus memiliki. Ada banyak sekali jenis suka, kasih dan sayang...