Diskusi LYS tentang memahami potensi diri.
“Hidup
bukan tentang seberapa lama kamu mencapai keberhasilan tapi tentang bagaimana
kekuatan bisa merubah ketidak mungkinan menjadi sebuah kemungkinan. Kenali
potensi diri maka semua akan jadi lebih mudah.”-Mak Dewi-
Apabila kita melihat tokoh cartoon spongebob, mungkin kita sepakat bahwa Dia adalah sosok yang ceria, supel, disenangi banyak orang, colourful, dan ekspresif dalam beremosi. Ia sangat menikmati pekerjaannya (satu hal yang khas dari spongebob adalah Dia sangat menyukai pekerjaannya sebagai koki, bahkan selain dari pekerjaan itu Dia tidak mau mengerjakannya). Yang kita tahu bahwa spongebob sangat berminat dengan kegiatan memasak, Ia sangat senang membuat krabby patty. Dalam film itu pun diceritakan krabby patty buatan spongebob dinilai enak, beda halnya semisal krabby patty itu dibuat oleh temannya yaitu Patrick atau mr. Krab.
Cerita soal tokoh spongebob yang sangat ceria dan sangat menyukai pekerjaannya ini dapat dinilai cocok apabila kita berbicara soal potensi diri. Spongebob dinilai mampu mengenali potensi yang ada pada dirinya. Dia dapat menikmati pekerjaannya, karena Ia dapat menyeimbangkan antara minat, bakat, dan kepribadian yang Ia miliki. Serta Ia menemukan pekerjaan yang sesuai dengan minat, bakat, dan kepribadiannya tersebut.
Mengenali potensi diri sejak dini adalah suatu hal yang penting, karena dengan mengenali sejak awal potensi diri kita maka artinya kita dapat memaksimalkan potensi tersebut. Potensi (menurut KBBI) adalah kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan; kekuatan; kesanggupan; daya. Potensi diri merupakan kemampuan serta kekuatan dalam diri seseorang, baik yang belum terwujud maupun telah terwujud.
Seseorang yang dapat mengenali potensi diri, cenderung akan menikmati kegiatan atau pekerjaan yang sedang Dia lakukan. Contohnya seorang pelajar yang mampu mengenali potensi diri sejak awal, Dia tidak akan bingung tentang program studi apa yang akan Ia ambil kedepannya serta Dia akan menikmati kegiatan yang sedang dilakukannya. Potensi diri juga harus sesuai dengan minat dan bakat agar dapat dimaksimalkan secara baik.
Minat adalah dorongan dari dalam diri seseorang atau faktor yang menimbulkan ketertarikan atau perhatian secara selektif, yang menyebabkan dipilihnya suatu obyek atau kegiatan yang menguntungkan, menyenangkan serta mendatangkan kepuasan. Minat adalah aspek penting dari motivasi dimana minat mempengaruhi perhatian, cara belajar, cara berpikir, dan semangat berprestasi.
Hubungan antara minat dan hasil kerja yaitu minat yang lebih tinggi pada kegiatan tertentu berdampak pada proses dan hasil belajar/kerja yang lebih baik (Lepper dan Malone, 1987).
Ada terdapat 3 jenis minat yaitu minat pribadi, minat situasional, dan minat psikologis. Minat pribadi mempunyai ciri khas individu yang relatif stabil pada topik spesifik seperti tari, olahraga, ilmu pengetahuan, dsb. Contohnya apabila seseorang menyukai olahraga sedari kecil, maka sampai dewasa pun akan aktif berolahraga. Kalau seseorang menyukai matematika sedari kecil menyukai hitungan misalnya, maka dapat diperkirakan setelah dewasa pun Ia menyukai hitungan.
Sedangkan minat situasional adalah minat yang dapat tumbuh oleh kondisi dan faktor lingkungan. Seperti keadaan ruangan kelas/kerja, media, komputer, buku dsb. Dan yang terakhir minat psikologis adalah interaksi antar minat pribadi dan situasional, dimana minat pribadi saling mempengaruhi keadaan lingkungan. Misal; Secara genetis minat pribadi kita adalah musik, orangtua pun ikut mendukung kalau kita berkarir dengan provide les musik, membelikan alat musik untuk latihan di rumah, membolehkan kita mengikuti ekskul musik, ikut lomba, dll. Support dari orangtua ini tentu akan menaikkan minat situasional kita.
Minat dipengaruhi oleh 2 aspek; Aspek kognitif dan aspek afektif. Aspek kognitif berkaitan dengan perhitungan keuntungan dan kepuasan pribadi. Seperti kita menilai seberapa penting suatu hal tsb. Sedangkan aspek afektif adalah sikap yang menilai seberapa menyenangkan kegiatan terkait minat. Bagaimana emosi yang muncul pada kegiatan tsb berdasarkan pengalaman pribadi. Contoh; seseorang menyukai kegiatan merangkai bunga, emosi yang dirasakan dari kegiatan tersebut selalu positif (senang). Tetapi Dia tidak ingin menjadikan merangkai bunga sebagai profesi, karena menurutnya merangkai bunga tidak menguntungkan secara financial, Dia menjadikan kegiatan tsb sebagai hobi semata.
Minat sendiri terdapat beberapa jenisnya, berikut adalah jenis-jenis minat menurut skala RMIB.
Penjelasan detail minat tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:
Aspek penting lainnya selain minat adalah bakat. Menurut Corsini
dalam Dictionary of Psychology bakat
adalah suatu kemampuan tingkat tinggi dalam aspek tertentu yang dibawa sejak
lahir, seperti musik, melukis, matematika, yang dengan latihan dapat tampil
sangat baik. Setiap orang memiliki bakat yang berbeda-beda.
Bakat dipengaruhi oleh intelegensi (cenderung genetis). Multiple Intelegence adalah kecerdasan khusus dari masing-masing individu. Bisa disebut juga sebagai bakat. Contohnya seperti anak yang berbakat dalam musik. Sekali mendengar alunan musik, Dia bisa meniru atau memainkan alat musik atau bernyanyi sesuai notasi alunannya. Berbeda halnya apabila Dia tidak berbakat, tentu Dia akan buta nada tsb. Untuk kemampuan yang sifatnya umum, dapat diukur dengan tes IQ. Akan terlihat nantinya seberapa besar potensi koginitf yang dimiliki. Semakin besar potensi kognitifnya, semakin besar pula peluang untuk dapat mempunyai bakat di berbagai bidang.
Ada beberapa cara untuk mengetahui potensi
dalam diri, yaitu salah satunya dengan trial and error. Hal ini dilakukan dengan mencoba berbagai kegiatan yang dianggap
menyenangkan. Kelebihannya adalah kita dapat mengeksplorasi banyak bidang,
sedangkan kelemahannya hal itu membutuhkan banyak waktu.
Kenapa
kita harus tau minat dan bakat kita? Karena bakat, minat, intelegensi
perlu diketahui salah satunya untuk meramalkan keberhasilan pendidikan dan
pekerjaan. Apabila kita dapat mengetahui lebih dahulu tentang potensi dalam
diri kita, hal itu dapat berguna untuk memprediksi masa depan kita kelak.
Begitupun sebaliknya, apabila kita tidak dapat mengenali minat dan bakat kita maka yang terjadi adalah keburukan yang kita dapat. Contohnya saja dapat kita lihat 40% pada tahun 2010, mahasiswa mengalami Drop Out di tahun pertama karena merasa salah jurusan (edukasi kompas.com). Berdasarkan penelitian Indonesia Career Center Network di tahun 2017, 87% mahasiswa Indonesia salah jurusan. Jika salah dalam pilihan pendidikannya, remaja dapat mengalami kegagalan dalam belajar, kerugian finansial, dan juga penurunan rasa percaya diri (Kurnia et al, 2006). Ada kemungkinan juga seseorang yang salah jurusan akan salah juga dalam mendapatkan pekerjaan.
Keuntungan pemilihan pendidikan yang tepat sesuai minat dan bakat.
Bagaimana kalau sudah terlanjur belajar/bekerja pada hal yang tidak sesuai minat dan bakat kita?
“Hanya ada satu hal di alam semesta yang kamu dapat yakini untuk berkembang dan meningkat, dan itu adalah dirimu sendiri”-Aldous Huxley-
Mengenali diri via unplash |
Apabila kita melihat tokoh cartoon spongebob, mungkin kita sepakat bahwa Dia adalah sosok yang ceria, supel, disenangi banyak orang, colourful, dan ekspresif dalam beremosi. Ia sangat menikmati pekerjaannya (satu hal yang khas dari spongebob adalah Dia sangat menyukai pekerjaannya sebagai koki, bahkan selain dari pekerjaan itu Dia tidak mau mengerjakannya). Yang kita tahu bahwa spongebob sangat berminat dengan kegiatan memasak, Ia sangat senang membuat krabby patty. Dalam film itu pun diceritakan krabby patty buatan spongebob dinilai enak, beda halnya semisal krabby patty itu dibuat oleh temannya yaitu Patrick atau mr. Krab.
Cerita soal tokoh spongebob yang sangat ceria dan sangat menyukai pekerjaannya ini dapat dinilai cocok apabila kita berbicara soal potensi diri. Spongebob dinilai mampu mengenali potensi yang ada pada dirinya. Dia dapat menikmati pekerjaannya, karena Ia dapat menyeimbangkan antara minat, bakat, dan kepribadian yang Ia miliki. Serta Ia menemukan pekerjaan yang sesuai dengan minat, bakat, dan kepribadiannya tersebut.
Mengenali potensi diri sejak dini adalah suatu hal yang penting, karena dengan mengenali sejak awal potensi diri kita maka artinya kita dapat memaksimalkan potensi tersebut. Potensi (menurut KBBI) adalah kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan; kekuatan; kesanggupan; daya. Potensi diri merupakan kemampuan serta kekuatan dalam diri seseorang, baik yang belum terwujud maupun telah terwujud.
Seseorang yang dapat mengenali potensi diri, cenderung akan menikmati kegiatan atau pekerjaan yang sedang Dia lakukan. Contohnya seorang pelajar yang mampu mengenali potensi diri sejak awal, Dia tidak akan bingung tentang program studi apa yang akan Ia ambil kedepannya serta Dia akan menikmati kegiatan yang sedang dilakukannya. Potensi diri juga harus sesuai dengan minat dan bakat agar dapat dimaksimalkan secara baik.
Minat adalah dorongan dari dalam diri seseorang atau faktor yang menimbulkan ketertarikan atau perhatian secara selektif, yang menyebabkan dipilihnya suatu obyek atau kegiatan yang menguntungkan, menyenangkan serta mendatangkan kepuasan. Minat adalah aspek penting dari motivasi dimana minat mempengaruhi perhatian, cara belajar, cara berpikir, dan semangat berprestasi.
Hubungan antara minat dan hasil kerja yaitu minat yang lebih tinggi pada kegiatan tertentu berdampak pada proses dan hasil belajar/kerja yang lebih baik (Lepper dan Malone, 1987).
Keuntungan memiliki minat diantaranya dapat meningkatkan motivasi,
tidak terpaksa melakukan pekerjaan, lebih semangat, semakin ingin tahu, bekerja
lebih optimal, dan meningkatkan prestasi.
Sebaliknya, terdapat efek yang terjadi apabila kita mengerjakan sesuatu yang bukan menjadi minat kita yaitu; timbulnya perasaan tidak suka atau emosi negatif pada kegiatan tsb, bermalas-malasan dalam kegiatan yang kita lakukan tsb, sering membolos, prestasi rendah, bahkan efeknya apabila kita seorang pelajar bisa saja tidak naik kelas/ lulus.
Sebaliknya, terdapat efek yang terjadi apabila kita mengerjakan sesuatu yang bukan menjadi minat kita yaitu; timbulnya perasaan tidak suka atau emosi negatif pada kegiatan tsb, bermalas-malasan dalam kegiatan yang kita lakukan tsb, sering membolos, prestasi rendah, bahkan efeknya apabila kita seorang pelajar bisa saja tidak naik kelas/ lulus.
Ada terdapat 3 jenis minat yaitu minat pribadi, minat situasional, dan minat psikologis. Minat pribadi mempunyai ciri khas individu yang relatif stabil pada topik spesifik seperti tari, olahraga, ilmu pengetahuan, dsb. Contohnya apabila seseorang menyukai olahraga sedari kecil, maka sampai dewasa pun akan aktif berolahraga. Kalau seseorang menyukai matematika sedari kecil menyukai hitungan misalnya, maka dapat diperkirakan setelah dewasa pun Ia menyukai hitungan.
Sedangkan minat situasional adalah minat yang dapat tumbuh oleh kondisi dan faktor lingkungan. Seperti keadaan ruangan kelas/kerja, media, komputer, buku dsb. Dan yang terakhir minat psikologis adalah interaksi antar minat pribadi dan situasional, dimana minat pribadi saling mempengaruhi keadaan lingkungan. Misal; Secara genetis minat pribadi kita adalah musik, orangtua pun ikut mendukung kalau kita berkarir dengan provide les musik, membelikan alat musik untuk latihan di rumah, membolehkan kita mengikuti ekskul musik, ikut lomba, dll. Support dari orangtua ini tentu akan menaikkan minat situasional kita.
Minat dipengaruhi oleh 2 aspek; Aspek kognitif dan aspek afektif. Aspek kognitif berkaitan dengan perhitungan keuntungan dan kepuasan pribadi. Seperti kita menilai seberapa penting suatu hal tsb. Sedangkan aspek afektif adalah sikap yang menilai seberapa menyenangkan kegiatan terkait minat. Bagaimana emosi yang muncul pada kegiatan tsb berdasarkan pengalaman pribadi. Contoh; seseorang menyukai kegiatan merangkai bunga, emosi yang dirasakan dari kegiatan tersebut selalu positif (senang). Tetapi Dia tidak ingin menjadikan merangkai bunga sebagai profesi, karena menurutnya merangkai bunga tidak menguntungkan secara financial, Dia menjadikan kegiatan tsb sebagai hobi semata.
Minat sendiri terdapat beberapa jenisnya, berikut adalah jenis-jenis minat menurut skala RMIB.
Gambar 1. Macam minat menurut skala RMIB |
Gambar 2. Penjelasan bidang minat dan contoh pekerjaan |
Bakat dipengaruhi oleh intelegensi (cenderung genetis). Multiple Intelegence adalah kecerdasan khusus dari masing-masing individu. Bisa disebut juga sebagai bakat. Contohnya seperti anak yang berbakat dalam musik. Sekali mendengar alunan musik, Dia bisa meniru atau memainkan alat musik atau bernyanyi sesuai notasi alunannya. Berbeda halnya apabila Dia tidak berbakat, tentu Dia akan buta nada tsb. Untuk kemampuan yang sifatnya umum, dapat diukur dengan tes IQ. Akan terlihat nantinya seberapa besar potensi koginitf yang dimiliki. Semakin besar potensi kognitifnya, semakin besar pula peluang untuk dapat mempunyai bakat di berbagai bidang.
Selain itu terdapat aspek yang juga perlu dipertimbangkan dalam
memaksimalkan potensi adalah kepribadian. Kepribadian sendiri bersifat nature (Genetik:
Diturunkan) dan nurture (Pengaruh Lingkungan: Diajarkan). Untuk dapat
mengetahui jenis kepribadian berdasarkan tes MBTI, kita dapat mengikuti tes
online di: https://www.16personalities.com/id/tipe-kepribadian.
Kepribadian kita nanti akan diklasifikasikan berdasarkan skala seperti yang
terlihat pada gambar berikut:
Gambar 3. Skala kecenderungan |
Gambar 4. Overview of MBTI |
Cara kedua mengetahui potensi diri
adalah dengan mengobservasi dari
lingkungan sekitar atau social learning. Kelebihan dari cara
ini adalah kita dapat memiliki contoh dari orang lain sehingga tidak perlu
bingung, serta kemungkinan resiko yang timbul dapat dipelajari dari lingkungan.
Kekurangannya yaitu apa yang kita pelajari dari orang lain belum tentu sesuai
dengan diri sendiri, dan juga apa yang kita lakukan bisa jadi hanya meniru
semata.
Cara ketiga mengetahui potensi dalam
diri adalah dengan diarahkan oleh
Psikolog. Dengan cara ini kemampuan individu kita dapat dinilai oleh
psikolog dengan melakukan pemeriksaan psikologis (psikotes), khususnya tes
minat bakat. Cara ini akan menghasilkan gambaran profil potensi yang lebih
komprehensif dan akurat.
Cara mengetahui bakat
Observasi kapan kita bisa berlama-lama dalam suatu kegiatan. (2) Lihat
kualitas kerja dalam kegiatan tsb. (3) Evaluasi emosi ketika berkegiatan,
apakah emosinya positif atau negatif, disukai/tidak. (4) Berapa lama kita mampu
bertahan dengan kegiatan tsb. (5) Seberapa sering kita mengulangi kegiatan tsb.
Apabila kita kesulitan dalam mengetahui bakat dengan menggunakan
cara diatas, maka kita dapat meminta bantuan orang lain dengan metode Johari
Window.
Gambar 5. Metode Johari Window |
Begitupun sebaliknya, apabila kita tidak dapat mengenali minat dan bakat kita maka yang terjadi adalah keburukan yang kita dapat. Contohnya saja dapat kita lihat 40% pada tahun 2010, mahasiswa mengalami Drop Out di tahun pertama karena merasa salah jurusan (edukasi kompas.com). Berdasarkan penelitian Indonesia Career Center Network di tahun 2017, 87% mahasiswa Indonesia salah jurusan. Jika salah dalam pilihan pendidikannya, remaja dapat mengalami kegagalan dalam belajar, kerugian finansial, dan juga penurunan rasa percaya diri (Kurnia et al, 2006). Ada kemungkinan juga seseorang yang salah jurusan akan salah juga dalam mendapatkan pekerjaan.
Keuntungan pemilihan pendidikan yang tepat sesuai minat dan bakat.
Meningkatkan motivasi belajar terutama motivasi intrinsik. (2) Kualitas
studi diharapkan prima. (3) Mengurangi stress dalam menghadapi pendidikan
(memudahkan konsentrasi belajar). (4) Mampu menentukan skala prioritas. (5) Memiliki
target yang jelas. (6) Terhindar dari ancaman putus sekolah (karena bosan atau
nilai kelulusan pas-pasan).
Bagaimana kalau sudah terlanjur belajar/bekerja pada hal yang tidak sesuai minat dan bakat kita?
Hal tersebut dapat diatasi dengan meningkatkan minat
situasionalnya seperti dengan belajar atau bekerja sama dengan teman-teman
dekat, membuat catatan yang menarik dengan stabilo berwarna, ruangan kerja
dibuat senyaman mungkin, membuat media kerja senyaman mungkin, atau membuat
kegiatan yang menarik di tempat belajar atau kerja.
“Hanya ada satu hal di alam semesta yang kamu dapat yakini untuk berkembang dan meningkat, dan itu adalah dirimu sendiri”-Aldous Huxley-
(15 Juni
2019, Sharse LYS)
Narasumber:
Rini Setianingsih, M.Psi (Psikolog anak dan remaja).
Moderator:
Uji
Notulis: Bela Putra
Salam bertumbuh
Komentar
Posting Komentar