Langsung ke konten utama

Helping Local Heroes: My Journey with MSMEs in Bogor and Their Digital Transformation

Over the past few years, I’ve had the amazing opportunity to work closely with micro, small, and medium enterprises (MSMEs) in Bogor—a city known for its cool weather, green landscapes, and, now, rising entrepreneurial spirit.

At first glance, many of these businesses seemed like any other local shops: home-based food producers, crafters, small-scale clothing sellers, and traditional service providers. But behind every small business was a passionate individual or family pouring their heart into what they do. What they needed wasn't just funding or motivation—they needed a way to adapt to the fast-changing world. That’s where digital adoption came in.

Starting the Digital Conversation

When I first introduced the idea of going digital—using social media, setting up an online store, joining digital payment platforms—many business owners were hesitant. Some had never used a smartphone beyond WhatsApp. Others feared they weren’t "tech-savvy" enough. So we started small.

I organized relaxed, community-based workshops where we’d sit together, drink coffee, and walk through simple digital tools step by step. We focused on what mattered most to them: how to get more customers, how to manage orders easily, and how to market their products online without spending too much.

Real Progress, Real People

One of my favorite success stories is from a mother-and-daughter duo who ran a homemade sambal (chili sauce) business. Before going digital, they sold mostly to neighbors and friends. With some training, they started using Instagram, Tokopedia, and Shopee. A few months later, their sambal was being shipped to other cities in Java—and eventually even reached customers in Kalimantan and Sulawesi. The joy on their faces when their first out-of-town order came in? Unforgettable.

Another inspiring case was a local tailor who had always relied on walk-in customers. We helped him create a digital catalog of his custom designs, and within a few weeks, he was receiving orders from Jakarta clients who found him through TikTok!

What I Learned Along the Way

Supporting MSMEs isn’t about throwing technology at them—it’s about listening, understanding their daily challenges, and introducing tools that actually fit their workflow. It’s about celebrating small wins, being patient with slow progress, and building confidence bit by bit.

Most importantly, I learned that digital transformation is not just about business growth. It’s about empowerment. When an MSME owner realizes they can compete, grow, and dream bigger because of digital tools, that’s when the real transformation happens.

Looking Forward

Bogor is full of potential. The more we support local entrepreneurs to embrace digital change, the stronger the local economy becomes. I'm proud to be part of that journey—and even more excited for what’s ahead. There are still many MSMEs waiting for their moment to level up. And I’m ready to walk that road with them, one click at a time.


Bela Putra Perdana

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kewirausahaan : Teori Life Path Change

Menurut Shapero dan Sokol (1982) dalam Sundjaja (1990), tidak semua wirausaha lahir dan berkembang mengikuti jalur yang sistematis dan terencana. Banyak orang yang menjadi wirausaha justru tidak memali proses yang direncanakan. Antara lain disebabkan oleh: a.       Negative displacement       Seseorang bisa saja menjadi wirausaha gara-gara dipecat dari tempatnya bekerja, tertekan, terhina atau mengalami kebosanan selam bekerja, dipaksa/terpaksa pindah dari daerah asal. Atau bisa juga karena sudah memasuki usia pensiun atau cerai perkawinan dan sejenisnya.        Banyaknya hambatan yang dialami keturunan Cina untuk memasuki bidang pekerjaan tertentu (misalnya menjadi pegawai negeri) menyisakan pilihan terbatas bagi mereka. Di sisi lain, menjaga kelangsungan hidup diri dan keluarganya, menjadi wirausaha pada kondisi seperti ini adalah pilihan terbaik karena sifatnya yang bebas dan tidak bergantung p...

Agriyaponik: Membangun Agroindustri Berkelanjutan dari Cibubur, Indonesia

Di tengah kawasan Cibubur yang asri dan tidak jauh dari hiruk-pikuk Jakarta, sebuah revolusi pertanian sedang berlangsung secara senyap namun berdampak besar. Di persimpangan antara teknologi, keberlanjutan, dan ketahanan pangan, berdirilah Agriyaponik —sebuah inisiatif agroindustri inovatif yang mendefinisikan ulang cara kita menanam, mengonsumsi, dan memandang pangan di Indonesia. Apa Itu Agriyaponik? Agriyaponik adalah usaha agroindustri modern yang menggabungkan dua sistem pertanian tanpa tanah: akuaponik dan hidroponik . Sistem ini memadukan budidaya tanaman dan ikan dalam satu ekosistem tertutup yang saling menguntungkan. Metode ini secara signifikan menghemat penggunaan air, tidak memerlukan lahan luas, serta menghilangkan kebutuhan akan pupuk kimia atau pestisida. Berlokasi di Cibubur , Agriyaponik bukan sekadar kebun. Ia adalah laboratorium hidup untuk pertanian berkelanjutan, pusat pelatihan bagi petani urban masa depan, dan model sistem pangan masa depan di wilayah padat ...

Memilikimu-Tere Liye

Sepetik karya Tere Liye Sunset via unplash Aku mencintai sunset. Menatap kaki langit, ombak berdebur. Tapi aku tidak pernah membawa pulang matahari ke rumah. Kalaupun itu bisa kulakukan, tetap tidak akan kulakukan. Aku menyukai bulan, entah itu sabit, purnama, tergantung di langit sana. Tetapi aku tidak akan pernah memasukkannya ke dalam ransel. Kalaupun itu mudah kulakukan, tetap tidak akan kulakukan. Aku menyayangi sebuah mawar, berbunga warna-warni mekar semerbak. Tapi aku tidak akan memotongnya, meletakkannya di kamar, tentu bisa kulakukan apa susahnya. Namun tidak akan kulakukan. Aku mengasihi kunang-kunang, terbang mendesing kerlap kerlip di atas rerumputan yang gelap. Tapi aku tidak akan menangkapnya di botolkan menjadi penghias di meja makan. Tentu masuk akal dilakukan, pakai perangkap. Namun tidak akan pernah kulakukan. Ada banyak sekali jenis cinta di dunia ini. Yang jika kita cinta, bukan lantas harus memiliki. Ada banyak sekali jenis suka, kasih dan sayang...