Hallo Bels
Apa kabar? semoga kamu selalu diberikan kesehatan dan nama baik. Bahasan kali ini sedikit berbeda, karna kita akan membahas mencintai diri sendiri melalui tanya jawab yang terjadi dalam diskusi sebuah grup whatsapp. Sebuah forum independen yang beranggotakan pemuda-pemudi dari berbagai aktivitas, universitas maupun lembaga kepemudaan dengan cita-cita bersama membangun mental diri dengan semangat kontribusi bersama. Forum itu bernama Love your self Indonesia. Dengan visi mewujudkan generasi muda Indonesia yang memiliki kualitas hidup dan kesehatan mental yang baik. Mereka mempunyai misi diantaranya mengadakan kegiatan-kegiatan terkait dunia komunikasi psikolog di masyarakat, mengadakan pelatihan sebagai sarana terapi untuk diri sendiri, menjadi jembatan bagi masyarakat yang peduli terkait mental health dan penderita gangguan kesehatan mental.
**
Dalam diskusi kali ini mereka menghadirkan seorang narasumber atau yang biasa disebut Bomber seorang psikolog klinis dan juga seorang ibu rumah tangga yang saat ini berdomisili di Stockholm Swedia yaitu Mega Tala Harimukthi. Apa saja sih yang mereka diskusikan dalam forum terbatas di grup whatsapp? Berikut rangkuman tanya jawabnya.
Kalau bukan kita yang mencintai diri kita secara utuh dan penuh lalu siapa lagi yang bisa? Sekilas kesannya klise ya, tapi bener lho. Kita nggak bisa mengharapkan orang lain bisa dan mau menerima kita sebelum kita yang memulai duluan. Kalau kita sudah bisa menerima diri sendiri, maka sikap kita pun akan lebih positif melihat orang lain dan sekeliling kita. Pengaruh paling besarnya kita akan lebih sehat secara mental, maksudnya kita bisa lebih sejahtera dan kalau ada masalah yang berkaitan dengan diri sendiri lebih cepet untuk bangkit dan nggak berlarut-larut.
-Mega Tala Harimukthi-
*Pertanyaan 1:*
Terima kasih materinya menarik dan membantu saya menyadari bahwa dari ketiga ciri itu, saya masih belum memiliki semua.
Sehingga dalam bekerja dalam tim, ketika saya bertugas menjadi koordinator, merasa kalau semua pekerjaan menjadi tanggungjawab saya. Padahal seharusnya menjadi tanggungjawab semua tim,
Bagaimana menghilangkan sikap menerjna bahwa gagal atau suksesnya sesuatu dalam tim itu, bukan hanya tanggungjawab saya.
Dan seringkali saya merasa bersalah dengan menyalahkan diri saya sendiri.
*Apakah itu termasuk bagian dari commonly humanity?*
Saat kita dihadapkan kewajiban pekerjaan, dan akhirnya terdapat tekanan dari dua pihak (karena kita sebagai narahubung), dan ada perasaan ingin lari dari kenyataan untuk menghindari dari salah satu tekanan tersebut.
*Bagaimana menghadapi hal itu?*
Dan sampe perasaan tertekan itu membuat tiba2 muncul perasaan sedih dan mau menangis untuk lari atau melewati hari berikutnya (menghindar).
*Jawab:*
Hai dear, terima kasih untuk pertanyaannya ya. Ini isu yang banyak dialami orang-orang apalagi di usia produktif. Sebelumnya saya mau bertanya, apakah kamu punya masalah dengan rasa percaya pada orang lain? Atau kamu memiliki sifat yang cenderung perfeksionis? Atau bisa juga kamu sering merasa cemas? Kalau jawabannya iya, bisa jadi justru ini masalah utamamu saat ini. Karena pada dasarnya common humanity yang dimaksud adalah bagaimana kita mampu berpikir dan bersikap bahwa segala yang terjadi itu sifatnya objektif. Misalnya begini, ketika kamu gagal mendapatkan peluang beasiswa, pasti dong kita merasa sedih, kecewa, atau mungkin marah, tapi disadari atau tidak di luar dirimu banyak orang yang juga mengalami hal yang sama yaitu gagal mendapatkan beasiswa. Lalu kalau ditanya bagaimana menghilangkan sikap menerima kegagalan atau sukses bukan hanya tanggung jawab kita, silakan kembali ke pertanyaan awal saya ya. Apakah kamu punya masalah terkait dg ketiga isu di atas? Isu percaya pada orang lain, isu perfeksionis dalam diri, isu kecemasan, atau mungkin ada masalah utama lainnya yang mempengaruhi sikap dan cara pikir kamu dalam menghadapi kegagalan. Dilanjut pertanyaan berikutnya lalu bagaimana menghadapi masalah itu? Langkah pertama yang harus kamu lakukan adalah kenali dirimu, kenali situasi-situasi yang membuatmu marah, sedih, kecewa, dan kenali juga kelebihan-kelebihan dalam dirimu.
**
*Pertanyaan 2:*
Assalamu'alaykum kak...
Jadi gini kak...
Aku ini orgnya suka menyalahkan diri sendiri, over panik&cemas, juga sekali disalahin, langsung ngerasa bersalah, trs nangis trs nyalahin diri sendiri gitu kak.
Aku udh sering nyoba² kaya nulis afirmasi positif, tp aku kayak ngga Istiqomah gitu. Nah cara utk menghilangkan itu semua bagaimana ya kak? Soalnya jujur aja aku agak terganggu gitu kak😢
Mohon solusinya🙏🏻
*Jawab:*
Wa’alaikumsalam warohmatullohi wabarokatuh. Terima kasih untuk pertanyaannya ya dear. Pertama kita tahu bahwa segala yang berlebihan memang hasilnya gak bagus ya, termasuk over cemas, panic, sedih, ataupun over menyalahkan diri sendiri. Hal paling susah dilakukan manusia itu memang istiqomah, betul gak? Hehe. Termasuk istiqomah dalam melatih diri menjadi pribadi yang lebih baik, mengubah kebiasaan menjadi lebih baik. Kalau sudah pernah belajar tentang afirmasi positif bisa terus dilakukan secara rutin setiap hari. Sudah pernah mencoba yang namanya meditasi? Meditasi di sini bukan tentang keyakinan atau meditasi dalam agama tertentu ya, tapi meditasi adalah latihan untuk mendapat ketenangan jiwa. Bagaimana caranya bisa dilihat banyak video di youtube, hehe. Kalau yang Muslim bisa melatihnya dengan banyak berdzikir supaya diri menjadi lebih tenang. Gak ada salahnya juga kamu coba berbagi cerita dengan teman terdekatmu barangkali dia bisa membantu. Karena semua itu butuh proses yang panjang dan gak bisa instan kita langsung berubah seperti yg diharapkan. Makanya untuk mencapai tahap mencintai diri secara penuh banyak tahap yg harus dilakukan salah satunya mengenal diri dan menerima diri kita. Kalau memang sudah sangat mengganggu dan segala cara dicoba belum berhasil, ada baiknya konsultasi ke professional seperti psikolog ya dear. Semoga menjawab pertanyaannya.
**
*Pertanyaan 3:*
Bagaimana membedakan mencintai diri sendiri dan egois?
kadang kan ada beberapa tindakan bagi kita yg menurut kita itu tindakan preventif agar kita tidak tersakiti tapi bagi orang lain bisa jadi itu egois
*Jawab:*
Hai kamu yang disana, hehehe. Pertanyaannya menarik, terima kasih ya untuk pertanyaannya. Mari kita bedakan dulu ya definisi mencintai diri sendiri dan egois. Mencintai diri sendiri bisa diartikan sebagai sikap kita yang tidak menyalahkan, mengkritik, menyakiti, mampu melihat secara objektif bahwa kesalahan/kelemahan/kegagalan juga bisa dialami siapa saja. Orang yang mampu mencintai dirinya biasanya akan lebih bersikap tenang dan memiliki keterbukaan terhadap segala kemungkinan yg terjadi dalam hidupnya. Sekarang saya tanya balik nih, menurutmu egois itu apa? Hehe. Kalau dari yang saya pahami, egois itu lebih ke self-centered, apa-apa hanya berfokus pada dirinya sendiri tanpa mempertimbangkan dampaknya untuk orang lain. Kalau dari dua definisi ini jelas berbeda ya? Setuju gak? Nah, kalau dibilang tindakan preventif, mungkin yang kamu maksud adalah mekanisme pertahanan diri. Setiap orang pasti punya cara untuk melindungi dirinya dong, gak ada orang yang mau disakiti. Tapi hal ini berbeda dg egois. Semoga menjawab ya.
Tanggapan pertanyaan nomer 4 kalau suatu masalah tadi membuat kita kecewa, bahkan sampai menangis berhari-hari, salag satu cara untuk menenangkannya gimana kak?
**
*Pertanyaan 4:*
Kak mau tanya, ketika kita dihadapkan pada suatu masalah yang besar dan rumit apa yang harus kita lakukan agar kita dapat terus mencintai diri kita sendiri? Karena kan ada sebagian orang yang menyakiti dirinya sendiri, beranggapan karna dengan begitu beban akan sedikit berkurang.. Terimakasih 😊
*Jawab:*
Hai dear, makasih untuk pertanyaannya. Pada dasarnya masalah gak akan lepas dari kehidupan kita ya. Baik itu masalah kecil, sederhana, sampai masalah besar dan rumit. Seringkali kita terjebak kalau dihadapkan pada masalah-masalah baik kecil maupun besar. Kalau ada masalah, coba dibreakdown dulu deh. Dilihat dan dipahami dengan tenang masalah yang datang itu tentang apa? Pikirkan kemungkinan-kemungkinan pilihan solusi untuk menyelesaikannya. Kuncinya hadapi segala masalah dengan sikap tenang. Bagaimana caranya? Dalam keadaan darurat kamu bisa mencoba mengatur napas. Tarik napas-tahan-buang secara teratur karena itu bisa membuatmu lebih tenang. Semoga menjawab ya. Kalau masih bingung silakan bertanya lagi atau konsultasi individual. 🙏🏻
Tanggapan pertanyaan nomer 4 kalau suatu masalah tadi membuat kita kecewa, bahkan sampai menangis berhari-hari, salag satu cara untuk menenangkannya gimana kak?
Terima kasih untuk tanggapannya ya.
Kalau masalah itu dirasa benar-benar berat dan mengganggu sampai kita menghabiskan waktu lama utk menangisinya, salah satu cara yg bs dilakukan adalah konsultasi dg yg km anggap mampu membantumu menjadi lebih tenang. Kenapa? Karena di sini km sudah membutuhkan bantuan orang lain utk sekadar membuatmu kembali ceria dan siap kembali utk menyelesaikan masalahmu. Terkadang kita memang harus mau dan mampu terbuka pd orang lain yg dipercaya. Kalau semua dipendam dan km malah gak ketemu orang lain, menangis berhari-hari, misal diperparah dg berdiam diri di kamar, gak mau makan, dan lain sebagainya malah bs berlanjut ke masalah lain seperti depresi. Jadi, sebelum lebih parah, keluarlah, cari udara segar dan ketemu orang lain ya.
Jangan lupa tetap berdoa. Semoga menjawab ya. 🙏🏻
**
*Pertanyaan 5:*
Bagaimana caranya mengetahui kelebihan atau kemampuan dalam diri? Dalam ppt yg dishare ada kata membut jurnal syukur nah caranya bagaimana ya kak?
*Jawab:*
Terima kasih untuk pertanyaannya yg singkat dan padat. Jadi, salah satu cara kita untuk mengetahui kelebihan ataupun kemampuan dalam diri adalah dengan berdialog dg diri sendiri. Gak harus dilakukan selalu dengan omongan, misalnya kamu bisa membuat tulisan berupa poin-poin di kertas tentang dirimu. Tuliskan kelebihan dan kekuranganmu. Tulisakan dengan jujur dan terbuka tentang kelebihan-kelebihan yang kamu miliki tanpa takut untuk dinilai orang lain. Just do it! Kalau susah, coba diingat-ingat hal-hal apa saja yang sudah kamu lewati, pengalaman apa yang membuatmu menemukan kelebihan-kelebihanmu, atau mungkin pernah dapat pujian, prestasi dari hal-hal tertentu, tuliskan jangan hanya diingat. Setelah itu kamu baca baik-baik apa yang kamu tulis ya. Ini bisa dilakukan sendirian, kapan saja, dan dimana saja. Cari waktu dan tempat yang tenang untuk melakukannya. Cara membuat jurnal syukur sebetulnya banyak di internet, hehehe. Tips dari saya untuk memulainya, sediakan buku diary atau agenda harian atau buku tulis juga boleh, buku yg bentuknya menarik lebih bagus lagi. Setiap hari menjelang tidur tuliskan apa saja yang sudah kamu alami di hari itu, baik kejadian menyenangkan maupun yang kurang menyenangkan. Tuliskan dan berikan emoticon yg sesuai dengan apa yang kamu alami di hari itu. Perbanyak menuliskan hal-hal baik yang terjadi, kalau ini dilakukan berulang kita akan terbiasa untuk refleksi diri dan evaluasi diri. InsyaAllah kita pun menjadi lebih tenang dalam keseharian. Kalau memang kesulitan untuk menulis di buku, silakan cari di playstore sudah banyak aplikasi tentang gratitude journal dan sejenisnya bisa dipakai untuk latihan. Semoga menjawab pertanyaannya ya. 😁
**
*Pertanyaan 6:*
Assalammu'alaikum kak momod. Aku ingin bertanya untuk sesi diskusi nanti.
Pertanyaan:
1. Bagaimana caranya membangun kembali sikap percaya diri dan optimis yang hilang karena dari faktor keluarga tidak mendukung? (Seperti ibu sering tantrum yang menyebabkan anak minder, ibunya yang tantrum. Depresi. Tapi sering dilimpahkan ke anak. sering dibentak dan sebagainya, yang berefek pada penurunan rasa percaya diri seorang anak).
Karena yang bermasalah orangtuanya, bagaimana caranya si anak bisa mendapatkan motivasi dan rasa percaya dirinya kembali?
2. Bagaimana caranya mengobati "luka dan trauma" di masa lalu yang seringkali mengganggu? Sering terapi self healing, meskipun ada dampaknya tp masih sangat kurang :''
*Jawab:*
Wa’alaikumsalam warohmatullohi wabarokatuh. Terima kasih untuk pertanyaannya ya.
1. Berat pasti rasanya ada di posisi sepertimu ya, dimana kita sebetulnya sudah berusaha untuk bersikap optimis, percaya diri tapi ternyata semua itu terhambat oleh kondisi keluarga khususnya orangtua. Kondisi ini yang membuat kehilangan motivasi dan rasa percaya diri menurun. Pertama, sebagai anak kita sulit dan rasanya gak mungkin meminta orangtua kita untuk berubah sesuai dengan kemauan kita ya. Pilihannya kita yang terus bangkit atau terpuruk karena keadaan. Kalau kita sudah ada di usia dewasa, kita sebaiknya mampu memilih bagaimana cara kita bertahan hidup, salah satunya adalah memunculkan motivasi internal dalam diri sendiri. Ini sulit dilakukan memang, tapi kembali lagi kita bisa memilih untuk bersikap. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah bangun support sistem. Ketika di rumah dan keluarga bukan menjadi tempat ternyamanmu, coba bangun di luar bersama teman-teman yg kamu anggap membuatmu nyaman, bisa memberimu dukungan, dan bisa membuatmu lebih tenang. Berbagi cerita dengan sahabat pun gak ada salahnya untuk dilakukan. Karena kita gak mungkin terus-menerus hidup dan berharap orang lain selalu ada dan memberi kita motivasi. Semoga kamu selalu dikuatkan ya.
2. Cara mengobati luka dan trauma di masa lalu membutuhkan proses dan teknik-teknik tertentu. Kalau sudah mencoba self-healing tapi belum mampu mengatasinya. Sebaiknya konsultasikan dg professional ya agar masalahmu cepat tertangani dan tidak menjadi parah. Bentuk trauma dan luka itu bermacam-macam dan setiap individu membutuhkan penanganan yang berbeda-beda. Semoga menjawab pertanyaannya ya. 😊
**
*Pertanyaan 7:*
1. Dalam tahap menerima diri sendiri, terkadang saya sudah mulai bisa sedikit demi sedikit menyadari kelemahan & kelebihan saya. Tetapi, di saat yg bersamaan pula saya masih terpengaruh oleh lingkungan. Masih baper dengan pertanyaan, "kok bisa sih kamu gagal kayak gitu?" Atau "eh dulu kamu selalu tepat waktu kok sekarang kamu jadi lambat bgt". Dan jika sudah seperti itu saya memilih diam dan menghindar, susah untuk percaya diri kembali. Bagaimana cara yg bijak untuk mengatasi masalah tersebut agar tidak terpuruk terus?
2. Apakah itu support system dan bagaimana cara melatih mindfullness?
Terima kasih Kak
*Jawab:*
1. Hai, terima kasih untuk pertanyaannya ya. Saya akan coba menjawab pertanyaanmu. Dalam proses menerima diri dan mencintai diri pasti kita akan dihadapkan dengan masalah-masalah, di situlah latihan yang sebenarnya. Dimana kita bisa terus komitmen untuk berproses menerima diri di tengah penolakan ataupun omongan-omongan yang gak enak dari orang di sekitar kita. Sebetulnya sikap diam sudah baik dilakukan selama memang diamnya bukan berarti memutus komunikasi tetapi lebih ke-kamu berusaha menghentikan cibiran dari orang sekitarmu. Salah satu hal yang bisa kamu lakukan dalam kondisi seperti ini adalah dengan merilekskan diri. Buat dirimu setenang mungkin salah satunya bisa mencoba relaksasi atau atur napas agar tidak menjadi semakin sedih. Coba latih dirimu untuk membuat jurnal syukur dan bersikap mindful dalam keseharian. Meningkatkan rasa percaya diri pun butuh proses yang gak sebentar. Kalau dirasa omongan orang lain sudah sangat mengganggu, kamu perlu belajar pengabaian. Mengabaikan dan memilah hal-hal yang sekiranya penting untuk ditanggapi atau tidak. Selama sikapmu pun tidak merugikan orang lain, rasanya kamu juga gak perlu menyakiti dirimu untuk terus-terusan menanggapi orang lain. Semoga berhasil ya!
2. Support system itu bisa terdiri dari keluarga, teman-teman dekat, sahabat, ataupun pasangan. Kadang kala kita gak membutuhkan banyak orang untuk ada menemani kita kan, tapi yg kita butuhkan adalah beberapa orang saja yg bisa mendukung kita dalam kondisi baik maupun buruk. Jadi, bangun dan ciptakan support system yang loyal untukmu.
3. Mindfulness adalah sebuah teknik untuk yg mengajarkan kita untuk selalu menempatkan posisi saat ini dan sekarang (here and now). Kita diminta untuk menyadari penuh apa yang sedang kita lakukan saat ini dan sekarang juga, misalnya saja sekarang kita sedang mengikuti diskusi grup WA, maka kita diminta untuk hadir secara penuh dengan membaca dan menerima setiap diskusi yang ada tanpa perlu memikirkan hal lain, tanpa perlu memikirkan setelah ini apa yang terjadi, tapi cukup ikuti jalannya diskusi. Contoh mindfulness yang sebetulnya bisa dilatih setiap hari bisa dengan mindful eating, mindful walking, dan mindful breathing. Buat yg muslim cara paling ampuh melatih mindfulness adalah ketika salat 5 waktu. Melakukan setiap gerakan-gerakan salat secara pelan, tenang dan menikmatinya. Fokus pada ibadah salat dan bacaan doa. Semoga menjawab ya. Untuk lebih lengkapnya mindfulness ini materi yg berdiri sendiri jadi bisa juga dibaca-baca di internet, youtube, buku, jurnal atau mungkin pada sesi diskusi grup lainnya. Hehehehe.
**
*Pertanyaan 8:*
Gimana kita bisa jadi orang yang tau diri kita banget supaya ga ngebanding-bandingin sama orang lain?
*Jawab:*
Belajar mengenal diri, caranya sudah dijawab di pertanyaan-pertanyaan lain di grup ini ya. Hehehe. Kalau masih kesulitan silakan konsultasi ke professional. 😁
**
*Pertanyaan 9:*
Apakah jika kita menerima diri itu artinya kita tidak perlu untuk berkembang dan menjadi lbh baik?
*Jawab:*
Wah bukan begitu maksudnya dear. Kalau kita sudah bisa menerima diri, artinya kita mampu dan mau menerima segala kekurangan dan kelebihan diri kita. Dari situ, individu yang sehat akan mampu mengoptimalkan potensi dalam dirinya dan otomatis akan berkembang menjadi lebih baik. Menerima diri bukan berarti kita stuck tapi justru kita bisa lebih lagi mengoptimalkan potensi diri kita. Caranya? Ya dengan kesadaran akan kelebihan dan kekurangan diri, jadinya kita akan mampu berpikir dan bersikap lebih baik. Iya gak? Semoga membantu menjawab ya. 🙏🏻😊
**
*Pertanyaan 10:*
Bagaimana menjadi seseorang yg percaya diri
*Jawab:*
Hai terima kasih untuk pertanyaannya, kebetulan tema hari ini tentang menerima diri dan mencintai diri ya. Tapi gpp saya coba jawab ttg percaya diri. Definisi dari percaya diri adalah keyakinan terhadap segala aspek yang dimiliki seseorang dan keyakinan itu yang membuatnya merasa mampu untuk bisa mencapai tujuan dalam hidupnya. Inti dari percaya diri adalah keyakinan terhadap kemampuan diri dan mampu menilai diri sendiri. Nah, semua itu bisa dilakukan kalau kita sudah mengenal diri. Jadi yg pertama sebaiknya dilakukan adalah dengan mengenal diri. Semoga menjawab ya. 🙏🏻😊
**
*Pertanyaan 11:*
Assalamu'alaikum..
Perkenalkan nama saya Intan Riyanty Maharani, biasa dipanggil Intan Ka.
Maaf ka, saya ingin bertanya..
Ketika kita bisa menerima diri kita sendiri tapi terkadang ketika ada masalah kita langsung down, langsung merasa bahwa diri kita ga ada baiknya, sikap kita bagaimana ya Ka?
Terus satu lagi, saya salah satu orang yang memiliki tipe baper (terbawa perasaan), saya ingin sekali mencoba menghilangkan rasa baper itu, tapi saya masih bingung apa yg harus saya lakukan, mohon sarannya ya Ka..
Terimakasih.. wassalamu'alaikum
Jawab:
Wa'alaikumsalam warohmatullohi wabarokatuh Intan. Terima kasih untuk pertanyaannya. Saya akan coba menjawab ya.
1. Perasaan down ketika menghadapi masalah itu sangat wajar terjadi dan kebanyakan orang mengalaminya. Perasaan down itu masuk ke dalam emosi negatif seperti sedih, kecewa, marah, dan sebagainya. Nah, emosi itu bisa saja tidak stabil dan berubah-ubah setiap waktu sesuai kondisi dan situasi yg sedang dialami. Jadi, kalau ada masalah lalu down itu wajar terjadi. Ini gak langsung berkaitan dg kita yg katanya sudah bisa menerima diri. Mungkin kita memang sudah merasa menerima diri kita tapi yg namanya emosi positif dan negatif itu tetap akan datang dalam hidup kita. Kalau kuantitas downnya masih sangat sering terjadi, coba cek lagi apakah kita benar sudah bisa menerima diri sepenuhnya? Atau apakah kita punya masalah dg manajemen emosi kita sendiri? Atau mungkin kita memang belum mengenal diri dg baik? Sebaiknya bagaimana sikap kita dalam kondisi tersebut ya? Kalau memang sudah bisa menerima diri secara penuh, bisanya kita gak akan lagi memunculkan pikiran bahwa diri kita gak ada baiknya. Karena memang diri kita terdiri dari kelebihan dan kekurangan. Terus harus bagaimana? Coba skrg evaluasi dan refleksi diri lagi deh biasanya situasi-situasi seperti apa yg bikin down. Jangan-jangan bukan karena masalah menerima diri tapi memang ada kondisi-kondisi yg lebih mudah membuatmu down.
2. Baper atau bawa perasaan itu mungkin bisa diartikan kita lebih sensitif terhadap kondisi-kondisi yg kurang mengenakan ya. Ini konteks bapernya apa dulu nih? Paling utama sebetulnya kita kenali diri kita, kenali situasi & kondisi yg biasanya memicu kebaperan kita, dan kenali jg kita biasanya menjadi tenang setelah melakukan apa. Untuk mengurangi kebaperan sebetulnya seperti yg di atas-atas sudah disebutkan kita bisa melakukan pengabaian dan pemilihan prioritas. Jadi, kalau dalam situasi yg membuat baper kita bs berpikir masalah ini pantas gak sih untuk jd hal yg menyakitkan atau gak ngenakin utk kita? Kalau dirasa gak perlu yasudah lakukan pengabaian. Ajak diri kita utk banyak berdialog, ajak otak kita untuk lebih banyak berpikir ketimbang mendahulukan emosi sesaat. Mungkin begitu ya jawabannya. Semoga jawabannya memuaskan. Hehehe.
**
*Pertanyaan 12:*
Kalau kita punya banyak masalalu yg buruk, kita udh berusaha menerima semuanya, tapi kenapa terkadang rasa sakit dan benci itu muncul lagi? Dan mengakibatkan kita jadi gak menghargai diri kita, merasa tidak ada yg mencintai kita juga?
Dan aku mau tanya juga, apakah masalalu yg berdampak dg kondisi psikis kita bisa kita sembuhkan sendiri? Kebetulan sudah ke psikolog, dan sudah terapi jg. Memang jaug membaik, tapi tidak benar2 hilang. Bagaimana yaa teh? 🙏🏻
Jawab:
Terima kasih untuk pertanyaannya ya. Kalau masalah di masa lalu berdampak hingga saat ini dan mengganggu keseharianmu sebaiknya kembali konsultasi. Gak ada masalah yg benar-benar 100% bisa kita hilangkan karena semua jg terekam di memori kita kan. Pilihannya kita mau bangkit atau terus-menerus mengikuti keterpurukan karena masalah itu. Kalau saran saya, apa yg pernah dikonsultasikan dan diterapi oleh psikolog yg didatangi, baiknya diulang kembali utk melatihnya secara mandiri. Niatkan dalam diri untuk bangkit dan mengubah segala kesakitan itu menjadi lebih baik demi kehidupanmu yg layak diapresiasi. Mungkin jawaban saya jg gak akan 100% menjawab pertanyaanmu karena kuncinya ada di dirimu sendiri. Semoga membantu ya. 😊
**
*Pertanyaan 13:*
Kak, kalau diri sendiri suka banding bandingin dengan orang lain?.pencapaian maksdnya, dengan tujuan untuk motivasi diri buat mencapai sesuatu yang lebih. Itu termasuk dengan mencintai diri sendiri gak? Tujuan akhirnya kan untuk meningkatkan kemampuan
Jawab:
Pertanyaannya menarik. Terima kasih ya. Sekarang saya tanya nih, apakah utk memotivasi diri dan meningkatkan kemampuan diri harus selalu diawali dg membanding-bandingkan diri kita dg orang lain? Kayaknya gak selalu ya. Kesadaran akan kelemahan dan kelebihan diri sendiri justru yg akan membuatmu menjadi lebih kuat untuk mencapai tujuanmu ke depan. Bukan karena orang lain. Kalau memang ada sosok orang yg bs km tiru sbg role model gak masalah. Km bs mengambil hal-hal baik darinya untuk memotivasi diri jadi baik juga tapi gak untuk selalu membandingkan ya. Karena bagaimanapun sikap membandingkan lama kelamaan akan melelahkan karena standar hidup setiap orang berbeda. Jadikan pencapaian baik orang lain sbg motivasi kurasa gak masalah selama itu ada di track yg benar. Semoga menjawab pertanyaannya ya. 😁
**
*Pertanyaan 14*
Kak apa saya boleh ditanyakan dalam kondisi seperti apa kita disarankan untuk ke psikolog?
Jawab:
Kita bisa datang ke psikolog saat kita merasa diri kita bermasalah. Tandanya masalah itu sudah mengganggu keseharian atau keberfungsian kita. Atau kalau butuh bercerita tapi gak ada yg bs dipercaya atau diajak cerita juga silakan saja ke psikolog. Datang ke psikolog bukan melulu harus dalam kondisi bermasalah berat ya, tapi sekadar memastikan kita sehat mental pun boleh saja. Semoga menjawab ya. Hehehe.
Mungkin teman-teman psikolog lain di grup ini bisa menambahkan bagian ini. Hehehe.
**
*Pertanyaan 15:*
Assalamualaikum Warrohmatullahi Wabarokatuh
Saya tipikal orang yang sangat sulit percaya dan juga membenci org lain.
Tapi kalau sudah percaya, namun terjadi sesuatu yg mengecewakan, apalagi sampai saya merasa benci, maka saya tidak akan bisa dekat dg org itu lagi~ apakah ini ada kaitannya dg penghargaan dan percaya thd diri sendiri yg kurang?
Faktamya, saya bukan org yg memiliki kemampuan komunikaai yg baik, shg banyak org yg sering salah paham, hingga banyak yg menilai burik diri saya. Hal ini menjadikan saya acuh dan lbh "tdk peduli dan mengabaikan" org lain dan diri saya sendiri.
Menjadikan terbiasa tdk mengekspresikan pikiran dan perasaan krn kekhawatiran akan menyakiti org lain
Jadinya saya skrg tdk tahu apa yg sy rasakan, pikirkan, dan bagaimana mengekspresikannya~
Bagaimana ya solusinya?
Saya banyak mengalami situasi yg memaksa saya tdk mengetakan dam mengekspresikan rasa takut, amarah, kecewa dsb
Saya dulu sama sekali tdk bs menangis, bahkam saat mrngalami hal yg sangat sulit~
Seringnya saya bth bantuan drama atau film untuk menstimulasi agar bs menangis.
Wa'alaikumsalam warohmatullohi wabarokatuh.
Kalau dari penjabarannya sih sepertinya km musti mengenal lebih jauh lagi dirimu. Bukan hanya mengenal segala kekurangan dalam diri tapi berusaha mencari kelebihan dan sisi positif dalam dirimu. Kenapa? Karena dari penjelasanmu saya menemukan lebih banyak fakta diri yg sifatnya negatif. Ketika mengetiknya pun km pasti merasa kurang nyaman kan? Saya yakin banyak hal baik dalam dirimu yg bisa diekspresikan hanya butuh waktu dan berproses.
Selain itu, di sini isu yg terlihat lainnya adalah isu kecemasan dan kurang percaya pd orang lain. Saya gak tau apakah ini sudah terbentuk sejak dulu atau hanya muncul dalam kondisi tertentu saja. Tapi sepertinya ini kondisi yg sering km alami ya.
Latih dirimu untuk belajar mengekspresikan apa yg km rasakan. Bisa lewat cermin, dialog dg diri sendiri, mengisi jurnal harian, atau sekadar menuliskannya di notes yg ada di HPmu. Latihan utk mengekspresikan apa yg kita rasakan pelan-pelan akan membantu kita untuk lebih terbuka dan peka terhadap kebutuhan diri sendiri. Apalagi km bilang km sering dalam situasi yg memaksa utk tdk mengatakan dan mengekspresikan rasa takut, amarah, kecewa, dsb padahal emosi-emosi negatif itu pun perlu dikeluarkan agar km jg menjadi lebih lega. Hanga caranya yg harus dipilih dan dipelajari lagi.
Gak perlu menyangkal ataupun menolak diri sendiri karena hanya diri kita yg sebetulnya bisa menolong. Kalau dirasa step-step ini sulit dilakukan, km bs konsultasi ke profesional ya agar dibantu untuk assesment ttg dirimu. Semoga menjawab pertanyaannya ya. 😁
**
*Pertanyaan 16:*
Saya sudah membaca jawaban dari pertanyaan tentang over cemas, dan sebagainya. Yang ingin saya tanyakan di sini juga tidak jauh dari itu. Cuma, dibandingkan over cemas, saya lebih sering menyebut saya overthinking, benar-benar kelebihan pikiran yang bikin saya tidak karuan. Baru saja, saya menghadapi situasi yang membuat saya overthinking, hingga saya merasakannya sampai ke ubun-ubun saya, tangan dan kaki mendingin dan sempat dada saya merasa sesak dan menggigil sebentar, menangis setelah overthinking yang berlebihan adalah hal yang sering terjadi, terlebih kalau sedang sendirian.
Di sekitar bulan Juli/Agustus tahun lalu, saya sempat ke Psikiater karena saya pernah mengalami gejala depresi (saya mhsw S1 Psikologi, dan psikiater tsbt tidak menyalahkan perkiraan diagnosis tsb), tapi, saat saya mencurahkan isi hati saya lewat chat dengan dosen saya yang notabenenya adl psikolog, justru mengatakan saya pencemas, meskipun saya bilang terus-menerus mengalami kesedihan/down yg berkepanjangan dan pikiran saya terus-menerus memproduksi pikiran yang mengarah kepada bunuh diri, dan saya pernah sangat ingin melakukannya dgn menyayat tangan dgn pisau. Tapi, saya dgn terpaksa menggantinya dengan penggaris mika, seolah2 itu adalah pisau. Saya menangis krn sebenarnya nggak tahan dgn pikiran2 tadi. Gejala yang dari ringan sampai nggak karuan itu berlangsung selama kurang lebih dua tahun, dan karena itu saya dapat obat untuk menata neurotransmitter di otak saya, katanya spt itu. Memang, rasanya nyaman sekali, kepala tidak tegang spt sebelumnya. Keinginan utk bunuh diri itu sudah tidak menjadi momok lagi, meskipun sesekali saya teringat lagi saat gagal melakukan suatu pekerjaan. Dan akhir2 ini, saya terlibat dalam kegiatan volunteer, yang di dalamnya ada orang yang mununtut ini dan itu. Di satu sisi saya takut mengecewakan beliau, tapi di satu sisi, saya semakin overthinking dan takuuut, cemas yang berlebihan.
Pertanyaan saya, saya yang pernah ke psikiater ini .. perlu kah datang ke psikiater lagi? Saya takut, kalau dgn penggunaan obat itu justru membuat saya ketergantungan. Jika saya melengkapinya dgn layanan psikologis, saya sudah kehilangan kepercayaan dgn psikolog, saya overthinking lagi dgn psikolog tsb.
*Jawab:*
Hai, terima kasih sudah berbesar hati untuk sharing di sini ya. Semoga kamu selalu diberi kekuatan dalam kondisi apapun.
Pertanyaannya adalah perlukah datang ke psikiater karena km hikang percaya dg psikolog dan malah overthinking lg dg psikolog tsb? Oke coba saya jawab versi saya ya. Kalau dr ceritanya, km sepertinya baru cerita lewat chat dg dosenmu yg notabene adalah seorang psikolog. Begitu kalau gak salah baca ya. Kalau mnrt saya memang konsultasi lewat chat utk masalah berat seperti ini belum ideal. Idealnya km duduk bersama dg psikolognya untuk dibantu dan diterapi jadi bukan lewat chat. Karena bahasa chat bisa multitafsir dan kita gak bs tau persis apa yg sedang terjadi. Misal km cerita di chat, sbg psikolog kami gak bs jg lihat ekspresimu, emosimu, sikapmu, dll. Atau justru balasan melalui chat bs dibaca dg intonasi yg jg berbeda olehmu. Jd saya sarankan kalau mau konsultasi lg jangan lewat chat tapi datang ke ruang konseling langsung ya.
Karena masalahmu bukan masalah ringan yg bs diselesaikan lewat metode chatting ataupun konseling online.
Kalau ttg psikiater, ini di luar ranah saya utk menjawab ya karena metode pendekatan antara psikiater dan psikolog berbeda. Baiknya jg konsultasikan dg orangtua dan keluarga supaya menemukan jalan terbaik ttg treatmen yg akan dilanjutkan ya. Semoga membantu menjawab pertanyaannya. 🙏🏻
**
*Penutup;*
*"You can’t love someone until you learn to love yourself.”*
Jangan berharap orang lain bisa mencintai dan menerimamu kalau kamu belum mampu untuk menerima dan mencintai dirimu sendiri secara penuh. Cinta terbesar didapat dari kesadaran diri untuk menerima kelebihan sekaligus kekurangan dalam diri tanpa harus selalu mengkritik dan menyakiti diri sendiri. Selamat berkenalan kembali dengan diri sendiri, berbaik hatilah pada dirimu sebelum kamu berusaha berbaik hati pada orang lain. Happiness is in yourself! 💐🙏🏻😊
Terima kasih untuk atensi dari teman-teman di diskusi grup kali ini. Thank you for having me. Semoga apa yg kita diskusikan membawa manfaat. Mohon maaf apabila ada salah kata, salah tulis, dan jawaban-jawaban yg kurang berkenan. Semoga Allah selalu menjaga teman-teman dimanapun berada. Keep learning! 😁
Wassalammu'alaikum warohmatullohi wabarokatuh.
Semoga bahasan kali ini bermanfaat bukan hanya untuk diri kita sendiri, namun juga bagi banyak orang. Karna ilmu akan datang dari mana saja, tergantung kita mencernanya secara positif atau sebaliknya.
Apa kabar? semoga kamu selalu diberikan kesehatan dan nama baik. Bahasan kali ini sedikit berbeda, karna kita akan membahas mencintai diri sendiri melalui tanya jawab yang terjadi dalam diskusi sebuah grup whatsapp. Sebuah forum independen yang beranggotakan pemuda-pemudi dari berbagai aktivitas, universitas maupun lembaga kepemudaan dengan cita-cita bersama membangun mental diri dengan semangat kontribusi bersama. Forum itu bernama Love your self Indonesia. Dengan visi mewujudkan generasi muda Indonesia yang memiliki kualitas hidup dan kesehatan mental yang baik. Mereka mempunyai misi diantaranya mengadakan kegiatan-kegiatan terkait dunia komunikasi psikolog di masyarakat, mengadakan pelatihan sebagai sarana terapi untuk diri sendiri, menjadi jembatan bagi masyarakat yang peduli terkait mental health dan penderita gangguan kesehatan mental.
**
Dalam diskusi kali ini mereka menghadirkan seorang narasumber atau yang biasa disebut Bomber seorang psikolog klinis dan juga seorang ibu rumah tangga yang saat ini berdomisili di Stockholm Swedia yaitu Mega Tala Harimukthi. Apa saja sih yang mereka diskusikan dalam forum terbatas di grup whatsapp? Berikut rangkuman tanya jawabnya.
Kalau bukan kita yang mencintai diri kita secara utuh dan penuh lalu siapa lagi yang bisa? Sekilas kesannya klise ya, tapi bener lho. Kita nggak bisa mengharapkan orang lain bisa dan mau menerima kita sebelum kita yang memulai duluan. Kalau kita sudah bisa menerima diri sendiri, maka sikap kita pun akan lebih positif melihat orang lain dan sekeliling kita. Pengaruh paling besarnya kita akan lebih sehat secara mental, maksudnya kita bisa lebih sejahtera dan kalau ada masalah yang berkaitan dengan diri sendiri lebih cepet untuk bangkit dan nggak berlarut-larut.
-Mega Tala Harimukthi-
Love your self via instagram |
Terima kasih materinya menarik dan membantu saya menyadari bahwa dari ketiga ciri itu, saya masih belum memiliki semua.
Sehingga dalam bekerja dalam tim, ketika saya bertugas menjadi koordinator, merasa kalau semua pekerjaan menjadi tanggungjawab saya. Padahal seharusnya menjadi tanggungjawab semua tim,
Bagaimana menghilangkan sikap menerjna bahwa gagal atau suksesnya sesuatu dalam tim itu, bukan hanya tanggungjawab saya.
Dan seringkali saya merasa bersalah dengan menyalahkan diri saya sendiri.
*Apakah itu termasuk bagian dari commonly humanity?*
Saat kita dihadapkan kewajiban pekerjaan, dan akhirnya terdapat tekanan dari dua pihak (karena kita sebagai narahubung), dan ada perasaan ingin lari dari kenyataan untuk menghindari dari salah satu tekanan tersebut.
*Bagaimana menghadapi hal itu?*
Dan sampe perasaan tertekan itu membuat tiba2 muncul perasaan sedih dan mau menangis untuk lari atau melewati hari berikutnya (menghindar).
*Jawab:*
Hai dear, terima kasih untuk pertanyaannya ya. Ini isu yang banyak dialami orang-orang apalagi di usia produktif. Sebelumnya saya mau bertanya, apakah kamu punya masalah dengan rasa percaya pada orang lain? Atau kamu memiliki sifat yang cenderung perfeksionis? Atau bisa juga kamu sering merasa cemas? Kalau jawabannya iya, bisa jadi justru ini masalah utamamu saat ini. Karena pada dasarnya common humanity yang dimaksud adalah bagaimana kita mampu berpikir dan bersikap bahwa segala yang terjadi itu sifatnya objektif. Misalnya begini, ketika kamu gagal mendapatkan peluang beasiswa, pasti dong kita merasa sedih, kecewa, atau mungkin marah, tapi disadari atau tidak di luar dirimu banyak orang yang juga mengalami hal yang sama yaitu gagal mendapatkan beasiswa. Lalu kalau ditanya bagaimana menghilangkan sikap menerima kegagalan atau sukses bukan hanya tanggung jawab kita, silakan kembali ke pertanyaan awal saya ya. Apakah kamu punya masalah terkait dg ketiga isu di atas? Isu percaya pada orang lain, isu perfeksionis dalam diri, isu kecemasan, atau mungkin ada masalah utama lainnya yang mempengaruhi sikap dan cara pikir kamu dalam menghadapi kegagalan. Dilanjut pertanyaan berikutnya lalu bagaimana menghadapi masalah itu? Langkah pertama yang harus kamu lakukan adalah kenali dirimu, kenali situasi-situasi yang membuatmu marah, sedih, kecewa, dan kenali juga kelebihan-kelebihan dalam dirimu.
**
*Pertanyaan 2:*
Assalamu'alaykum kak...
Jadi gini kak...
Aku ini orgnya suka menyalahkan diri sendiri, over panik&cemas, juga sekali disalahin, langsung ngerasa bersalah, trs nangis trs nyalahin diri sendiri gitu kak.
Aku udh sering nyoba² kaya nulis afirmasi positif, tp aku kayak ngga Istiqomah gitu. Nah cara utk menghilangkan itu semua bagaimana ya kak? Soalnya jujur aja aku agak terganggu gitu kak😢
Mohon solusinya🙏🏻
*Jawab:*
Wa’alaikumsalam warohmatullohi wabarokatuh. Terima kasih untuk pertanyaannya ya dear. Pertama kita tahu bahwa segala yang berlebihan memang hasilnya gak bagus ya, termasuk over cemas, panic, sedih, ataupun over menyalahkan diri sendiri. Hal paling susah dilakukan manusia itu memang istiqomah, betul gak? Hehe. Termasuk istiqomah dalam melatih diri menjadi pribadi yang lebih baik, mengubah kebiasaan menjadi lebih baik. Kalau sudah pernah belajar tentang afirmasi positif bisa terus dilakukan secara rutin setiap hari. Sudah pernah mencoba yang namanya meditasi? Meditasi di sini bukan tentang keyakinan atau meditasi dalam agama tertentu ya, tapi meditasi adalah latihan untuk mendapat ketenangan jiwa. Bagaimana caranya bisa dilihat banyak video di youtube, hehe. Kalau yang Muslim bisa melatihnya dengan banyak berdzikir supaya diri menjadi lebih tenang. Gak ada salahnya juga kamu coba berbagi cerita dengan teman terdekatmu barangkali dia bisa membantu. Karena semua itu butuh proses yang panjang dan gak bisa instan kita langsung berubah seperti yg diharapkan. Makanya untuk mencapai tahap mencintai diri secara penuh banyak tahap yg harus dilakukan salah satunya mengenal diri dan menerima diri kita. Kalau memang sudah sangat mengganggu dan segala cara dicoba belum berhasil, ada baiknya konsultasi ke professional seperti psikolog ya dear. Semoga menjawab pertanyaannya.
**
*Pertanyaan 3:*
Bagaimana membedakan mencintai diri sendiri dan egois?
kadang kan ada beberapa tindakan bagi kita yg menurut kita itu tindakan preventif agar kita tidak tersakiti tapi bagi orang lain bisa jadi itu egois
*Jawab:*
Hai kamu yang disana, hehehe. Pertanyaannya menarik, terima kasih ya untuk pertanyaannya. Mari kita bedakan dulu ya definisi mencintai diri sendiri dan egois. Mencintai diri sendiri bisa diartikan sebagai sikap kita yang tidak menyalahkan, mengkritik, menyakiti, mampu melihat secara objektif bahwa kesalahan/kelemahan/kegagalan juga bisa dialami siapa saja. Orang yang mampu mencintai dirinya biasanya akan lebih bersikap tenang dan memiliki keterbukaan terhadap segala kemungkinan yg terjadi dalam hidupnya. Sekarang saya tanya balik nih, menurutmu egois itu apa? Hehe. Kalau dari yang saya pahami, egois itu lebih ke self-centered, apa-apa hanya berfokus pada dirinya sendiri tanpa mempertimbangkan dampaknya untuk orang lain. Kalau dari dua definisi ini jelas berbeda ya? Setuju gak? Nah, kalau dibilang tindakan preventif, mungkin yang kamu maksud adalah mekanisme pertahanan diri. Setiap orang pasti punya cara untuk melindungi dirinya dong, gak ada orang yang mau disakiti. Tapi hal ini berbeda dg egois. Semoga menjawab ya.
Tanggapan pertanyaan nomer 4 kalau suatu masalah tadi membuat kita kecewa, bahkan sampai menangis berhari-hari, salag satu cara untuk menenangkannya gimana kak?
**
*Pertanyaan 4:*
Kak mau tanya, ketika kita dihadapkan pada suatu masalah yang besar dan rumit apa yang harus kita lakukan agar kita dapat terus mencintai diri kita sendiri? Karena kan ada sebagian orang yang menyakiti dirinya sendiri, beranggapan karna dengan begitu beban akan sedikit berkurang.. Terimakasih 😊
*Jawab:*
Hai dear, makasih untuk pertanyaannya. Pada dasarnya masalah gak akan lepas dari kehidupan kita ya. Baik itu masalah kecil, sederhana, sampai masalah besar dan rumit. Seringkali kita terjebak kalau dihadapkan pada masalah-masalah baik kecil maupun besar. Kalau ada masalah, coba dibreakdown dulu deh. Dilihat dan dipahami dengan tenang masalah yang datang itu tentang apa? Pikirkan kemungkinan-kemungkinan pilihan solusi untuk menyelesaikannya. Kuncinya hadapi segala masalah dengan sikap tenang. Bagaimana caranya? Dalam keadaan darurat kamu bisa mencoba mengatur napas. Tarik napas-tahan-buang secara teratur karena itu bisa membuatmu lebih tenang. Semoga menjawab ya. Kalau masih bingung silakan bertanya lagi atau konsultasi individual. 🙏🏻
Tanggapan pertanyaan nomer 4 kalau suatu masalah tadi membuat kita kecewa, bahkan sampai menangis berhari-hari, salag satu cara untuk menenangkannya gimana kak?
Terima kasih untuk tanggapannya ya.
Kalau masalah itu dirasa benar-benar berat dan mengganggu sampai kita menghabiskan waktu lama utk menangisinya, salah satu cara yg bs dilakukan adalah konsultasi dg yg km anggap mampu membantumu menjadi lebih tenang. Kenapa? Karena di sini km sudah membutuhkan bantuan orang lain utk sekadar membuatmu kembali ceria dan siap kembali utk menyelesaikan masalahmu. Terkadang kita memang harus mau dan mampu terbuka pd orang lain yg dipercaya. Kalau semua dipendam dan km malah gak ketemu orang lain, menangis berhari-hari, misal diperparah dg berdiam diri di kamar, gak mau makan, dan lain sebagainya malah bs berlanjut ke masalah lain seperti depresi. Jadi, sebelum lebih parah, keluarlah, cari udara segar dan ketemu orang lain ya.
Jangan lupa tetap berdoa. Semoga menjawab ya. 🙏🏻
**
*Pertanyaan 5:*
Bagaimana caranya mengetahui kelebihan atau kemampuan dalam diri? Dalam ppt yg dishare ada kata membut jurnal syukur nah caranya bagaimana ya kak?
*Jawab:*
Terima kasih untuk pertanyaannya yg singkat dan padat. Jadi, salah satu cara kita untuk mengetahui kelebihan ataupun kemampuan dalam diri adalah dengan berdialog dg diri sendiri. Gak harus dilakukan selalu dengan omongan, misalnya kamu bisa membuat tulisan berupa poin-poin di kertas tentang dirimu. Tuliskan kelebihan dan kekuranganmu. Tulisakan dengan jujur dan terbuka tentang kelebihan-kelebihan yang kamu miliki tanpa takut untuk dinilai orang lain. Just do it! Kalau susah, coba diingat-ingat hal-hal apa saja yang sudah kamu lewati, pengalaman apa yang membuatmu menemukan kelebihan-kelebihanmu, atau mungkin pernah dapat pujian, prestasi dari hal-hal tertentu, tuliskan jangan hanya diingat. Setelah itu kamu baca baik-baik apa yang kamu tulis ya. Ini bisa dilakukan sendirian, kapan saja, dan dimana saja. Cari waktu dan tempat yang tenang untuk melakukannya. Cara membuat jurnal syukur sebetulnya banyak di internet, hehehe. Tips dari saya untuk memulainya, sediakan buku diary atau agenda harian atau buku tulis juga boleh, buku yg bentuknya menarik lebih bagus lagi. Setiap hari menjelang tidur tuliskan apa saja yang sudah kamu alami di hari itu, baik kejadian menyenangkan maupun yang kurang menyenangkan. Tuliskan dan berikan emoticon yg sesuai dengan apa yang kamu alami di hari itu. Perbanyak menuliskan hal-hal baik yang terjadi, kalau ini dilakukan berulang kita akan terbiasa untuk refleksi diri dan evaluasi diri. InsyaAllah kita pun menjadi lebih tenang dalam keseharian. Kalau memang kesulitan untuk menulis di buku, silakan cari di playstore sudah banyak aplikasi tentang gratitude journal dan sejenisnya bisa dipakai untuk latihan. Semoga menjawab pertanyaannya ya. 😁
**
*Pertanyaan 6:*
Assalammu'alaikum kak momod. Aku ingin bertanya untuk sesi diskusi nanti.
Pertanyaan:
1. Bagaimana caranya membangun kembali sikap percaya diri dan optimis yang hilang karena dari faktor keluarga tidak mendukung? (Seperti ibu sering tantrum yang menyebabkan anak minder, ibunya yang tantrum. Depresi. Tapi sering dilimpahkan ke anak. sering dibentak dan sebagainya, yang berefek pada penurunan rasa percaya diri seorang anak).
Karena yang bermasalah orangtuanya, bagaimana caranya si anak bisa mendapatkan motivasi dan rasa percaya dirinya kembali?
2. Bagaimana caranya mengobati "luka dan trauma" di masa lalu yang seringkali mengganggu? Sering terapi self healing, meskipun ada dampaknya tp masih sangat kurang :''
*Jawab:*
Wa’alaikumsalam warohmatullohi wabarokatuh. Terima kasih untuk pertanyaannya ya.
1. Berat pasti rasanya ada di posisi sepertimu ya, dimana kita sebetulnya sudah berusaha untuk bersikap optimis, percaya diri tapi ternyata semua itu terhambat oleh kondisi keluarga khususnya orangtua. Kondisi ini yang membuat kehilangan motivasi dan rasa percaya diri menurun. Pertama, sebagai anak kita sulit dan rasanya gak mungkin meminta orangtua kita untuk berubah sesuai dengan kemauan kita ya. Pilihannya kita yang terus bangkit atau terpuruk karena keadaan. Kalau kita sudah ada di usia dewasa, kita sebaiknya mampu memilih bagaimana cara kita bertahan hidup, salah satunya adalah memunculkan motivasi internal dalam diri sendiri. Ini sulit dilakukan memang, tapi kembali lagi kita bisa memilih untuk bersikap. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah bangun support sistem. Ketika di rumah dan keluarga bukan menjadi tempat ternyamanmu, coba bangun di luar bersama teman-teman yg kamu anggap membuatmu nyaman, bisa memberimu dukungan, dan bisa membuatmu lebih tenang. Berbagi cerita dengan sahabat pun gak ada salahnya untuk dilakukan. Karena kita gak mungkin terus-menerus hidup dan berharap orang lain selalu ada dan memberi kita motivasi. Semoga kamu selalu dikuatkan ya.
2. Cara mengobati luka dan trauma di masa lalu membutuhkan proses dan teknik-teknik tertentu. Kalau sudah mencoba self-healing tapi belum mampu mengatasinya. Sebaiknya konsultasikan dg professional ya agar masalahmu cepat tertangani dan tidak menjadi parah. Bentuk trauma dan luka itu bermacam-macam dan setiap individu membutuhkan penanganan yang berbeda-beda. Semoga menjawab pertanyaannya ya. 😊
**
*Pertanyaan 7:*
1. Dalam tahap menerima diri sendiri, terkadang saya sudah mulai bisa sedikit demi sedikit menyadari kelemahan & kelebihan saya. Tetapi, di saat yg bersamaan pula saya masih terpengaruh oleh lingkungan. Masih baper dengan pertanyaan, "kok bisa sih kamu gagal kayak gitu?" Atau "eh dulu kamu selalu tepat waktu kok sekarang kamu jadi lambat bgt". Dan jika sudah seperti itu saya memilih diam dan menghindar, susah untuk percaya diri kembali. Bagaimana cara yg bijak untuk mengatasi masalah tersebut agar tidak terpuruk terus?
2. Apakah itu support system dan bagaimana cara melatih mindfullness?
Terima kasih Kak
*Jawab:*
1. Hai, terima kasih untuk pertanyaannya ya. Saya akan coba menjawab pertanyaanmu. Dalam proses menerima diri dan mencintai diri pasti kita akan dihadapkan dengan masalah-masalah, di situlah latihan yang sebenarnya. Dimana kita bisa terus komitmen untuk berproses menerima diri di tengah penolakan ataupun omongan-omongan yang gak enak dari orang di sekitar kita. Sebetulnya sikap diam sudah baik dilakukan selama memang diamnya bukan berarti memutus komunikasi tetapi lebih ke-kamu berusaha menghentikan cibiran dari orang sekitarmu. Salah satu hal yang bisa kamu lakukan dalam kondisi seperti ini adalah dengan merilekskan diri. Buat dirimu setenang mungkin salah satunya bisa mencoba relaksasi atau atur napas agar tidak menjadi semakin sedih. Coba latih dirimu untuk membuat jurnal syukur dan bersikap mindful dalam keseharian. Meningkatkan rasa percaya diri pun butuh proses yang gak sebentar. Kalau dirasa omongan orang lain sudah sangat mengganggu, kamu perlu belajar pengabaian. Mengabaikan dan memilah hal-hal yang sekiranya penting untuk ditanggapi atau tidak. Selama sikapmu pun tidak merugikan orang lain, rasanya kamu juga gak perlu menyakiti dirimu untuk terus-terusan menanggapi orang lain. Semoga berhasil ya!
2. Support system itu bisa terdiri dari keluarga, teman-teman dekat, sahabat, ataupun pasangan. Kadang kala kita gak membutuhkan banyak orang untuk ada menemani kita kan, tapi yg kita butuhkan adalah beberapa orang saja yg bisa mendukung kita dalam kondisi baik maupun buruk. Jadi, bangun dan ciptakan support system yang loyal untukmu.
3. Mindfulness adalah sebuah teknik untuk yg mengajarkan kita untuk selalu menempatkan posisi saat ini dan sekarang (here and now). Kita diminta untuk menyadari penuh apa yang sedang kita lakukan saat ini dan sekarang juga, misalnya saja sekarang kita sedang mengikuti diskusi grup WA, maka kita diminta untuk hadir secara penuh dengan membaca dan menerima setiap diskusi yang ada tanpa perlu memikirkan hal lain, tanpa perlu memikirkan setelah ini apa yang terjadi, tapi cukup ikuti jalannya diskusi. Contoh mindfulness yang sebetulnya bisa dilatih setiap hari bisa dengan mindful eating, mindful walking, dan mindful breathing. Buat yg muslim cara paling ampuh melatih mindfulness adalah ketika salat 5 waktu. Melakukan setiap gerakan-gerakan salat secara pelan, tenang dan menikmatinya. Fokus pada ibadah salat dan bacaan doa. Semoga menjawab ya. Untuk lebih lengkapnya mindfulness ini materi yg berdiri sendiri jadi bisa juga dibaca-baca di internet, youtube, buku, jurnal atau mungkin pada sesi diskusi grup lainnya. Hehehehe.
**
*Pertanyaan 8:*
Gimana kita bisa jadi orang yang tau diri kita banget supaya ga ngebanding-bandingin sama orang lain?
*Jawab:*
Belajar mengenal diri, caranya sudah dijawab di pertanyaan-pertanyaan lain di grup ini ya. Hehehe. Kalau masih kesulitan silakan konsultasi ke professional. 😁
**
*Pertanyaan 9:*
Apakah jika kita menerima diri itu artinya kita tidak perlu untuk berkembang dan menjadi lbh baik?
*Jawab:*
Wah bukan begitu maksudnya dear. Kalau kita sudah bisa menerima diri, artinya kita mampu dan mau menerima segala kekurangan dan kelebihan diri kita. Dari situ, individu yang sehat akan mampu mengoptimalkan potensi dalam dirinya dan otomatis akan berkembang menjadi lebih baik. Menerima diri bukan berarti kita stuck tapi justru kita bisa lebih lagi mengoptimalkan potensi diri kita. Caranya? Ya dengan kesadaran akan kelebihan dan kekurangan diri, jadinya kita akan mampu berpikir dan bersikap lebih baik. Iya gak? Semoga membantu menjawab ya. 🙏🏻😊
**
*Pertanyaan 10:*
Bagaimana menjadi seseorang yg percaya diri
*Jawab:*
Hai terima kasih untuk pertanyaannya, kebetulan tema hari ini tentang menerima diri dan mencintai diri ya. Tapi gpp saya coba jawab ttg percaya diri. Definisi dari percaya diri adalah keyakinan terhadap segala aspek yang dimiliki seseorang dan keyakinan itu yang membuatnya merasa mampu untuk bisa mencapai tujuan dalam hidupnya. Inti dari percaya diri adalah keyakinan terhadap kemampuan diri dan mampu menilai diri sendiri. Nah, semua itu bisa dilakukan kalau kita sudah mengenal diri. Jadi yg pertama sebaiknya dilakukan adalah dengan mengenal diri. Semoga menjawab ya. 🙏🏻😊
**
*Pertanyaan 11:*
Assalamu'alaikum..
Perkenalkan nama saya Intan Riyanty Maharani, biasa dipanggil Intan Ka.
Maaf ka, saya ingin bertanya..
Ketika kita bisa menerima diri kita sendiri tapi terkadang ketika ada masalah kita langsung down, langsung merasa bahwa diri kita ga ada baiknya, sikap kita bagaimana ya Ka?
Terus satu lagi, saya salah satu orang yang memiliki tipe baper (terbawa perasaan), saya ingin sekali mencoba menghilangkan rasa baper itu, tapi saya masih bingung apa yg harus saya lakukan, mohon sarannya ya Ka..
Terimakasih.. wassalamu'alaikum
Jawab:
Wa'alaikumsalam warohmatullohi wabarokatuh Intan. Terima kasih untuk pertanyaannya. Saya akan coba menjawab ya.
1. Perasaan down ketika menghadapi masalah itu sangat wajar terjadi dan kebanyakan orang mengalaminya. Perasaan down itu masuk ke dalam emosi negatif seperti sedih, kecewa, marah, dan sebagainya. Nah, emosi itu bisa saja tidak stabil dan berubah-ubah setiap waktu sesuai kondisi dan situasi yg sedang dialami. Jadi, kalau ada masalah lalu down itu wajar terjadi. Ini gak langsung berkaitan dg kita yg katanya sudah bisa menerima diri. Mungkin kita memang sudah merasa menerima diri kita tapi yg namanya emosi positif dan negatif itu tetap akan datang dalam hidup kita. Kalau kuantitas downnya masih sangat sering terjadi, coba cek lagi apakah kita benar sudah bisa menerima diri sepenuhnya? Atau apakah kita punya masalah dg manajemen emosi kita sendiri? Atau mungkin kita memang belum mengenal diri dg baik? Sebaiknya bagaimana sikap kita dalam kondisi tersebut ya? Kalau memang sudah bisa menerima diri secara penuh, bisanya kita gak akan lagi memunculkan pikiran bahwa diri kita gak ada baiknya. Karena memang diri kita terdiri dari kelebihan dan kekurangan. Terus harus bagaimana? Coba skrg evaluasi dan refleksi diri lagi deh biasanya situasi-situasi seperti apa yg bikin down. Jangan-jangan bukan karena masalah menerima diri tapi memang ada kondisi-kondisi yg lebih mudah membuatmu down.
2. Baper atau bawa perasaan itu mungkin bisa diartikan kita lebih sensitif terhadap kondisi-kondisi yg kurang mengenakan ya. Ini konteks bapernya apa dulu nih? Paling utama sebetulnya kita kenali diri kita, kenali situasi & kondisi yg biasanya memicu kebaperan kita, dan kenali jg kita biasanya menjadi tenang setelah melakukan apa. Untuk mengurangi kebaperan sebetulnya seperti yg di atas-atas sudah disebutkan kita bisa melakukan pengabaian dan pemilihan prioritas. Jadi, kalau dalam situasi yg membuat baper kita bs berpikir masalah ini pantas gak sih untuk jd hal yg menyakitkan atau gak ngenakin utk kita? Kalau dirasa gak perlu yasudah lakukan pengabaian. Ajak diri kita utk banyak berdialog, ajak otak kita untuk lebih banyak berpikir ketimbang mendahulukan emosi sesaat. Mungkin begitu ya jawabannya. Semoga jawabannya memuaskan. Hehehe.
**
*Pertanyaan 12:*
Kalau kita punya banyak masalalu yg buruk, kita udh berusaha menerima semuanya, tapi kenapa terkadang rasa sakit dan benci itu muncul lagi? Dan mengakibatkan kita jadi gak menghargai diri kita, merasa tidak ada yg mencintai kita juga?
Dan aku mau tanya juga, apakah masalalu yg berdampak dg kondisi psikis kita bisa kita sembuhkan sendiri? Kebetulan sudah ke psikolog, dan sudah terapi jg. Memang jaug membaik, tapi tidak benar2 hilang. Bagaimana yaa teh? 🙏🏻
Jawab:
Terima kasih untuk pertanyaannya ya. Kalau masalah di masa lalu berdampak hingga saat ini dan mengganggu keseharianmu sebaiknya kembali konsultasi. Gak ada masalah yg benar-benar 100% bisa kita hilangkan karena semua jg terekam di memori kita kan. Pilihannya kita mau bangkit atau terus-menerus mengikuti keterpurukan karena masalah itu. Kalau saran saya, apa yg pernah dikonsultasikan dan diterapi oleh psikolog yg didatangi, baiknya diulang kembali utk melatihnya secara mandiri. Niatkan dalam diri untuk bangkit dan mengubah segala kesakitan itu menjadi lebih baik demi kehidupanmu yg layak diapresiasi. Mungkin jawaban saya jg gak akan 100% menjawab pertanyaanmu karena kuncinya ada di dirimu sendiri. Semoga membantu ya. 😊
**
*Pertanyaan 13:*
Kak, kalau diri sendiri suka banding bandingin dengan orang lain?.pencapaian maksdnya, dengan tujuan untuk motivasi diri buat mencapai sesuatu yang lebih. Itu termasuk dengan mencintai diri sendiri gak? Tujuan akhirnya kan untuk meningkatkan kemampuan
Jawab:
Pertanyaannya menarik. Terima kasih ya. Sekarang saya tanya nih, apakah utk memotivasi diri dan meningkatkan kemampuan diri harus selalu diawali dg membanding-bandingkan diri kita dg orang lain? Kayaknya gak selalu ya. Kesadaran akan kelemahan dan kelebihan diri sendiri justru yg akan membuatmu menjadi lebih kuat untuk mencapai tujuanmu ke depan. Bukan karena orang lain. Kalau memang ada sosok orang yg bs km tiru sbg role model gak masalah. Km bs mengambil hal-hal baik darinya untuk memotivasi diri jadi baik juga tapi gak untuk selalu membandingkan ya. Karena bagaimanapun sikap membandingkan lama kelamaan akan melelahkan karena standar hidup setiap orang berbeda. Jadikan pencapaian baik orang lain sbg motivasi kurasa gak masalah selama itu ada di track yg benar. Semoga menjawab pertanyaannya ya. 😁
**
*Pertanyaan 14*
Kak apa saya boleh ditanyakan dalam kondisi seperti apa kita disarankan untuk ke psikolog?
Jawab:
Kita bisa datang ke psikolog saat kita merasa diri kita bermasalah. Tandanya masalah itu sudah mengganggu keseharian atau keberfungsian kita. Atau kalau butuh bercerita tapi gak ada yg bs dipercaya atau diajak cerita juga silakan saja ke psikolog. Datang ke psikolog bukan melulu harus dalam kondisi bermasalah berat ya, tapi sekadar memastikan kita sehat mental pun boleh saja. Semoga menjawab ya. Hehehe.
Mungkin teman-teman psikolog lain di grup ini bisa menambahkan bagian ini. Hehehe.
**
*Pertanyaan 15:*
Assalamualaikum Warrohmatullahi Wabarokatuh
Saya tipikal orang yang sangat sulit percaya dan juga membenci org lain.
Tapi kalau sudah percaya, namun terjadi sesuatu yg mengecewakan, apalagi sampai saya merasa benci, maka saya tidak akan bisa dekat dg org itu lagi~ apakah ini ada kaitannya dg penghargaan dan percaya thd diri sendiri yg kurang?
Faktamya, saya bukan org yg memiliki kemampuan komunikaai yg baik, shg banyak org yg sering salah paham, hingga banyak yg menilai burik diri saya. Hal ini menjadikan saya acuh dan lbh "tdk peduli dan mengabaikan" org lain dan diri saya sendiri.
Menjadikan terbiasa tdk mengekspresikan pikiran dan perasaan krn kekhawatiran akan menyakiti org lain
Jadinya saya skrg tdk tahu apa yg sy rasakan, pikirkan, dan bagaimana mengekspresikannya~
Bagaimana ya solusinya?
Saya banyak mengalami situasi yg memaksa saya tdk mengetakan dam mengekspresikan rasa takut, amarah, kecewa dsb
Saya dulu sama sekali tdk bs menangis, bahkam saat mrngalami hal yg sangat sulit~
Seringnya saya bth bantuan drama atau film untuk menstimulasi agar bs menangis.
Wa'alaikumsalam warohmatullohi wabarokatuh.
Kalau dari penjabarannya sih sepertinya km musti mengenal lebih jauh lagi dirimu. Bukan hanya mengenal segala kekurangan dalam diri tapi berusaha mencari kelebihan dan sisi positif dalam dirimu. Kenapa? Karena dari penjelasanmu saya menemukan lebih banyak fakta diri yg sifatnya negatif. Ketika mengetiknya pun km pasti merasa kurang nyaman kan? Saya yakin banyak hal baik dalam dirimu yg bisa diekspresikan hanya butuh waktu dan berproses.
Selain itu, di sini isu yg terlihat lainnya adalah isu kecemasan dan kurang percaya pd orang lain. Saya gak tau apakah ini sudah terbentuk sejak dulu atau hanya muncul dalam kondisi tertentu saja. Tapi sepertinya ini kondisi yg sering km alami ya.
Latih dirimu untuk belajar mengekspresikan apa yg km rasakan. Bisa lewat cermin, dialog dg diri sendiri, mengisi jurnal harian, atau sekadar menuliskannya di notes yg ada di HPmu. Latihan utk mengekspresikan apa yg kita rasakan pelan-pelan akan membantu kita untuk lebih terbuka dan peka terhadap kebutuhan diri sendiri. Apalagi km bilang km sering dalam situasi yg memaksa utk tdk mengatakan dan mengekspresikan rasa takut, amarah, kecewa, dsb padahal emosi-emosi negatif itu pun perlu dikeluarkan agar km jg menjadi lebih lega. Hanga caranya yg harus dipilih dan dipelajari lagi.
Gak perlu menyangkal ataupun menolak diri sendiri karena hanya diri kita yg sebetulnya bisa menolong. Kalau dirasa step-step ini sulit dilakukan, km bs konsultasi ke profesional ya agar dibantu untuk assesment ttg dirimu. Semoga menjawab pertanyaannya ya. 😁
**
*Pertanyaan 16:*
Saya sudah membaca jawaban dari pertanyaan tentang over cemas, dan sebagainya. Yang ingin saya tanyakan di sini juga tidak jauh dari itu. Cuma, dibandingkan over cemas, saya lebih sering menyebut saya overthinking, benar-benar kelebihan pikiran yang bikin saya tidak karuan. Baru saja, saya menghadapi situasi yang membuat saya overthinking, hingga saya merasakannya sampai ke ubun-ubun saya, tangan dan kaki mendingin dan sempat dada saya merasa sesak dan menggigil sebentar, menangis setelah overthinking yang berlebihan adalah hal yang sering terjadi, terlebih kalau sedang sendirian.
Di sekitar bulan Juli/Agustus tahun lalu, saya sempat ke Psikiater karena saya pernah mengalami gejala depresi (saya mhsw S1 Psikologi, dan psikiater tsbt tidak menyalahkan perkiraan diagnosis tsb), tapi, saat saya mencurahkan isi hati saya lewat chat dengan dosen saya yang notabenenya adl psikolog, justru mengatakan saya pencemas, meskipun saya bilang terus-menerus mengalami kesedihan/down yg berkepanjangan dan pikiran saya terus-menerus memproduksi pikiran yang mengarah kepada bunuh diri, dan saya pernah sangat ingin melakukannya dgn menyayat tangan dgn pisau. Tapi, saya dgn terpaksa menggantinya dengan penggaris mika, seolah2 itu adalah pisau. Saya menangis krn sebenarnya nggak tahan dgn pikiran2 tadi. Gejala yang dari ringan sampai nggak karuan itu berlangsung selama kurang lebih dua tahun, dan karena itu saya dapat obat untuk menata neurotransmitter di otak saya, katanya spt itu. Memang, rasanya nyaman sekali, kepala tidak tegang spt sebelumnya. Keinginan utk bunuh diri itu sudah tidak menjadi momok lagi, meskipun sesekali saya teringat lagi saat gagal melakukan suatu pekerjaan. Dan akhir2 ini, saya terlibat dalam kegiatan volunteer, yang di dalamnya ada orang yang mununtut ini dan itu. Di satu sisi saya takut mengecewakan beliau, tapi di satu sisi, saya semakin overthinking dan takuuut, cemas yang berlebihan.
Pertanyaan saya, saya yang pernah ke psikiater ini .. perlu kah datang ke psikiater lagi? Saya takut, kalau dgn penggunaan obat itu justru membuat saya ketergantungan. Jika saya melengkapinya dgn layanan psikologis, saya sudah kehilangan kepercayaan dgn psikolog, saya overthinking lagi dgn psikolog tsb.
*Jawab:*
Hai, terima kasih sudah berbesar hati untuk sharing di sini ya. Semoga kamu selalu diberi kekuatan dalam kondisi apapun.
Pertanyaannya adalah perlukah datang ke psikiater karena km hikang percaya dg psikolog dan malah overthinking lg dg psikolog tsb? Oke coba saya jawab versi saya ya. Kalau dr ceritanya, km sepertinya baru cerita lewat chat dg dosenmu yg notabene adalah seorang psikolog. Begitu kalau gak salah baca ya. Kalau mnrt saya memang konsultasi lewat chat utk masalah berat seperti ini belum ideal. Idealnya km duduk bersama dg psikolognya untuk dibantu dan diterapi jadi bukan lewat chat. Karena bahasa chat bisa multitafsir dan kita gak bs tau persis apa yg sedang terjadi. Misal km cerita di chat, sbg psikolog kami gak bs jg lihat ekspresimu, emosimu, sikapmu, dll. Atau justru balasan melalui chat bs dibaca dg intonasi yg jg berbeda olehmu. Jd saya sarankan kalau mau konsultasi lg jangan lewat chat tapi datang ke ruang konseling langsung ya.
Karena masalahmu bukan masalah ringan yg bs diselesaikan lewat metode chatting ataupun konseling online.
Kalau ttg psikiater, ini di luar ranah saya utk menjawab ya karena metode pendekatan antara psikiater dan psikolog berbeda. Baiknya jg konsultasikan dg orangtua dan keluarga supaya menemukan jalan terbaik ttg treatmen yg akan dilanjutkan ya. Semoga membantu menjawab pertanyaannya. 🙏🏻
**
*Penutup;*
*"You can’t love someone until you learn to love yourself.”*
Jangan berharap orang lain bisa mencintai dan menerimamu kalau kamu belum mampu untuk menerima dan mencintai dirimu sendiri secara penuh. Cinta terbesar didapat dari kesadaran diri untuk menerima kelebihan sekaligus kekurangan dalam diri tanpa harus selalu mengkritik dan menyakiti diri sendiri. Selamat berkenalan kembali dengan diri sendiri, berbaik hatilah pada dirimu sebelum kamu berusaha berbaik hati pada orang lain. Happiness is in yourself! 💐🙏🏻😊
Terima kasih untuk atensi dari teman-teman di diskusi grup kali ini. Thank you for having me. Semoga apa yg kita diskusikan membawa manfaat. Mohon maaf apabila ada salah kata, salah tulis, dan jawaban-jawaban yg kurang berkenan. Semoga Allah selalu menjaga teman-teman dimanapun berada. Keep learning! 😁
Wassalammu'alaikum warohmatullohi wabarokatuh.
Semoga bahasan kali ini bermanfaat bukan hanya untuk diri kita sendiri, namun juga bagi banyak orang. Karna ilmu akan datang dari mana saja, tergantung kita mencernanya secara positif atau sebaliknya.
Komentar
Posting Komentar